Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seragam kusut, tas yang hilang entah kemana, juga lebam biru ditulang pipiㅡsisa tadi sore yang sempat adu jotos dengan Jibrilㅡtak luput dari pandangan mata. Arshun hari ini total kacau, begitu kira-kira penilaian Deo saat mendapati Mas-nya berdiri diambang pintu dengan wajah lusuhnya.
"Masㅡ"
"Mas lagi capek. Kalau Mama cariin, bilang Mas lagi tidur."
Deo hanya mengangguk, melirik kaleng-kaleng bir dan dua kotak nikotin dalam kantung plastik yang dibawa Masnya. Mendapati wajah lusuh Arshun, Deo urung bertanya kenapaㅡpertanyaannya menjadi retorik. Tanpa bertanya, semua orang juga tau kalau hanya satu sebab kenapa si Sulung Dynar itu bisa kacau.
Milara.
"Mas,"
Arshun menoleh dianak tangga, menghentikan langkah untuk menuju kamarnya di lantai dua. "Kenapa," matanya sayu menatap Deo. "Kamu mau pesen makanㅡ?"
"Tadi ada temen Mas bawa undangan, aku taruh dinakas kamar. Arcㅡnamanya Archa, iya."
Arshun menyipitkan mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pekat asap rokok lagi-lagi membumbung tinggi, melingkupi kamar besarnya yang tadinya beraroma lilyㅡtapi kini berganti menjadi aroma bir kalengan yang sudah berserak, juga asap Dunhill terselip.
Arshun kacau.
Mata sayunya menatap lembar yang sama diberikan saat Archa menemuinya di bar kemarin, juga kini undangan itu terhitung ada dua, lengkap dengan notes berisi tulisan semrawut, 'dateng, gue tantang. Lo bukan loser, kan?'ㅡtapi Arshun tak acuh, pilih sesap rokoknya lagi.
Tapi niatnya menghabiskan waktu untuk merusak diri nampaknya harus ditunda. Sebab ponsel canggihnya bergetar diatas lantai, dekat kaleng birnya yang masih terisisa setengahㅡsebuah surel muncul disana, membuat Arshun gatal memencet dan membaca larik kalimat disana.
- - -
from : cloe prince •atchacloe99@xmail.kr to : shunxxx@xmail.kr date : May 15, 2017 21.45