Ch. 9 : Toko Antik Ruby

11 1 0
                                    

Ini sudah sore, saatnya aku kembali ke desa.

Seperti tadi pagi aku melaporkan hasil buruanku. Kali ini aku mendapat 2 keping perak. Karena aku memburu lebih banyak. Ini sudah cukup untuk melunasi hutangku tadi pagi.

Sebelumnya aku tidak membawa mayat dari monster-monster ini, karena aku belum tau siapa yang akan membelinya. Kini aku sudah memiliki seorang pembeli, jadi aku membawa tas yang penuh dipunggung ku.

Didalam tas ini berisi sekumpulan mayat monster, diantaranya adalah rubrid dan russel.

Aku sebelumnya berniat untuk membayar hutangku terlebih dahulu. Tetapi aku membawa barang yang sangat banyak.

Aku harus menjual ini semua terlebih dahulu.

Aku belum tau ini akan dibeli dengan harga berapa. Aku hanya senang jika dia mau membeli dengan harga tinggi.

Kring kring...

"permisi"

Aku memasuki toko tersebut, dan terlihat toko ini sepi seperti biasa.

"selamat datang. Tuan relawan, tak kusangka anda datang cepat"

Dia menyapaku dari belakang mejanya. Dia terlihat senang dengan kedatanganku.

"aku sudah membawa apa yang kau minta"

Aku meletakkan tas ini keatas meja. Membuat mejanya sedikit bergetar. Ini sangat berat.

"ya, tolong Anda keluarkan satu persatu"

Sesuai permintaannya aku mengeluarkan semuanya.

Dia melihat satu persatu dengan barang yang ku bawa. Mereka memang hanya terdiri dari dua jenis, namun ukurannya berbeda beda.

Seorang pedagang harus tau betul mengenai barang yang akan mereka beli atau mereka jual. Jika tidak maka mereka bisa saja mengalami kerugian.

Bagiku yang masih pemula, aku belum begitu memperdulikan hal semacam ini. Ada orang yang membeli saja sudah membuatku senang.

Mencari keuntungan sebanyak banyaknya? Itu memang prinsip setiap orang. Namun jika kau masih belum mengerti apa apa mengenai perekonomian. Maka kau akan menyesal melakukannya.

Yang pasti, untuk pertama tama aku hanya bisa melihat dan menuruti kemauan pria didepanku. Jika masuk akal aku bisa menyetujuinya. Meski begitu, aku tetap percaya, pasti dibalik sini ada kelicikan yang tersembunyi.

Aku tidak bermaksud suudzon tetapi di kehidupan semacam ini kau tidak bisa mempercayai setiap orang dengan mudah. Kehidupan masih sulit, ancaman dimana mana. Makan atau dimakan, menipu atau ditipu. Itu adalah perkara biasa.

Dia masih meneliti buruanku, orang ini benar benar hati hati.

"ini cukup banyak, bagaimana jika aku memberimu 5 koin perak"

Aku berfikir sebentar. Lima koin perak, berarti itu, seratus... dua ratus... lima ratus koin tembaga. Ini sangat banyak. Kira kira berapa kilo beratnya.

Aku tidak bisa melihat satupun kerugian dari transaksi ini. Bagaimanapun 5 koin perak adalah harta yang tak terukur bagiku. Untuk saat ini.

Jika aku menolak atau menaikkan harga, itu hanyalah hal bodoh. Aku tidak memiliki alasan untuk melakukannya.

"baik"

Dia lalu mengambil 5 koin perak dari laci mejanya. Sebenarnya aku sangat senang tapi aku menutupinya. Berusaha menampilkan wajah setenang mungkin. Itu adalah naluri bisnis.

Aku lalu pergi ke toko tadi pagi. Aku berniat untuk segera membayar hutangku. Aku tidak ingin memiliki catatan kriminal dimana pun.

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang