Bagian Sebelumnya
Aku mengangguk dan berbalik menuju kamar. Aku melihat Eun tertidur pulas. Lelah. Ya, itu yang kurasakan, tapi ada suatu yang mengganjal dalam perasaanku, apakah Eun mengingat kejadian tadi sore?
_______________________________________________Pagi hari.
Matahari masuk melalui celah-celah tirai kamarku dan membuatku membuka mata. Aku segera melihat arlojiku yang kuletakkan di nakas.
Pukul 06.20
Mataku membelalak dan langsung turun dari kasur menuju kamar mandi, setelah itu mengenakan seragam sekolah lalu langsung sarapan dengan tergesa-gesa.
"Jangan terburu-buru" kata Paman.
M-21 hanya melihatku dengan matanya yang dingin. "Apa?!" bentakku. Siapa yang tak risih jika dilihat seperti itu. Dia langsung melanjutkan memakan sarapannya.
Selesai sarapan aku langsung bangkit dari duduk dan mengenakan sepatu dan mengambil arlojiku. Tentunya aku berangkat tak seorang diri. M-21 dan Raizel tentunya juga ikut. Kalau aku meninggalkan mereka, terutama Raizel, entah selanjutnya aku bisa melihat dunia ini atau tidak lagi.
Memasuki kelas, keadaan kelas sudah rusuh. Papan tulis yang bersih jadi penuh coret-coretan.
"HEI!!! SIAPA YANG MEMBUAT KELAS MENJADI KOTOR DAN BERANTAKAN SEPERTI INI!!!!!!! TANGGUNG JAWAB!" bentakku.
Semua langsung membungkam mulut mereka. Lalu menoleh kearahku. Dan mereka langsung saling menunjuk. "Jun, karena banyak yang mem- vote mu, bersihkan dan yang lain juga bantu" perintahku.
"Oh ayo lah, kau ini menyebalkan"
"Hah? Ini pula untuk kepentingan kelas dan kalian jika ada pemeriksaan kebersihan kelas dan melihat kelas seperti ini, memangnya kalian ingin dimarahi wali kelas?"
Mereka menggeleng. Aku langsung berkata, "aku akan bantu" dan mereka langsung sigap mengambil peralatan kebersihan kelas.
Bodoh! Ini pekerjaan yang menyebalkan.Saat aku menoleh ke arah Raizel, dia hanya duduk dan tak membantu. Itu lebih baik, daripada aku harus membentaknya agar ikut, kalau Paman tahu itu.. Hidupku habis ditangan Paman.
"Fiuh... akhirnya selesai juga beres-beresnya"
Semua-kecuali Raizel- menyeka keringat dengan tissu basah di kelas. "Lain kali kalau tak ingin beres-beres pagi hari, gak usah bikin kelas kotor deh" kata Shinwu. "Halah. Kamu juga bikin kotor kelas tadi" timpal Jun.
Dan terjadilah adu mulut antara Jun dan Shinwu. Sampai baku hantam pun ikut terjadi. Semua mundur saat mereka berdua baku hantam. Aku memukul punggung mereka berdua dengan keras hingga terdengar suaranya. "Kalau ingin berantem.... diluar aja" ucapku dengan nada bak psikopat.
"Sakit tau mu-"
Jun langsung menutup mulut Shinwu dengan tangannya lalu mengisyaratkan pada Shinwu entah apa. "Ya... Maaf kita kelewatan" kata Jun sambil membungkuk.
"Sakura... Ternyata lebih kejam daripada ketua kelas ya?"
Aku menyunggingkan senyum dan berkata,"entahlah aku tak berfikir seperti itu" dan seketika senyumku pudar.
Ding~ Dong~ Ding~ Dong~
Bel masuk berbunyi.
Kami buru-buru kembali ke tempat duduk kami. Tak lama wali kelas masuk dengan membawa dua orang asing. Rambut perak? Bahkan warna matanya sama denganku? Warna merah darah?
Deg!
Entah mengapa aku pernah melihat dua orang asing itu. Pikiranku tentang mereka muncul, walau hanya beberapa potong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse ✔
FanfictionAbad 21. Dimana teknologi berkembang pesat. Seoul, tempat yang termasuk tempat dengan teknologi berkembang pesat. Sosok Noblesse yang tertidur selama 820 tahun terbangun. Menjalani kehidupannya bersama dengan manusia. Gadis bernama Sakura Kyung Lee...