(16). Hari Damai Yang Menenangkan

161 11 0
                                    

Bagian sebelumnya

"Akan aku ceritakan cerita yang dapat menarik simpatimu"

Deg!
_______________________________________________

"Jadi begitulah, bagaimana menarik bukan ceritaku?"

"Terserah apa yang akan kau katakan, aku sih masa bodoh"

Aku berbalik melanjutkan perjalanan menuju Lukedonia. Sudahlah jangan ingat cerita Yuri.

"Ya ampun! Akhirnya kau datang juga Sakura!"

Siapa lagi yang tidak seperti itu. Rosaria Eleanor. "Ya aku datang" ucapku dingin. Kastil ini tak berubah seinci pun. Tetap sama. Masih bernuansa kelam. Rosaria, bersenandung sebentar, lalu menatapku. "Ada apa?" tanyaku. "Kau pasti ada masalah" jawabnya.

Bangsawan ya, bahkan aku hampir lupa kalau lawan bicaraku seorang bangsawan.

Aku menghela nafas lalu membuang mukaku. "Entahlah bisa dikatakan masalah atau tidak" ucapku. "Lagipula ini juga hal biasa" tambahku.

"Masalah jangan dibuat besar"

Aku mengusap mukaku. "Hah, tadinya mau seperti itu" kataku. "Lupakan saja, Sakura" timpalnya.

SKIP

"Damai ya, hari ini hari damai yang menenangkan"

Lupakan soal masalah.

Lupakan tentang beban.

Lari dari kesengsaraan.

Berteriak melepaskan segalanya.

Tersenyum. Tersenyumlah.

Senyum seolah tak akan ada beban hidup lagi, seolah tidak akan ada hal yang menyiksa.

Terisak. Melepas luka. Hal yang menenangkan. Berpikir bahwa esok akan cerah. Berpikir bahwa hari esok adalah hari yang damai.

Dengan hal itu, masalah semua yang ada di diriku sirna. Berganti dengan keceriaan.

"Semua akan tenang"

Begitulah hal yang kupikirkan. Senyuman itu akan terukir lagi.

"Sakura, tidak ada masalah dengan dunia manusia bukan?"

"Tidak ada masalah, Lord"

Lord membalas dengan anggukan. Hening. Setidaknya Rosaria sudah membantuku dalam masalah ini.

Syukurlah hari ini aku bisa tenang.

Tersenyum. Akhirnya aku hisa melakukannya lagi. Hari ini tak ada beban. Dan aku sudah membuang ingatan tentang cerita Yuri.

Terima kasih.

Berkat aku bertemu denganmu, aku bisa mengerti arti beban, dan masa lalu.

Terima kasih, Cadis Etrama Di Raizel.

"Baik! Hari ini sudah diskusinya, semua kembali ke mansion masing masing!"

"Siap laksanakan Lord!"

Kami semua bubar menuju mansion masing masing. "Fuh lelah" kata Ludis. "Aku duluan, selamat malam!" ucapku. Semua mengangguk. Berlari kecil menuju mansion seperti kembali ke masa kecil.

Menyenangkan.

Ini yang aku inginkan.

Bebas.

Bebas dari segala tekanan. "Yo! Kau ini Sakura Kyung Lee?" tanya seseorang. Aku berbalik, menatap manik orang itu. Lalu tersenyum. "Tepat, ada apa sampai mencariku malam hari ini.. Ada masalah?" tanyaku balik.

"Hanya tentang Raizel, kau mengenalnya kan?"

"Tentu, memangnya kau siapanya Raizel? Hubungan seperti teman ya"

"Teman. Mungkin dia tak akan memaafkanku.. Soal masalah waktu itu"

Masalah yang menyesakkan..

"Sebaiknya kita berbicara di dalam mansion ku saja" tawarku. Dia menatapku boleh-saja. Aku membimbingnya menuju ruang tamu yang cukup luas. Dan menyungguhkan teh untuknya.

"Tentang Raizel, dia masih ada di dunia manusia, bersama Paman"

"Dengan Frankenstein?"

Aku mengganguk dan kembali meminum teh. "Dan kenapa kau malah datang ke Lukedonia, bukan ke dunia manusia" ucapku. Dia meletakkan tehnya, mengghela nafas. "Hanya ingin berkunjung ke tempat sahabatku dulu berada" balasnya.

Aku hanya ber-oh dan menghabiskan tehku. "Maaf telah bertanya, namamu itu siapa?" tanyaku. Dia berdiri menggulurkan tangan.

"Namaku..."














BERSAMBUNG

Halo guys.

Akhirnya bisa update.

Ada yang tahu itu siapa yang dateng?

Dan yak, aku rasanya mau tepar seminggu ini.

W capek ulangan mulu! Untung cuman sedikit lagi selesai.

Tadi pas sekolah, suara auto serek abis pengambilan nilai nyanyi. Suara w langsung serek bgt dan langsung minum.

Dan langsung main hp. Hahaha, ya, refresing gitu. Y lah, masa belajar mulu, langsung depresi.

Segini dulu ya. (Thor malah curhat jadinya).

Sampai jumpa di kelanjutan ceritaku ya

Bye~~~~~

Noblesse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang