make up

24 3 0
                                    

Malam pementasan drama akan dimulai malam ini.
Mala dan Vani mondar mandir di ruangan kecil belakang panggung. Keduanya mencari Yola yang dari tadi di tunggu kedatangannya. 15 menit lagi drama akan di mulai.

"Incess mana sih Van?" Mala duduk di kursi plastik setelah mondar mandir.

" Kayanya Incess nggak bakal dateng mal" ucap Vani pasrah lalu duduk di samping Mala.

Vani berkata demikian karena ia tau bahwa incessnya tidak suka menampilkan diri di depan banyak orang. Mungkinkah Yola akan membatalkan ikut drama? Ah tapi tidak mungkin karena Yola juga orang yang bertanggung jawab. Dia tidak bakalan tiba tiba saja membatalkan jika acaranya sudah malam ini.

Vani mengeluarkan botol minuman dari tas nya. Kemudian di teguknya sedikit demi menghilangkan rasa capeknya yang sedari tadi mondar mandir menunggu kedatangan Yola.

"Sayang banget, padahal kita udah dandan cantik gini. Tapi incess gak dateng" Mala tampak lesu sambil memainkan ujung dres warna ungu yang di pakai nya.

Begitu juga dengan Vani. Vani merasa dress biru muda yang di kenakannya tidak spesial kalau tidak ada incess nya.

"Mal"

"Hmm" jawab Mala lesu.

"Udah di telfon lagi belum?"

"Udah dari tadi Van. Tapi enggak di angkat juga" Mala kembali menekan panggilan dalam layar ponselnya. Mencoba menghubungi Yola.

Vani menengok ke samping panggung kemudian kembali lagi ke tempat duduknya.
"Bentar lagi acara di mulai"

"Di whatsapp ga di bales, gak di read juga" Mala masih fokus dengan layar ponselnya.

"Incess udah datang belum?" tiba tiba Egi muncul dengan setelan jas berwarna hitam. Lelaki itu tampak seperti laki2. Maksudnya, lebih macho dari hari hari biasanya yang biasanya hanya memakai seragam membungkus tubuhnya yang kurus.

"Gila, ganteng juga lo Gi pake begituan" puji Vani jujur. Sampai tidak menghiraukan pertanyaan Egi.

Egi tersenyum bangga, tapi kemudian kembali serius.
"Incess mana?"

"Belum datang" jawab Vani.

"Gue sih udah telfon dari tadi, tapi enggak di angkat angkat. Mending lo  telfon lagi deh siapa tau di angkat" Usul Mala.

Egi mengangguk. Lalu mencari kontak Yola yang di namai Yola sz kemudian menelfonnya.

"Halo incess"

Mala dan Vani langsung mendekati Egi.

"Ngapain lo berdua?" tanya Egi. Menatap keduanya bergantian yang berada di samping kanan dan kirinya.

"Lah, di angkat kan? Gue pengen denger" Mala mendekatkan telinganya di ponsel Egi yang menempel di telinga Egi.

"Gue bohong kali, belum di angkat juga" Ucap Egi dengan terkikik geli.

Plakkk.
Mala menimpuk kepala Egi dengan tas kecilnya.

Egi cengingisan sambil sedikit meringis dan mengusap ngusap bagian samping kepalanya yang kena timpukan maut Mala.

"Gila lo Mal, pasti sakit banget tuh" ucap Vani melihat Egi dengan rasa kasihan. Karna ia juga pernah kena timpukan Mala dan rasanya sakit bray.

"Lagian, udah keadaan kaya gini pake bercandaan segala" Mala kembali menuju kursi yang tadi ia duduki dan kemudian duduk dengan bibir mengerucut kesal.

Mala memang sering dan hobi bercanda, ia juga adalah orang yang tidak gampang marah walaupun di ejek seperti apapun. Tapi apabila ada orang yang bercanda di keadaan serius dia paling tidak suka dan tidak akan segan segan menimpuk kepala siapapun kecuali Orang yang lebih tua darinya dan juga incessnya.

"Ya udah gue minta maaf" Egi menghampiri Mala dengan tersenyum memohon.

"Udah gue maafin" jawab Mala judes, kemudian membelakangi Egi.

"Ikhlas gak nih?" Egi menoel bahu Mala.

"Apa an sih, jangan Noel Noel deh. Mending coba telfon incess lagi" Mala beranjak dari duduknya.

"Iya deh" Egi kembali menelfon Yola.

"Ya udah gue ke depan dulu, gue nunggu incess sambil duduk di kursi penonton aja. Yuk van" Mala menggandeng tangan Vani.

Kemudian Vani mengikuti langkah Mala.

"Mala, Vani"

Mendengar suara itu Mala dan Vani menghentikan langkah bersamaan. Kemudian berbalik.

"Incess" kaget keduanya kompak.

Egi yang dari tadi fokus menatap layar ponsel untuk menghubungi Yola, sekarang mendongak dan tersenyum melihat Yola yang sudah menghampiri Mala dan Vani.

"Ih nyebelin deh, aku kira incess ga bakalan dateng" Vani mengerucutkan bibirnya.

"Maaf deh, gue tadi ada masalah dikit, soalnya mang Samik lagi sakit" jelas Yola.

"Aaaaaahh" Mala memekik keras.

"Aduh Mala, lama lama gue budeg denger teriakan lo" Vani menutup telinganya dengan kedua jari tuelunjuk.

"Maaf Van. gue sampai enggak nyadar bahwa incess dandan. Omg, cantik bangeett" Mala menatap wajah Yola tanpa berkedip.

"Ah iya, gue juga ga nyadar dari tadi. Sumpah deh malam ini incess cantik banget" Ucap Vani juga dengan mata tak percaya. Baru kali ini ia melihat incessnya pake polesan make up.

Make up sederhana memolesi wajah Yola yang putih bersih membuat wajah gadis tomboy itu tampak lebih cantik, juga gaun merah selutut yang di pakainya membuat penampilan Yola terlihat sangat anggun.

"Gue pangling incess, ini beneran incess?" Egi menghampiri Yola dengan tatapan memuji.

"Kok pada lebai sih. Ini kapan acara dramanya di mulai? Gak enak tau pakek make up gini. Berat di muka gue" Yola hampir saja mencopot bulu mata palsu di matanya.

Tetapi langsung di tepis oleh Mala.

"Aduh jangan di cabut incess. Entar cantiknya kurang, lagian bulu matanya juga yang tipis"

Yola mendesah pasrah, inilah alasannya dia lebih suka jadi cewek yang gak pernah make up.

"Ya udah ayo ke depan panggung". Ajak Egi.

Ketiganya pun mengikuti langkah Egi.

Akhirnya Yola pake make up juga.

Maaf ya ceritanya masih kurang bagus. Doain semoga aku makin jago nulis cerita. Terimakasih sudah membaca, vote kalau suka.

See you

Salam manis # intanFL06

Princess YOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang