Azzahra.
Tak teras Sudah 4 hari pernikahan aku dan mas azam berlangsung,tak ada komunikasi yang baik sama sekali diantara kami selama 4 hari ini,hanya sesekali berbicara itu pun dimulai dari aku yang sering menawarinya makan atau minum yang dijawabnya dengan ketus tapi ia tetap menerima tawaran ku walaupun ia membawa makanannya kekamar setelahnya ia hanya mengurung diri dikamar sesekali nonton tv kupikir mungkin mas azam sibuk dengan pekerjaannya entahlah aku tak berani bertanya padanya sama sekali..
Hari-hariku hanya aku isi dengan membersihkan rumah serta membenahi kebun bunga dihalaman rumah kami yang cukup luas untuk menanam bunga yang aku suka, hari-hariku hanya diisi kegiatan seperti ini,karna aku tak diperbolehkan lagi untuk bekerja di toko bunga padahal aku sudah bekerja selama hampir tiga tahun ditoko itu,pak sandi yang punya toko pun ramah siapa yang tidak betah bekerja kalau yang punya toko ramah serta baik dan tak pelit..
Hari ini mas Azam pergi entah kemana sedari pagi jam 9 hingga sampai saat ini sudah mau masuk sholat ashar mas Azam belum pulang agak kawatir juga dengan mas azam bagaimana pun dia suamiku dan surgaku ada padanya..
Aku tak karuan sedari tadi hanya mondar-mandir diruang tamu sambil menunggu mas Azam pulang hampir 1 jam aku menunggu setelah sholat ashar hanya mondar -mandir diruang tamu baru terdengar bunyi deru suara mobil mas Azam,bergegas aku membuka pintu dengan seulas senyum menghias dibalik cadarku walau pun wajah ini sama sekali tak pernah diliat oleh mas Azam...
Assalamu'alaikum,,ucap mas Azam..
Waalaiqumsalam,,jawabku masih dengan senyum mengembang diwajahku...
"Ngapain kamu dihadapan pintu, minggir saya mau lewat..ucap mas Azam sambil menggerakan tangannya
Memperintahkan aku agar menjauh dari hadapannya.."Salim,ucapku sambil mengulurkan tangan kananku sedikit menggeser posisi ku yang berada ditengah-tengah pintu..
"Gak usah salim-saliman saya capek..jawab mas Azam hendak berjalan masuk rumah tapi sebelum ia melewatiku aku tarik tangannya cepat aku tempelkan dihidung dan mulut ku yang tertutup cadar setelahnya aku langsung menjauh dari mas Azam yang seperti masih terdiam ditempatnya..
Disini seperti memang aku yang harus berjuang memperbaiki hubungan rumah tangga kami yang tak sewajarnya ini...
******
Tak terasa adzan Maghrib berkumandang mengajak para umat muslim untuk mengerjakan sholat..
Ku hampar sajadah mengarah kiblat untuk melaksanakan sholat 3 raka'at yang diperintahkan oleh Allah swt, aku lantunkan ayat-ayat Allah dalam sholat ku dengan fasihnya, selesai sholat ku baca surah Yasin untuk kedua orangtuaku yang sudah disisinya dengan derai air mata yang membasahi pipi ku yang tak tertutup cadar mengingat kenangan kebersama aku dan kedua orang tuaku yang tak akan ku dapatkan lagi....
Selesai sholat dan membaca Yasin bergegas aku menuju dapur memasak makanan untuk makan malam, walaupun mas Azam jutek dan memiliki mulut pedas tak pernah sekalipun iya menolak makanan atau minuman yang sudah aku hidangkan kepada dia,mas Azam tetap menghargai usahaku walupun tak pernah makanan itu dimakannya dihadapan ku terkadang iya membawan makanannya kekamar,diruang tamu sambil menonton tv atau diteras sambil menat halaman rumah..
Tok.tok.tok
"Mas Azam, zza udah masak, makanannya udah siap mau zza bawain kekamar mas Azam..ucapku tanpa ragu karena kalau masalah makanan mas Azam tak pernah menolak sama sekali..
"Ya,,bawa kesini saya males keluar,apalagi makan barengan sama kamu enek jadinya..
Jleb
Segitu gak mau yakah mas Azam makan bareng sama aku,tapi kenapa dia mau makan makanan aku kalau benci orangnya ya sekalian benci juga makanann
Astagfirullah, istighfarku mengingat yang ku pikirkan tadi merupakan sebuah kesalahan,bagaimana pun dia itu suami kamu zza,surgamu ada padanya..
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.” [1]
Sujud merupakan bentuk ketundukan sehingga hadits tersebut di atas mengandung makna bahwa suami mendapatkan hak terbesar atas ketaatan isteri kepadanya. Sedangkan kata: “Seandainya aku boleh…,” menunjukkan bahwa sujud kepada manusia tidak boleh (dilarang) dan hukumnya haram.
Sang isteri harus taat kepada suaminya dalam hal-hal yang ma’ruf (mengandung kebaikan dalam agama). Misalnya ketika diajak untuk jima’ (bersetubuh), diperintahkan untuk shalat, berpuasa, shadaqah, mengenakan busana muslimah (jilbab yang syar’i), menghadiri majelis ilmu, dan bentuk-bentuk perintah lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan syari’at. Hal inilah yang justru akan mendatangkan Surga bagi dirinya, seperti sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
Dan yang diperintahkan mas Azam tadi tak bertentangan dengan ajaran Islam hanya cara penyampaiannya meminta bawakan makanan untuknya sarad akan sindiran tak suka padaku..
Kamu hanya perlu bersabar zza..
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Alhamdulillah selesai untuk part ini walaupun pendek-pendek..
Vote dan komentar ya😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Azzahra ( Slow Update)
Spiritualitéperjodohan yang tidak pernah diinginkan Azam menjadi bumerang besar yang menghantam perjalanan hidupnya yang tak pernah ia sangka,rasa cinta yang tak pernah muncul dihati Azam yang beku akan perempuan kian melunak oleh kehadiran Zahra yang sabar dan...