Ch. 15 : Tersesat

8 0 0
                                    

Sudah dua hari semenjak aku berjalan melewati hutan ini. Dari peta yang aku lihat, untuk menuju kerajaan Deermania dari desa Frizt dapat melalui 2 jalan. Pertama adalah melalui jalan utama, melewati kota Ross lalu ibukota kerajaan. Setelah itu aku harus melewati beberapa kota lainnya hingga memasuki kerajaan Deermania. Jalan yang berikutnya adalah jalan yang aku lewati saat ini.

Yah, meskipun ini tidak bisa disebut jalan, ini adalah jalan setapak di tengah hutan yang sudah beberapa dekade tidak dilewati siapapun. Aku bertanya kepada Marty mengenai jalan ini, Dia hanya menyarankan untuk berhati-hati saat melewatinya. Dia tidak memberi alasan, hanya berkata demikian.

Dalam peta jalan ini disebut jejak rubah, entah mengapa dinamai seperti itu. Namun aku berharap disini tidak ada monster rubah raksasa atau Monster lain. Jika itu masih berupa russel aku bisa mengatasinya.

Namun perlu kuakui jalan ini sangat jauh. Aku belum menemui ujung dari hutan ini, padahal aku kira aku akan menemukan desa dalam waktu dekat. Apakah ini karena aku tidak lihai membaca peta. Ataukah aku memang tersesat.

Semoga saja tidak... Aku lebih memilih pemikiran yang pertama. Aku hanya yakin jika ini jalan yang benar.

Perlu diketahui juga sekarang adalah mal hari. Dan aku sedang duduk didepan perapian yang baru saja aku buat. Mungkin bukan ide yang bagus menyalakan api ditengah hutan belantara. Namun jika aku tidak menyalakan nya, aku merasa tidak enak sangat tidak enak.

Jujur aku masih percaya adanya hantu di dunia ini. Bagaimana tidak banyak mahluk aneh disini, jika itu hanya hantu pasti ada banyak dan sangat banyak.

Cukup dengan itu, lagi pula aku sangat lapar. Aku akan makan apa ya malam ini?

Aku membawa cukup banyak makanan selumbari yang lalu. Aku tak perlu menyebutkannya.

Seperti kemarin malam aku membuat daging Rubrid panggang. Yah meskipun dulu juga aku membuat ini, tapi makanan ini terasa berbeda dari yang dulu.

Seperti yang kalian ketahui aku hanya membakar daging ini tanpa bumbu apapun sehingga rasanya agak menjijikan dan hambar. Namun aku membawa senjata rahasia untuk mengatasinya.

Yap, betul... Garam, dan benar saat aku menaburi daging ini dengan garam rasanya berubah 60°, rasanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku lalu membuat adonan air dan garam lalu meletakan daging diatasnya juga meratakan garam tersebut.

Kali ini aku juga mencoba hal baru, aku memetik beberapa daun dan bunga yang beraroma wangi dari hutan.

Aku ingin menyeduhnya dan membuatnya sebagai teh. Sebagai info saja, dulu sewaktu aku di rumah, di duniaku sebelumnya lah, aku sering menyeduh beberapa tanaman. Diantaranya ada yang pahit dan wangi, namun juga menghangatkan. Salah satunya adalah bunga blimbing wuluh, itu adalah favoritku. Selain sedap seduhan dari bunga itu bisa dijadikan obat batuk maupun flu.

Cukup dengan info tersebut, aku mendapat beberapa tanaman. Yah ini memang tanaman asing namun tidak ada salahnya mencoba, mungkin ini memiliki khasiat tersendiri.

Aku lalu mencoba membuat suatu racikan, yah racikan yang tanpa dasar. Namun ini sangat seru. Aku memasukan dua tangkai bunga putih, sehelai daun yang beraroma seperti jeruk lalu akar dari tumbuhan yang mirip dengan jahe. Aku memasukkannya kedalam gelas kayu yang ku buat dari batang bambu. Setelah itu aku menunggu air yang ku rebus dari tadi matang.

Ohh, aku hampir lupa, dagingnya... Hampir saja gosong.

Dimana pedangku...

Aku mencari ke sekeliling, ahh. Ini dia.

Aku lalu menusuk daging yang sudah di balut dengan air garam.

Ini dia... Pasti sedap...

Aku lalu meletakkan pedang yang penuh dengan daging itu diatas bara api. Aku tinggal menunggunya matang bersama dengan air.

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang