Bagian sebelumnya
Ada yang aneh dari Eun. Tapi apa ya?
_______________________________________________"Kumatikan lampunya, ya Eun" ucapku sambil menyentuh saklar lampu. "Ya" jawabnya singkat. Aku langsung mematikan lampu kamar dan tidur.
"Musnahkan dan hancurkan, enyahlah" gumam Eun dan disusli cekikikan kecil. Perkataan itu membuat bulu kudukku naik. Bagaimana tidak, dia mengatakannya dengan nada yang paling mengerikan.
"Eun, kau belum tidur?" tanyaku. "Kalau belum memang kenapa?" jawabnya dengan nada mengerikan. Aku terdiam lalu memejamkan mata dan tidur.
Pagi hari
Matahari sudah menyambut hari. Sinar yang cukup menyilaukan. Aku bangun lalu mandi dan mengenkan seragam sekolah dan membangunkan Eun. "Eun, ayo bangun" ucapku. Dia bangun dan mengucek matanya. "Mandi sana, habis itu sarapan" kataku.
Aku langsung mengambil tas sekolahku dan pergi ke sekolah.
Dijalan tak terlalu ramai. Tak seperti biasanya. Aku menoleh ke belakang, tidak ada Raizel. Aku meninggalkannya, bodoh batinku. Aku melanjutkan perjalananku menuju sekolah.
Saat sampai di kelas, aku melihat Yoona,Ikhan, dan Shinwu. "Hei, kalian sudah masuk sekolah" sapaku. Mereka mengganguk bersamaan.
Aku langsung menaruh tas di tempat duduk. Dan pergi menghampiri mereka.
"Kemarin ada pr tidak?"
"Hmm... Setahuku iya, karena hari ini kan ada pelajaran IPA dan itu ada pr, kalian sudah mengerjakannya?" tanyaku
"Aku lupa, gawat" kata Shinwu.
"Yoona,Sakura atau Ikhan pinjam pr-nya, aku pengen nyontek" pinta Shinwu.
Kami hanya menggeleng dan menghela nafas "Sifat malas dan lupanya kambuh nih" ejek Ikhan. "Minta nyontek? huh, kupikir aku orang bodoh yang mengiyakan saja orang yang meminta contekan? jawabannya tentu saja TIDAK! dasar bodoh" ejekku.
"Sebaikknya kau jujur saja kepada guru nanti" ujar Yoona.
Aku,Ikhan, dan Yoona hanya melihatnya yang sedang sibuk meminta contekan dari yang lain. "Hei, Shinwu ku beri nih contekan pr-nya" kataku sambil memberikan buku IPA.
SKIP TIME
Bel istirahat sudah berbunyi sejak dua belas menit yang lalu. Aku,Yoona,Raizel,Shinwu dan Ikhan pergi ke kantin untuk memesan ramyoen. Setelah menunggu pesanan datang kami hanya berdiam diri. Dan sesekali melihat penjuru kantin.
"Musnahkan dan hancurkan, enyahlah"
Deg!
Perkataan itu. Perkataan yang diucapkan Eun malam hari. Sontak, aku berdiri danelihat seluruh penjuru kantin. Aku melihat ke arah samping kiriku. Tak ada orang, peraasan ada yang mengatakan itu tepat di telinga kiriku.
"Kenapa?" tanya Yoona. "Kau kenapa?"
Keringat dingin mengucur deras di pelipisku.
Aku kembali duduk dan menggigit kuku ibu jariku. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuh."Kau terlihat pucat, mau ke UKS?" tanya Yoona. "Tidak!!" teriakku.
Aku baru sadar, aku membentak Yoona. "Ah, maaf Yoona"
Tak lama pesanan kami datang. Kami segera menghabiskannya, kecuali Raizel yang sedang menunggu ramyoennya.
"Musnahkan dan hancurkan, enyahlah"
Kini perkataan itu disusuli cekikikan kecil. Aku menghela nafas. Lelah. Dan sebenarnya aku masih hingung kenapa Eun mengatakan kata-kata itu.
Selesai makan, bel masuk berbunyi. Kami masuk ke kelas dan belajar kembali. Aku memperhatikan pelajaran yang disampaikan tapi masih ada pikiran yang menganjal. Pikiran yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse ✔
FanfictionAbad 21. Dimana teknologi berkembang pesat. Seoul, tempat yang termasuk tempat dengan teknologi berkembang pesat. Sosok Noblesse yang tertidur selama 820 tahun terbangun. Menjalani kehidupannya bersama dengan manusia. Gadis bernama Sakura Kyung Lee...