📮🔥 MENGHADAPI ORANG YANG MARAH
🎓 Imam Ibnul Jauzi _rohimahulloh_ mengatakan :
متى رأيت صاحبك قد غضب وأخذ يتكلم بما لا يصلح، فلا ينبغي أن تعقد على ما يقوله خنصراً، ولا أن تؤاخذه به.
🔥 *"Saat engkau melihat temanmu marah dan mulai berkata yang tidak pantas, maka seyogianya engkau tidak menganggap ucapannya dan tidak menghukumnya karena itu.*
فإن حاله حال السكران، لا يدري ما يجري.
⛔️ *Sebab, kondisinya seperti kondisi orang yang mabuk, tidak tahu apa yang terjadi.*
بل اصبر لفورته، ولا تعول عليها، فإن الشيطان قد غلبه، والطبع قد هاج، والعقل قد استتر.
🌻 *Justru, hendaknya engkau sabar atas gejolak kemarahannya dan tidak usah menganggapnya. Karena, setan menguasainya, kemarahan menyeretnya, dan akal tertutup.*
ومتى أخذت في نفسك عليه، أو أجبته بمقتضى فعله كنت كعاقل واجه مجنوناً، أو كمفيق عاتب مغمى عليه. فالذنب لك.
💥 *Saat engkau menganggapnya atau membalas perbuatannya, engkau seperti orang berakal menghadapi orang gila atau seperti orang sadar yang mencela orang pingsan. Maka dosa untukmu.*
بل انظر بعين الرحمة، وتلمح تصريف القدر له، وتفرج في لعب الطبع به. واعلم أنه إذا انتبه ندم على ما جرى، وعرف لك فضل الصبر.
💐 *Justru, lihatlah dengan kasih sayang, engkau menyarankannya untuk berhenti semampunya, dan engkau melepaskannya dari permainan kemarahannya. Ketahuilah, jika dia sadar, dia akan menyesal atas apa yang terjadi dan mengetahui keutamaan kesabaranmu.*
وأقل الأقسام أن تسلمه فيما يفعل في غضبه إلى ما يستريح به.
🌻 *Minimalnya, engkau diam (pasrah) pada apa yang dia lakukan saat marahnya hingga dia selesai.*
وهذه الحالة ينبغي أن يتلمحها الولد عند غضب الوالد، والزوجة عند غضب الزوج، فتتركه يشتفي بما يقول، ولا تعول على ذلك، فسيعود نادماً معتذراً.
📝 *Kondisi ini sepantasnya untuk diperhatikan oleh seorang anak saat ayahnya marah dan istri saat suaminya marah. Biarkan dia puas bicaranya dan tidak usah engkau anggap. Dia akan rujuk, menyesal dan meminta ma'af.*
ومتى قوبل على حالته ومقالته صارت العداوة متمكنة، وجازى في الإفاقة على ما فعل في حقه وقت السكر.
📛 *Saat orang yang marah dihadapi sesuai dengan kondisi dan ucapannya itu (seperti orang yang sadar), permusuhan tak akan terelakkan. Dia akan membalas dengan sadar terhadap perbuatan yang dilakukan kepadanya ketika akalnya tertutup.*
📚 _(Shoidul Khathir, Ibnul Jauzi hlm. 94-95 via Maktabah Syamilah)_
✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com