Sepertinya rasa lelah pada diri Yola belum berakhir juga. Bayangkan coba, Mulai dari pagi ia harus mengurus ini itu untuk perayaan hari ulang tahun sekolah. Ya walaupun enggak sendirian, tapi dirinya lah yang paling sibuk di antara yang lain.
Setelahnya di tambah perlombaan antar kelas yang membuatnya harus panas panasan di lapangan untuk kelancaran acara.
Dan sekarang sudah waktu jam pulang. Seharusnya Yola sudah pulang, tetapi kenyataannya ia kembali harus mengikuti latihan drama.
Maunya sih tidak mau , tapi mau gimana lagi. Drama akan di tampilkan nanti malam, jadi hari ini di haruskan ada latihan drama biar tampilan nanti malam akan maksimal.
Tetapi Yola juga tidak begitu yakin nanti drama yang akan di tampilkan akan bagus dan berhasil karena latihannya aja baru sekarang.
Siapa yang mau di salahin?? Yola juga tidak tau harus menyalahkan siapa. Intinya sekarang ia ingin semua yang ikut drama harus berlatih bersungguh sungguh di hari ini juga.
Kalau nanti malam penampilannya tidak bagus dan malu maluin gimana?? ingin sekali Yola menjambak rambutnya sendiri.
Yola sampai di ruang kesenian, ia berdecak sebal karena tidak ada satu orang pun di sana, Berarti ia lah yang pertama sampai.
Lihat deh sekarang, ia sendiri sudah serius mau latihan sedangkan yang lainnya malah nyantai nyantai begini. Yola tau ini bukan acara pementasan drama anak SD yang harus di latih berbulan bulan agar maksimal. Tapi setidaknya di latih satu sampai dua kali biar bagus nantunya.
Sejujurnya Yola bukan tipe orang yang senang melakukan pertunjukan di banyak orang, apalagi drama. Namun jika ia kemarin ngundurin diri, ia merasa tidak enak dengan Bu Egah, apalagi Bu Egah sempat mengirimkan pesan bahwa Yola harus bertanggung jawab agar drama nya lancar.
"Hai incess, maaf baru kesini, gue habis dari toilet" Egi muncul di pintu dengan wajah biasa biasa aja tanpa ada rasa bersalah.
Yola merasa kesal dengan Egi yang terlihat biasa biasa saja. Apakah Egi tidak khawatir akan drama nanti malam ambu radul karena anak anak yang lain tidak di latih sama sekali.
Yola mengangkat kedua alisnya tanda menanyakan kemana anak anak yang lainnya.
"Mungkin lagi menuju kesini incess."
"Lo gimana sih Gi, udah di umumin enggak sih?"
"Enggak, tadi aku cuman bilang sama Zakka. Gue kira yang lainnya udah pada tau" jelas Egi sedikit ragu.
"Tau apaan coba. Ya mereka enggak bakalan tau kalo belum lo kasih tau. Gue aja yang jadi anggota osis gak bakalan tau kalo bukan lo yang ngasih tau".
"Iya juga ya" Egi menggaruk garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Pementasan drama itu udah nanti malem egi. Elo gak kepikiran apa, gue tau bukan ini bukan salah lo, tapi setidaknya lo umumin dari kemarin" Yola mengatakannya dengan nada geram.
Sedangkan Egi menunduk dan diam Saja. Kalau melihat Yola kesal seperti ini dia tidak bisa berkata kata apa lagi.
Melihat raut wajah Egi yang terlihat bersalah, Yola menghembuskan nafasnya kasar. Merasa kasihan juga dengan Egi. Seharusnya anak anak yang ikut drama bertanya kek kapan latihan, tapi sepertinya mereka tidak peduli. Mereka tidak tau rasanya seperti Egi yang harus menjadi ketua osis yang di kelilingi kesibukan.
"Ya udah lo tenang aja. Biar gue yang hampirin mereka". Baru saja Yola ingin melangkah namun di cegat oleh Egi.
"Biar aku aja incess"
"Ya udah sana umumin dulu biar mereka tau. Entar keburu mereka pulang. Tapi agak cepet ya, gue gak mau jadi penunggu di sini".
Egi mengangguk "Ok, deh" dan berbalik keluar dengan langkah cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess YOLA
Подростковая литератураMeinne Yola Zani. gadis yang super tomboy dan juga berani. Tidak ada yang Yola takuti kecuali Papa nya. Bahkan Yola ditakuti oleh siswa SMA Tunas bangsa (sekolah milik kakeknya) karena gadis tersebut memiliki aura yang menakutkan. Pada suatu hari i...