Dan untuk pertama kalinya kupercayakan keselamatanku padamu.
__________
Dan Yeri tidak bisa bernapas selega biasanya sejak pemuda berdarah sialan itu muncul di hadapannya lagi untuk kedua kalinya.
Bedanya, kali ini ia muncul dengan keadaan yang lebih baik, dengan senyum yang sangat Yeri benci.
Lelaki sialan itu benar-benar ingin cari mati. Ingatkan Yeri untuk menjambak habis rambutnya setelah insiden hari itu.
Setelah mengeluarkan tipu daya belakaㅡsoal Yeri adalah pacarnyaㅡia malah pergi meninggalkan Yeri yang langsung dilempari sorak-sorai teman-temannya. Belum lagi ledakan pertanyaan yang menyerang.
Duh, kalau diingat-ingat terus malah bikin Yeri tambah keki. Jadi, lebih baik buang saja jauh-jauh pikiran tentang pemuda berdarah berlabel Jungkook itu.
Nanti kalau ketemu lagi, biar dia rasa dulu bogeman sedap dari Yeri.
Awas saja!
*****
Lelaki muda berperawakan tinggi dengan wajah nan tampan duduk asal di atas meja di ruangan lusuh yang gelap dan berdebu. Hanya ada tumpukan kardus bekas, seolah-olah meja tersebut disengajakan keberadaannya di tempat tersebut.
Di hadapannya berdiri lelaki lain, dengan seragam sekolah dengan membawa amplop coklat di tangannya.
"Lo liat aja sendiri."
Sepatah kata itu membuat lelaki di atas meja tersebut tersenyum miring dan menyambar amplop itu dan membukanya dengan tak sabaran. "Semoga bukan sesuatu yang buruk."
Tapi di beberapa detik kemudian, yang dilakukannya justru adalah menghempas kasar amplop tersebut setelah melihat isinya.
"Bangsat! Dia masih bisa selamat juga?" Dia turun dari meja dan tanpa aba-aba langsung menampar yang berseragam itu.
"Gue bilang apa hah? Buat Jungkook mati. Kenapa dia masih napas sampe sekarang, anjing! Bodoh lo. Bunuh Jungkook aja gak becus!" Urat di lehernya menonjol keluar menandakan ia sedang marah besar.
Yang berseragam hanya diam. Menggigit bibir, menahan amarah.
"Gue gak mau tahu, lo harus habisin Jungkook secepatnya. Gue gak mau liat keluarga dia bersenang-senang di atas semua yang udah mereka lakuin ke gue."
Si lelaki berseragam menggangguk dan setelah itu ia berbalik pergi. Sudah muak dengan semua otoritas yang dikeluarkan manusia di hadapannya itu.
"Apapun yang terjadi, bunuh Jungkook dalam waktu dekat,"
Si berseragam tetap berjalan tak peduli dengan orang di belakangnya yang terus meneriaki namanya.
"Lee Taeyong."
*****
Tiga serangkai, 2 Kim 1 Jeon, berjalan beriringan menuju parkiran. Banyak pasang mata yang tertuju pada mereka dengan sedikit pemujaan terhadap tampannya wajah masing-masing. Mereka tak peduli. Toh sudah biasa.
Lagipula tampang cantik dari cewek-cewek itu tak mempan menarik satupun perhatian salah satu dari mereka.
Semuanya sudah taken ngomong-ngomong. Eh, kecuali Jungkook. Ia masih betah jomblo. Lebih sibuk balas dendam sih tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPITERNAL [jjk x kyr]
FanfictionMungkin peristiwa berdarah yang dialaminya malam itu adalah peristiwa berdarah terbaik yang pernah ada. Kalau biasanya ia hanya akan merintih kesakitan, menunggu kawanannya datang menolong, malam itu justru ia berakhir dengan sebuah pelukan dari gad...