Bagian sebelumnya.
Karena mereka seseorang yang sama dengan Ibuku. Seorang kepala keluarga.
_______________________________________________Ini bukan mimpi! Ini kenyataan... Hidup di rumah lamaku.... Seperti mengelupas luka lama. Sakit, perih.
Ini bukan hal yang bagus. Tak lama, pintu di ketuk. Aku bagun dan membuka pintu tersebut. Rosaria Eleanor. Kenapa ia datang kesini lagi? "Ada apa?" tanyaku. "..." Sama seperti orang beku lainnya. Menyebalkan.
Aku menutup pintu, tapi dia menahannya dengan satu janya. Kuat. Tapi aku tak begitu terpukau dengan hal itu, untuk apa terpukau? "Lebih baik kita segera ke ruangan utama!" katanya dengan nada ceria. Aneh. Aku menatapnya dengan bingung. Lagi pula bajuku tidak cocok dengan mereka. "Tenang, soal baju, lihat saja bajumu sekarang" ucapnya dengan menilai. Benar saja, bajuku sudah berubah sepenuhnya.
Oh!
Choker hitam dengan hiasan bunga mawar merah sudah mengalung di leher. Choker kesukaan Ibuku... Mungkin ini harus kusimpan. "Kita harus cepat, Lord sudah menunggumu" ujarnya membuyarkan lamunanku. Aku segera mengikutinya, menuju ruangan utama. Mendapati Lord seorang diri. Rosaria meninggalkanku dan menunggu di luar.
Aku berlutut. Lord hanya menatapku dingin. Ini adalah aura yang menegangkan. "Sakura L.Alice, anak dari Mika L.Alice. Akhirnya kau kembali... Sudah lama tak bertemu, yah... Sudah sangat lama. Dari mana saja kau?" tanyanya. "Hamba hanya dari dunia manusia, setelah orangtua hamba tidur untuk selamanya" jawabku.
Setelah perbincangan biasa itu, aku keluar dari ruangan utama. Rosaria,Ludis dan tiga orang lagi menatapku. Aku hanya sekedar meliriknya lalu berjalan ke rumahku. "Hei, ada waktu luang?" tanya Ludis. "Aku tak punya waktu luang" jawabku, lalu langsung saja aku pergi. Aku melewati beberapa mansion dan akhirnya sampai di rumahku. Mungkin orang-orang beranggapan, rumahku bukan dipanggil rumah tapi, lebih tepatnya mansion.
Aku membuka pintu rumahku. Menghela nafas dan menuju kamarku.
•ESOK HARI•
Aku membuka mataku. Sekarang hari ini hari ke-2 di Lukedonia. Hari ini aku hanya ingin pulang. Ingin pulang! Seseorang mengetuk pintu kamarku. Siapa? Akhirnya aku membuka pintu. Paman?
"Ada apa?"
"Nyenak tidurnya?"
"Tentu saja... TIDAK!!"
"Mau pulang?"
Aku mengganguk. Paman berfikir sebentar. Akhirnya Paman setuju, hany saja Paman dan yang lain tidak ikut pulang. Dengan artinya.... Aku pulang sendiri, setidaknya itu lebih baik.
Sebelum siang menjelang, aku sudah siap-siap untuk pulang. "Kau yakin akan pulang?" tanya seorang Kakek-kakek yang dipanggil 'Gachutel'. "Aku sudah bilang keseribu kalinya, aku yakin! Jangan anggap aku sebagai anak kecil dong!" jawabku dengan sedikit menaikkan nada bicaraku. Kadang kakek-kakek ini bisa membuat naik darah.
Akhirnya aku pulang saat siang. Senangnya bisa pergi dari Lukedonia. Tempat yang membuat hatiku sedikit tergores. Aku berlari dan melewati setiap dahan pohon. Melompati dahan seakan mempunyai sayap? Aku bahkan ingin tertawa saat orang bertubuh kekar yang bernama 'Kei Ru' itu bilang seperti itu saat malam hari.
Saat sampai Korea, rasa lelah terbayar sudah. Aku senang bisa sampai di rumahku yang kedua. Aku membuka pintu rumah dan segera membereskan rumah yang kotor ini.
Sekarang....
Takdirku.
Berubah..
180 derajat..
Aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar, atau sekedar mampir ke sebuah cafe atau hal yang manusiawi lainnya. Saat tiba di depan gerbang sekolah Ye Ran. Jadi kengen sekolah pikirku. Tapi, aku langsung pergi setelah menatap sekolah itu selama satu menit.
Sampailah aku di cafe. Aku mencari tempat duduk yang lumayan nyaman. Setelah itu, hanya tinggal menunggu pramusaji datang. Tak lama, pramusaji mendatangi mejaku, aku langsung memesannya, dan memainkan hp-ku. Banyak yang sedg online di Inst*g**m? Bagaimana bisa? Bahkan ini biasanya jam pelajaran Bahasa bukan?
Tak mungkin ada yang berani memainkan hp saat jam pelajaran. Entah mungkin ini jam kosong. Setela lama memikiran hal itu, pesananku datang. Akhirnya bisa menikmati pesanan ini.
•SKIP•
Sudah dua jam aku berdiam diri. Di rumah, membosankan untukku. Bahkan tak ada yang bisa kulakukan untuk jam ini. Tapi, tak lama bunyi bel rumah berbunyi memandakan ada yang bertamu. Aku membuka pintu, dan itu adalah........ Shinwu, Yoona, dan Ikhan.
"Ada apa berkunjung kemari?" tanyaku dengan tatapan biasa saja.
"Kami kangen tahu tak? Kenapa kemarin tidak masuk sekolah? Lalu kenapa Seira,Regis dan Rai juga tak masuk sekolah? Ada apa? Apa mereka kembali ke negaranya? Huaaa... Bagaimana kalau dia... Haduh.. Bagaimana ini!" kata Yoona.
Mereka memang kembali ke negara asalnya bodoh! Batinku.
"Mereka hanya ingin berlibur untuk sementara saja, kalau tak lusa besok mereka akan kembali ke Korea, tengan saja, jangan panik begitu"
Akhirnya kami bermain, atau sekedar berbincang ringan saja. Kalau di Lukedonia, mungkin ini sulit didapatkan. Lagi pula, aku belum terlalu mengenal mereka.
Tapi, suatu hari... Aku bisa mengenali mereka sedalam aku bisa mengenali teman-temanku. Aku yakin... Mereka akan tahu hali itu terjadi.
BERSAMBUNG
Hola, daku lagi capek nih! Jadi, lagi jarang update, dan bab sebelumnya maag ya, kalau sedikit. Dan aku peringatin ya, jangan jalan-jalan ke luar kota dulu deh, lebih baik di rumah dan di lingkungan sekitar aja, soalnya di berita, udah ada gempa. Pas banget, kemarin, aku lagi mengetik, gempa! Beneran, aku langsung aja keluar rumah sambil bawa hp, untung selamat. Pas selesai, langsung trauma.
Bye
Sampai jumpa di kelanjutan ceritaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse ✔
FanfictionAbad 21. Dimana teknologi berkembang pesat. Seoul, tempat yang termasuk tempat dengan teknologi berkembang pesat. Sosok Noblesse yang tertidur selama 820 tahun terbangun. Menjalani kehidupannya bersama dengan manusia. Gadis bernama Sakura Kyung Lee...