5

376 20 0
                                    

Sebenarnya kata-kata temanku itu seperti cambuk pada diriku. Kata-kata yang menusuk. Kata-kata yang sebenarnya hanya peringatan. Tapi tanpa sengaja Dia seperti menyambukku.

Ya... Memang Aku masih berperang dengan diriku sendiri. Aku masih belum bisa menerima bahwa Aku menyukai sesamaku.

Aku hanya bisa menerima bahwa Aku menyukai teman sejurusan dengan ku. Walaupun Aku tahu, Dia tidak akan pernah bisa menjadi milikku.

Aku tahu itu. Aku menyadarinya. Toh Kalau pun Dia tahu, pasti yang ada Dia dan semua menjauhiku. Aku hanya bisa memendamnya. Memendam untuk diriku sendiri.

..............

Suatu hari, sesaat setelah bel berbunyi. Bel yang menandakan bahwa jam pelajaran di mulai. Sesaat sebelum Aku masuk ke kelas, teman seorganisasiku menahanku untuk masuk.

Aku tak tahu Kenapa. Tiba-tiba mereka, ya....mereka, 2 Orang yang berada satu jabatan dengan ku di kepramukaan, Joy dan Nur, mereka marah-marah padaku. Kemarahan yang sebenarnya Aku tak tahu. Mereka menuduhku melakukan sesuatu, menjelek-jelekan mereka di depan Semua Orang. Akupun tak tahu sama sekali.

Aku masih tak mengerti. Sudah ku coba menjelaskan Kalau Aku sama sekali tidak pernah melakukannya. Berkali-kali Aku menjelaskannya. Berkali-kali pula mereka Tak mau percaya.

Sampai akhirnya mereka membawa Nama Orang tuaku. Dan Aku pun Tak sanggup lagi untuk menahan amarahku.

Tak apa kalo mereka memakiku, tapi jangan pernah membawa-bawa Orang tuaku. Tahu apa mereka? Pernahkah mereka bertegur sapa dengan Orang tuaku? Tidak....Tak sepantasnya mereka melakukannya.

Semua orang juga tahu Kalau mereka tak pernah melakukan tugasnya. Dan semua tugas Aku yang melaksanakannya.

Setelah mereka pergi, Aku segera menuju toilet. Membasuh mukaku untuk menyamarkan bengkak pada mataku karena menangis.

Aku kembali ke kelas, meminta Maaf kepada guru yang ada di dalam dan langsung menuju tempat dudukku.

Teman sebangkuku melihatku, melihat mataku yang bengkak. Dia bertanya apa Aku baik-baik saja. Aku hanya diam.

Hingga pelajaran usai. Setelah guru meninggalkan kelas, teman sebangkuku bertanya kembali. Aku mulai memeluknya dan menangis dalam pelukannya.

Dia menenangkanku, mengusap punggungku. Yang Aku lakukan hanya menangis dan tak mengatakan apapun.

...... TBC

Semoga suka ya 😅 gua lg ada acara bukber sama teman-teman kerjaan.
Tiba-tiba dapat ide. Ya udah di tulis wkwkwkwk

Maafin kalo gaje ya 😂

Jgn lupa vote and comment 👍

Free MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang