Chapter 7

11.5K 1K 62
                                    

Jam makan siang Sasuke putuskan untuk mengambil Sarada. Mobil hitam milik Sasuke berhenti di halaman yang luas di mansion Uchiha. Sakura yang duduk di kursi penumpang segera turun dan berjalan masuk memasuki rumah besar itu, namun langkahnya terhenti saat Sasuke memanggilnya.

"Apa?" Tanya Sakura setelah berbalik.

Sasuke membuka mulutnya hendak bicara, namun kembali ia rapatkan kembali. "Tidak jadi. Cepat ambil Sarada."

Sakura mengangguk dan kembali berjalan. Ia mengetuk pintu selama tiga kali dan pelayan membukanya. "Nona,"

"Apa ibu ada?"

Pelayan mengangguk. "Ayo masuk dulu."

"Tidak perlu, aku buru-buru. Aku kesini hanya untuk mengambil Sarada." Jelas Sakura.

Pelayan mengerti kemudian meninggalkan Sakura. Tak lama Mikoto datang dengan Sarada di gendongannya. Ia tersenyum melihat Sakura. "Hai sayang. Sekarang sedang istirahat, kau ingin mampir makan dulu?"

"Tidak ibu. Aku buru-buru dengan Sasuke. Dia ada di mobil.

Mikoto mengangguk dan memberikan Sarada kepada Sakura. "Jadi bagaimana persiapan pernikahan kalian?"

Sakura terdiam. "Pernikahan? Maksud ibu aku akan menikah dengan Sasuke?" Ia menganga tak percaya.

"Sasuke tidak memberitahumu? Kami setuju kau menikah dengan Sasuke. Sasuke bilang pernikahannya akan di laksanakan dua minggu lagi. Dasar anak itu!" Mikoto mendesah dan bersedekap.

"Aku, tidak tahu." Lirihnya.

"Sakura cepat!" Sasuke berteriak keras membuatnya menoleh.

"Ibu aku harus pergi." Sakura pamit dan segera kembali ke mobil.

"Wanita jika sudah bertemu wanita repot juga ya, sudah kubilang buru-buru tapi kau masih sempatnya mengobrol." Sasuke berbicara saat Sakura sudah masuk ke dalam mobil. Sasuke melajukan mobilnya kembali ke luar rumah.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Sakura berkata lirih.

"Soal?"

"Kita akan menikah dua minggu lagi tapi kau tidak memberitahuku? Kenapa? Kita bahkan belum menyiapakan apa pun."

"Aku sudah menyiapkan segalanya. Baju, undangan, makanan, tempat acaranya. Aku sudah mengaturnya. Kau cukup diam saja." Sasuke melirik Sakura sekilas dan kembali fokus menyetir.

"Apa kau ingin mempermalukanku?"

Lampu merah menyala dan mobil Sasuke berhenti. Ia menatap Sakura. "Maksudmu apa?"

"Kau ingin aku diam saja sementara kau mengurus semuanya? Kau ingin mempermalukan aku karena aku tidak melakukan apa-apa? Lalu mereka menganggapku sebagai menantu tidak berguna."

"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin kau repot." Jelas Sasuke.

"Tapi kau membuatku terlihat seperti itu. Aku memang ingin menikah denganmu, tapi bukan seperti ini. Aku ingin pernikahanku menggunakan uang kita berdua. Kalau begini aku terlihat seperti orang miskin dan kau orang kaya."

Suara klakson mobil saling bersahut-sahutan karena lampu sudah hijau kembai. Sasuke buru-buru melajukan mobilnya kembali. "Baiklah aku minta maaf, kita akan membicarakan ini nanti. Tapi sekarang kita buru-buru. Kau harus tahu."

"Tahu apa?" Tanya Sakura ketus.

"Kau akan tahu nanti." Balas Sasuke lembut.

Sasuke mewajari sikap Sakura. Mereka akan menikah dan Sakura tidak tahu apa-apa soal pernikahan mereka. Apa lagi Sasuke yang mengurusnya sendiri tanpa Sakura. Pasti Sakura berpikir ia tidak berguna dan menyusahkan.

Sasuke's Baby ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang