neun.

630 127 7
                                    

Bagaimana rasanya ketika kau sedang dilanda gugup berlebihan hingga yang bisa kau buat hanya mondar-mandir tak karuan? Jika sudah pernah merasa maka selamat, kau sama persis dengan Jeon Jungkook sekarang.

Mingyu bahkan dibuat pusing karena lelaki berandalan tersebut sedari tadi tak berhenti meneleponnya.

"Makanannya mau ditaruh di mana, Kook?" Sapaan akrab dari Bibi Hwang malah terasa mengintimidasi dan lagi-lagi membuat Jungkook drop setengah mati.

Dengan tanpa mampu bersuara, ia menunjuk meja kecil di sudut ruangan. Bibi Hwang terkekeh tetapi tetap menurut. Anak ini benar-benar menggelikan.

Ya kalian pikir saja. Ini Jeon Jungkook. Ia bahkan sudah sangat terbiasa dengan dunia gelap. Sebut saja misalnya senjata, kekerasan, saling pukul, dan bahkan saling bunuh. Namun sekarang, laki-laki itu berdiri menautkan jarinya dan menggigit bibirnya dengan kaki setengah gemetar hanya karena seorang perempuan.

Hari ini kan jadwal berkunjungnya Yeri. Dan gadis itu baru saja mengirimkan pesan bahwa ia akan sampai 30 menit lagi.

"Tuan terlihat gugup."

Jungkook menoleh sebentar, "Aku gak bisa gak gugup kalo ceweknya modelan Yeri."

"Tuan suka Nona Yeri?"

Jungkook melenguh sebelum menjawab pertanyaan sialan dari asisten rumahnya itu. "Ya, menuㅡ."

Brum brum

Oke, ucapan Jungkook terpotong dengan deru berisik motor milik Taehyung yang mulai memasuki halaman rumahnya.

Bibi Hwang hanya bisa tersenyum geli kala Jungkook menghela napas dan dengan langkah gusar membukakan pintu.

Dasar anak muda mabuk cinta!

*****

"Kita bisa menyerang malam ini kalau Tuan mau." Seokjin membawa beberapa map coklat ke hadapan Taeyang.

Lelaki yang masih terlihat sangat segar untuk ukuran seorang manusia paruh baya itu mengangguk-anggukan kepalanya, seakan setuju dengan apa yang diutarakan Seokjin. Manusia 20-an tahun itu tidak boleh dianggap remeh. Harus serang kalau mau menang.

"Kita ke rumah sekarang. Jungkook harus diikutsertakan dalam penyerangan kali ini." Ucap Taeyang mantap.

Seokjin mengangguk, "Baik Tuㅡeh? Mengajak Jungkook? Apa Tuan tidak salah?"

Taeyang menatap lurus dengan pandangan yang sangat kosong. Di saat seperti ini, ia seharusnya mendapat dukungan hangat dari istrinya. Mendapat pelukan atau mungkin usapan hangat pada punggung dan lengan. Sayangnya, itu mustahil untuk sekarang.

Hyorin telah pergi meninggalkan dirinya dan Jungkook untuk selama-lamanya.

"RJ, setidaknya kalau aku tumbang di penyerangan itu, aku masih bisa memastikan anakku selamat sampai sisa napasku."

Seokjin menghela napas, "Tapi kalau justru Jungkook yang tumbang, bagaimana?"

"Aku percaya, anakku itu kuatㅡ melebihi diriku." Lelaki itu tersenyum paksa, memaksa wajah Jungkoook menghantui pikirannya.

*****

"Ck, lo itu bodoh atau gimana sih? Kan udah gue bilang, catnya dicampur dulu, baru dikasih air." Yeri memukul pelan kepala Jungkook dengan kuas di tangannya.

Sepertinya rasa gugup Jungkook sudah menguap kemana-mana dan kini hanya bisa tergantikan oleh dengusan malas. Perempuan di hadapannya ini benar-benar mengerikan. Ia tak segan terus memukul Jungkook dengan kuas di tangan kirinya kalau-kalau Jungkook berlaku salah.

SEMPITERNAL [jjk x kyr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang