bibir delima dengan banyaknya aksara, rasanya mau ku jejalkan dengan bibirku saja
ㅡbagaimana? tak apa, kan?
Marked, Hun, 2017.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan April nyatanya emang bukan bulan baik buat gueㅡkayaknya, sih. Mulai dari salah paham tentang hubungan Lucas-Milara, berantem sama Archa, dan sekarang sukses bikin Milara marah besar karna keciduk kiss sama Yerina; bukan kiss sebenernya, sih.
Intinya, this is totally my fault.
Dan dengan hampir berakhirnya bulan April sekarang, semua masalah gue juga harus berakhirㅡekspentasinya, gitu.
"Milara mana?"
Caca langsung mendongak dari kertas-kertas rekap absennya, lagu iKON yang terdengar menggema seisi kelas yang kosong itu langsung di-pause. Memilih taruh bolpoin dan bertanya sengak, "lah gak sama lo, Mas?"
"Kalo sama gue, gak mungkin gue nanya ke elo," gue mendecak. "ㅡtolol"
"Ngegas."
Gue mendengus. Lanjut berjalan mendekat, duduk diatas meja berisi tumpukan kertas sembari taruh kresek putih besarㅡkantung khas Alfamidi) berisi ciki-ciki dan minuman ringan; sogokan agar si Cantik gak marah lagi.
"Milara barusan keluar," katanya.
"Sama siapㅡ"
"Jibril, tadi keluar sama Jibril." potongnya, seolah tau pertanyaan yang udah mau keluar dari bibir gue. Ia melirik kresek didepannya, "emang gak kasih tau lo?" tanyanya.
Gue geleng.
"Ya bener juga sih," Caca menggendikan bahu santai. Lanjut berkutat dengan lembaran rekap sembari menghunus satu kalimat frontal. "Lo bukan siapa-siapanya, ngapain si Milara musti laporan, kan?"
Sialan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seharian penuh, Milara bener-bener hilang. Bukan dalam artian diculik terus gue ditelfon diminta tebusanㅡamit-amit, bukan. Tapi seharian ini, suara yang biasa terdengar manis, sama sekali gak terdengar sampai sore ini.
