Chapter 5

11K 986 61
                                    

"Jadi ini calonnya? Janda beranak satu eh,"

Apa?!

Tubuh Sasuke menegang mendengar perkataan ayahnya. Ia melirik Sakura takut-takut. Sakura itu temperamen. Bisa saja ia menyemprot ayahnya dengan kata-kata yang menurut Sasuke sedikit ... gila. Bahkan Sasuke bisa merasakan aura Sakura sedikit berbeda.

Sementara Sakura sedang mencoba mengontrol emosinya. Jika saja ia tidak mengingat bahwa yang ada di hadapannya ini adalah calon ayah mertuanya, Sakura ingin memaki saja dan memberitahu bahwa ia masih gadis dan belum memiliki anak.

"A-ayah, Sakura bukan janda beranak satu. Aku bisa jelaskan." Sasuke berbicara.

"Ah namanya Sakura." Fugaku menatap Sakura dari atas sampai bawah. "Penampilannya biasa, tidak seperti Karin." Fugaku menilai.

"Itu karena Karin dan Sakura-chan berbeda." Mikoto datang dari arah dapur. "Kalian sudah datang ya. Kebetulan ibu baru selesai masak, ayo kita makan malam bersama. Sakura-chan, berikan Sarada pada pelayan. Dia akan menaruhnya di kamar Sasuke."

Sakura mengeratkan pelukannya pada Sarada. Ia sedikit ragu, takut kehilangan Sarada seperti tadi siang. Sasuke menepuk bahu Sakura pelan, meyakinkan bahwa ia bisa percaya pada pelayan di rumahnya. Sakura sedikit rileks di buatnya. Ia memberikan Sarada pada pelayan.

Mereka semua pergi ke meja makan. Mikoto membawa makanan dari dapur. Sakura yang sudah duduk bangkit dan bersuara. "Biar aku bantu ibu."

Mikoto tersenyum. "Tentu Sakura-chan."

Sakura pergi ke dapur bersama Mikoto membawa semua makanan ke meja. Sakura mengambilkan makanan untuk Sasuke. Sebagai calon menantu yang baik ya harus terlihat baik dan sopan. Supaya menciptakan kesan yang baik dan bisa di terima. Begitu pikirnya.

"Maaf kami terlambat."

Mikoto menoleh saat mendengar suara putra sulungnya. Itachi datang dengan seorang anak berusia tiga tahun, dan Karin yang berdiri di sampingnya.

"Kau datang bersama Karin?" Tanya fugaku.

"Kami tadi bertemu di halaman depan." Jelas Itachi. "Izumi tidak bisa datang karena merawat si kembar, mereka sakit."

Mikoto menatap prihatin. "Ah cucu kembarku sakit. Nanti aku akan menjenguk mereka."

"Nenek, tadi sebelum bibi Karin turun dari mobil masa dia memakai lipstik lagi berwarna merah. Dia seperti habis meminum darah." Komentar Itara anak Itachi.

Sakura menatap penampilan Karin dari atas sampai bawah. Ia mengenakan dress selutut yang menampilkan belahan dadanya. Ia mau ikut lomba model atau ajang pamer dada? Lalu lipstiknya berwarna merah menyala. Tidak salah jika ibu mertuanya memanggil tante-tante menor karena sesuai penampilannya.

"Hai Sasuke-kun." Karin menyapa Sasuke yang hanya di balas wajah datar dan acuh. Karin merengut.

Itara menarik baju ayahnya. "Bibi Karin centil ya ayah."

"Yah, anak kecil selalu berkata jujur. Ayo kita mulai saja makan malamnya." Ucap Mikoto mengalihkan. Ia sudah duduk di samping Fugaku.

"Sasuke-kun mau udang?" Karin mengambil udang dan akan menaruhnya di piring Sasuke.

"Tidak! Sasuke-kun alergi dengan udang. Kau tidak tahu itu?" Sakura menatap sinis.

Karin pun balas menatap sinis. "Siapa kau berani mengatur-mengatur? Pembantu baru ya?"

"Kau tidak tahu aku? Aku adalah calon istri dari Sasuke-kun. Aku tahu makanan yang ia sukai dan tidak ia sukai." Sakura memeluk lengan kanan Sasuke mesra. "Sasuke-kun juga tidak suka dengan wanita menor yang menampilkan belahan dadanya. Itu mengumbar aurat."

Sasuke's Baby ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang