Season 2 : Prolog

7.4K 617 22
                                    

Naruto © Mashashi Kishimoto
A SasuSaku Fanfiction
Warning : Typo, gaje, ooc, dkk
Present : Sasuke's Baby 2












~Happy Reading~

###

"Aku pulang!"

Setelah membuka dan menutup pintu rumahnya kembali, Sasuke berjalan masuk dengan lesu sambil melonggarkan dasi di kerahnya. Ia menghela napasnya lelah, merasakan pegal pada punggungnya karena terlalu lama duduk.

Langkahnya terhenti dan ia terpaku pada pemandangan yang ada di depannya. Ia berjalan menuju sofa dan berjongkok, tepat di mana istrinya tertidur lelap sambil meringkuk di sofa. Sasuke tersenyum kecil, senang karena Sakura menunggunya pulang meskipun pad akhirnya ia jatuh tertidur.

Tangan Sasuke ia taruh di antara leher dan lutut Sakura, lalu menggendongnya dan berjalan menuju kamar mereka. Ia membaringkan Sakura dengan hati-hati dan menarik selimut sampai sebatas leher.

"Selamat malam, my queen." Sasuke mencium dahi Sakura dengan hati-hati, takut jika wanita itu terbangun.

Setelahnya Sasuke keluar dari kamar mereka dan menuju kamar di sebelahnya. Ia membuka pintu tersebut perlahan tanpa menimbulkan suara, senyumnya mengembang kala melihat putrinya tertidur nyenyak dengan boneka kucingnya di pelukannya.

"Hei, jagoan. Kau tidur lebih awal rupanya." Sasuke menaikkan selimut Sarada yang melorot. Membetulkan letak guling supaya Sarada tidak jatuh. Ia mengelus pipi berisi gembul Sarada, gemas ingin mencubit dan menggigitnya. "Selamat malam, sayang. Jangan nakal untuk besok."

"Kenapa tidak membangunkanku?"

Sasuke terkejut mendengar suara Sakura yang berdiri di depan pintu. Wanita itu menatapnya bertanya. "Kau pasti juga kelelahan, aku tidak tega membangunkanmu."

Sakura tersenyum geli. "Dasar. Aku akan memanaskan makanan dulu, kau mandi saja."

Sasuke menatap Sakura yang berjalan menuju dapur. Kemudian menyusul Sakura dan duduk di kursi, tangannya menopang dagu saat ia sibuk memperhatikan tubuh mungil istrinya yang hendak menyalakan kompor. "Aku sudah makan di luar bersama Sai. Tidak usah memanaskan makanan."

Sakura berbalik. Wajahnya menahan kekesalan pada suaminya. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Untuk apa aku memanaskan makanan jika kau sudah makan? Kau ini, selalu saja membuatku kerepotan." Sakura ikut bergabung bersama Sasuke duduk di hadapannya.

"Jadi aku merepotkanmu?" Sasuke tersenyum miring menatap Sakura. "Kau tidak mencintaiku?"

"Ya, aku tidak mencintaimu lagi. Akan aku cari papa baru untuk Sarada. Sepertinya Gaara-kun cocok. Dia baik, tampan, sayang pada Sarada, dan pastinya ia masih sendiri. Dia bilang akan menunggu kita bercerai lalu akan menikahiku." Wajah Sakura memanas bila mengingat kata-kata Gaara saat dulu ia datang ke pernikahannya dengan Sasuke.

"Aku akan menunggumu bercerai dari Sasuke, Sakura. Lalu setelah kau menjadi janda aku akan menikahimu. Percayalah Sakura, aku akan tetap mencintaimu." Sial! Kata-kata Gaara saat itu membuatnya merasa ingin terbang dan membatalkan pernikahannya dengan Sasuke dulu. Tapi ia cukup sadar, bahwa yang ia cintai hanya suaminya saat ini.

Sasuke mendelik tak suka mendengar perkataan Sakura yang akan mencari papa baru untuk Sarada. Dan apa tadi, ia memanggil Gaara dengan akhiran -kun? Sasuke katakan, ia cemburu! Dan wajah Sakura yang memerah membuat Sasuke semakin bertambah kesal.

"Iya iya, cari saja sana papa baru untuk Sarada. Sekalian saja Kiba si penjual hewan itu, atau perlu Shino si tukang serangga." Sungutnya. Kemudian berdiri dari duduknya dan pergi menuju kamar. Sakura memang pandai mencampurkan adukkan perasaannya.

"Kau cemburu ya, Sasuke-kun?"

Sasuke diam saja saat Sakura berhasil menyusulnya ke kamar mereka dan bertanya. Ia enggan menjawab.

"Sasuke-kun jawab!"

"Jawab apa?"

"Pertanyaanku tadi."

"Yang mana?"

Sakura menggeram kesal, menahan amarahnya yang hendak meluap. "Kau cemburu ya karena aku menyebut nama Gaara-kun?" Sasuke terdiam.

Iya.

"Tidak." Telaknya.

"Bohong! Kau cemburu! Kalau cemburu bilang saja, jangan menyembunyikan perasaanmu. Aku juga pernah kok sepertimu. Kau ini, tidak pernah mau jujur dengan perasaanmu sendiri. Selalu saja-"

Cup!

"Kau cerewet, juga menyebalkan."

Wajah Sakura memanas setelah Sasuke mencium bibirnya dan tersenyum miring. "Kau-" Sakura menghentikan ucapannya saat merasakan kepalanya berputar. Ia sangat pusing, bahkan merasa mual. Mungkin ia akan pingsan sekarang.

Sasuke yang melihat Sakura memegangi kepalanya segera menggendongnya dan membaringkannya di atas ranjang. Ia menatap cemas dan meremas lembut tangan Sakura. "Kau tidak apa?"

"Kepalaku pusing, aku juga merasa sedikit mual." Sakura memejamkan matanya saat tangannya masih memijat dahinya pelan. Kemudian tangan Sasuke menggantikan aktivitasnya memijat dahinya.

Sasuke yang masih memijat dahi Sakura pelan terhenti, sadar akan apa yang terjadi. Dengan mata berbinar ia menatap Sakura. "Kau hamil?" Senangnya.

Seketika Sakura melotot mendengar ucapan Sasuke. Apa-apaan tiba-tiba suaminya mengatakan dia sedang hamil? "Kau bercanda? Sarada masih kecil, dan aku belum siap untuk sekarang. Bukankah kita sepakat untuk menunda memiliki anak sampai usia Sarada cukup?"

"Kau pikir Sarada masih berusia satu tahun?" Sasuke mendengus. "Dia sudah empat tahun, cukup baginya untuk memiliki adik. Dan sekarang adalah saatnya kita memberikannya adik, dia pasti senang. Aku berharap kau sedang mengandung anak perempuan saat ini, pasti lucu saat aku memiliki dua anak perempuan yang cantik seperti dirimu."

Sakura tertegun mendengar ucapan suaminya, bahkan tangannya sudah mengelus lembut perut rata Sakura. Sakura menatap sendu dan mengambil tangan Sasuke, ia tidak tega. "Sasuke-kun, aku baru saja selesai datang bulan. Bagaimana mungkin aku hamil? Kita belum melakukannya karena kita sama-sama sibuk beberapa hari terakhir."

Sakura merasa bersalah saat pria itu terlihat membeku. Ia merasa kejam karena menghancurkan harapan suaminya. "Maafkan aku." Sakura berucap lirih.

"Tidak perlu minta maaf, tsuma. Besok kita ke rumah sakit, aku tidak mau kau jatuh sakit." Sasuke tersenyum tipis. Kemudian menyeringai karena melihat ekspresi terkejut Sakura saat tangannya membuka kancing baju tidurnya. "Sudah selesai datang bulankan? Kalau begitu jadwal untuk membuat adik manis Sarada."

"Kyaaa~"







Tbc...






Apalah-apalah~~

Ini beneran iseng sy buat. Alur dan endingnya masih belum dipikirin.

Jadi, bagaimana?









Sasuke's Baby ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang