When tomorrow comes How different it's going to be? Why do love and hate sound just the same to me?
ㅡtokyo, rm. 20 Juli, 2020.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arshun fikir, cinta halnya semenjana. Biasa saja. Cinta hanya sebuah lelucon. Tapi Milara berbeda. Bagaimana afeksi dan renjana luar biasa, lukisan dari kanvas Tuhan yang paling sempurna.
Arshun sebegini cinta.
Seperti kemarin matanya menangkap wajah Milara. Memeluk dan mengantarkan afeksi lembut juga ciuman tak banyak menuntut. Memberanikan diri merubah semuanya, memulai dari awal.
Cinta adalah lelucon, dan sekarang takdir membuat dirinya menjadi lelucon.
Arshun dipermainkan dunia, setelah ia mempermainkan dunianya; Milara.
Tangannya lantas secarik kertas dari dalam amplop yang baru diterima pagi ini. Pinggiran kertasnya terlihat koyak tak beraturanㅡbekas habis ditarik paksa. Tulisan bertinta hitam yang berantakan, memudar karena terkena hiasan bekas tetes air mata.
Rentetan paragraf menusuk ulu dada.
──────────────────────────
Tokyo, 03.02 am. 10 July 2020 ↪kepada yang tak sempat.
──────────────────────────
kepada rasa sesal-ku yang menjadi-jadi karna tak sempat berujar kalau aku juga tengah mencintai,
kepada suryaku yang kini telah hilang ditelan gerhana,
kepada nadi-ku, yang sempat memanggil namaku kala bintang berbisik merindu,
kepada kak arshun; ini semua rasa sesal milikku yang menjadi-jadi. membuncah setiap hari ditengah nadi, berisik sampai mencekik.
kuharap semua ini lebih dari sekedar cukup untuk kamu melepasku dan aku melepasmu.
meski aku tak janji, akan mudah menghapusmu layaknya kamu menghapusku.
kamu bahagia, dan aku harus juga.
jika kamu bertanya kenapa aku tak ada, maka jawabanku hanya ; sudah tak ada lagi alasanku berdiri disampingmu semenjak kepergianmu dulu. dan sekarang, aku tak sanggup jika harus melihatmu mengikat wanita lain selain aku.
semoga berbahagia.
selamat tinggal, mentari. terimakasih telah menyinari separuh fajar dan senjaku. kini, aku memilih temaram bulan dalam malam-ku.
untuk yang terakhir,
terima kasih sudah pernah mencintaiku; kak, aku juga masih sangat mencintaimu.
ㅡMilara. ──────────────────────────
Arshun tersenyum kecut. Mematut dirinya didepan cermin kamar, menatap pantulan dirinya dengan setelan texudo putih dan sematan mawar didada kiriㅡkacau, tak ada lengkung senyum disana. Bayang rentet namanya dengan wanita lain diatas kertas emas yang tersebar dimana-mana. Menuliskan tujuan tak beralamat hanya dengan menuliskan nama Milara. Sayangnya,
ㅡundangan pernikahannya sampai tanpa dikirim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- 김 승훈 - NOZONE
:
Dan akhirnya cerita ini tamat juga, huhu. Sebenernya aku udah berkali-kali mikir ulang buat endingnya; mulai dari Milara sebenernya cuma ilusi Arshun, Milara meninggal, Milara nikah sama Lucas, Milara hilang, Milara nikah sama anak geng si Archa, dsb. Pada akhirnya juga balik lagi ke konsep awal, Milara gak terdeteksi dan Arshun nikah sama cewe lain.
Sad ending semua emang, ehe.
So, makasih buat semua dukungan kalian. Aku seneng banget tau kalo ada yang komen, huhu:(((((((