sieben.

761 147 10
                                    

Dan tanpa kusadari, aku malah menarikmu dalam pusaran bahaya.

_______

Pria botak yang pernah ditemui Jungkook di rumah sakit, Jeon Ilguk, tergesa-gesa menuju ruangan tempat kakak sulungnya berada. Kalau sedang keadaan darurat begini, siapa sih yang bisa tenang?

"Di mana hyung?" Tanya Ilguk pada asisten kakaknya yang sedang berjaga di depan pintu.

"Tuan ada di dalam." Mendapat jawaban seperti itu membuat Ilguk lansung mendorong pintu kayu tersebut.

Di dalamnya, kakak sulung dari Ilguk yang tak lain merupakan ayah dari Jungkook sedang duduk memangku salah satu kakinya, disertai batang tembakau terselip di bibirnya. Di sebelahnya berdiri asistennya, yang kalau Ilguk tidak salah ingat biasa dipanggil RJ.

"Hyung, bagaimana bisa kau bersantai saat nyawa anakmu terancam?" Ucap Ilguk berapi-api. Tatapan nyalang bahkan ia layangkan pada kakaknya tersebut.

Terlihat kakaknya menghembuskan napas. Rahangnya mengeras, tetapi tatapan matanya menyendu, pertanda bahwa ia sedang khawatir jua. "Apakah secepat itu Hun ingin balas dendam?" Terdengar suara parau dari mulut sang kakak.

Ilguk menggeleng, "Aku bahkan baru diteror iblis tersebut," Ilguk melempar teleponnya ke meja, "baca saja, Hyung." Si asisten pun mengambil telepon tersebut dan menyerahkannya pada atasannya.

Beberapa saat kemudian, ia melempar telepon tersebut. "Jadi, penembakkan Jungkook baru-baru ini juga ulah Hun?" Ilguk mengganguk.

"Sialan!" Si kakak terlihat begitu marah. Berani-beraninya mereka mengusik Jungkook yang bahkan tak tahu menahu soal dendam masa lalu mereka.

"RJ, siapkan tim untuk terus melindungi dan mengawasi Jungkook." Titah sang kakak membuat RJ langsung mengangguk dan pamit keluar dari ruangan menyisakan Ilguk dan saudaranya.

"Aku senang kau bergerak cepat seperti ini, Taeyang hyung."

"Aku tak mungkin membiarkan darah dagingku terluka barang sedikit pun." Ucap Taeyang setengah menggeram dan sambil mengepalkan jari-jari kuat sampai memutih.

"Bujuk Jungkook kembali ke rumah. Aku mohon."

The war has begun just now.

*****

Lee Taeyong terlihat asik bermain basket di lapangan. Baju putihnya bahkan telah basah hampir semua bagian karena keringat yang mengucur derasnya. Beberapa murid perempuan menjerit dari atas balkon karena dapat sedikit melihat tubuh Taeyong akibat seragam yang basah. Dasar wanita!

Memang sudah waktunya pulang, tapi laki-laki itu masih terus bermain, bahkan tanpa mengenal lelah. Mungkin memang ia harus menggunakan waktu sebaik mungkin karena mungkin ia tak lagi mempunyai me time sebab ia telah dijadikan alat balas dendam.

Taeyong tak ingin. Tapi ia butuh uang untuk biaya hidupnya sehari-hari. Miris memang.

Taeyong tiba-tiba berhenti dari kegiatannya saat suara berat memanggilnya dari belakang.

"Lo lagi?" Taeyong melempar asal bola basket, "masih punya nyali juga lo datang ke sini?"

"Gue gak secupu yang lo pikirin."

Taeyong tersenyum miring, "Gak cupu gimana kok bisa ketembak malam itu? Kenapa lo gak mati aja bangsat?" Ucap Taeyong geram.

SEMPITERNAL [jjk x kyr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang