Night In District

179 53 16
                                    

[ a u t h o r - p o v ]

[ a u t h o r - p o v ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Milara. Mana."

Dua kata itu sukses menggema. Pengunjung sukses menatap interaksi dua darah biru yang tengah berhadapan dengan dua iris saling membunuh satu sama lain. Archa dengan senyum liciknya, Arshun dengan tatapan sengitnyaㅡtotal menarik seluruh atensi.

"Ouh, lo ketinggalan opening, Hunㅡ"

"Peduli setan! Milara mana?!"

Archa terbahak, "harusnya lo tadi liat gimana Milaraㅡ" bugh! Satu bogeman berhasil melayang, membuat nyeri sepanjang tulang pipi kiri milik Archa. Bogeman Arshun bukan main-main. "Tsk! Gue baru tau kalo cewek lo cantik. Ah, gue pengen make diaㅡkkkhh,"

Leher pemuda berdagu panjang itu dicekik, nafasnya putus-putus tapi masih sempat terkekeh parau mendapati Arshunㅡpelaku pencekikannya, tengah menatapnya garang.

"Gak usah banyak cingcong! Milara mana?!"

"L-le-lepas d-duluㅡkhh, Hun."

Arshun mendecih, "kasih tau gue, Milara manㅡ"

"Kak! Kakak! Aghㅡ"

Arshun langsung melepas cekikannya, menoleh kesamping dan mendapati Milara dengan lebam, luka diwajah cantiknya, kemeja biru muda yang lusuh dan hampir tak berupa, juga genangan air mata yang turun basahi pipi gembilnya. Gadis cantik itu tengah dicekal dua pria berbadan besar.

"Cantik,ㅡ" Arshun mendekat, lepas kedua tangan Milara yang dicekal pria disisi kanan-kirinya. "Hey," Arshun memeluk tubuh Milara, membawa kepala Cantiknya menuju dada. "Baby, are you okay?"

Dan sebuah gelengan Milara membuat beban didada Arshun sedikit hilang.

"A-aku dipukulㅡhuks! Kak . . . takut, mau p-pulang . . ."

"Iya, kita pulang, oke?"

"Drama live action," suara lain menginterupsi bersamaan dengan Milara yang ditarik kebelakang dengan paksaㅡsurainya dijambak, total menjerit dan meraung memanggil nama Arshun. "Did you hear that, Hun? Milara calls your names, over there, bratㅡthen, try me. Come closer, loser."

Arshun mendesis, tahu betul pemilik suara serak yang kini menjambak surai Milara. Kotaro. Sahabatnyaㅡralat, MANTAN SAHABATNYA yang kini berdiri pongah didepan, menjauhkan Milara dengan menjambak surai si gadis, berdiri bersebelahan dengan Jibril yang tangannya di-gips.

Total, Arshun mau meledak.

"Mau lo apaan sih, anjing?" Arshun berdiri, hendak memukul Kotaro tapi mendadak kedua lengannya dicekal pria-pria berbadan kekar. "Lepasin, bangsat! Lo kalo mau, satu lawan satu, anjingㅡ" kalimat Arshun tercekat, satu platina tajam mendekat kearah nadi Milara dihadapannya. "Bangsat, Milara gak ada hubungannya sama ini! Lepasin dia!"

NOZONE, KIM SEUNGHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang