-4-

99 18 2
                                    

Gadis itu masih berdiam diri di depan gerbang. Setelah ditinggal Songjae, Sohyun melangkah memasuki koridor.

Bingung dengan jalan-jalan yang begitu banyak. Tatapan memuji, heran sekaligus iri tak disadari gadis itu. Ia hanya fokus pada tujuannya. Ruang kepala sekolah.

"Hai, ada yang gue bisa bantu?" Sosok lelaki muncul di depannya. Ia mendongak menatap wajah lelaki itu, terlihat ramah.

Dia menelisik lebih jauh lewat mata, tak ada kilatan jahat sedikitpun. Sohyun tahu akan hal itu, entah dia merasa memiliki kemampuan membaca sifat manusia.

"Emm, di mana ruang kepsek ya?"

"Dari sini lo lurus aja, belok kanan. Nah--"

"Itu ruang kepsek?"

"Bukan, itu kelas gue."

"Ha?"

"Udah ikut gue dulu, berat nih." Tunjuk di pundaknya. Gadis itu menoleh, ia meringis.
Tak menyadari jika masih ada tas di pundak lelaki itu.

Tanpa aba-aba lelaki itu menggiring Sohyun untuk mengikuti, sampai di depan kelas. "Lo tunggu sini atau mau ikut masuk?"

"Di sini aja."

"Oke."

Sohyun tak habis pikir dengan lelaki asing yang baru dikenalnya, mana ada yang mau masuk di kelas yang isinya menatap intens dirinya.

Sejak kapan gue jadi diliatin gini?

"Woi, ayo." Lelaki itu berjalan duluan dan diikuti Sohyun.

"Siapa nama lo?"

"Ha?"
"Wah, lo hobi ngelamun ya? Ati-ati di sini banyak singa ganas."

Gadis itu mengerutkan kening, singa ganas maksudnya?

"Mak--"

"Kita udah sampe, lo berani kan, masuk sendiri. Gue mau nyalin tugas nih, keburu masuk. Oh, iya kenalin nama gue Lee Chan." Sohyun mengerjap, cepat sekali Lee Chan berbicara.

Belum sempat Sohyun menjawab, lelaki itu keburu pergi. Kekehan keluar dari mulut gadis itu. "Unik."

***

"Permisi."

"Silahkan masuk."

Sohyun mendekati pria paruh baya yang sedang mengotak-atik laptop.

Pria itu mendongak sambil membenahi letak kacamatanya.

"Wah, kau putri dari tuan Park, benar?"
Sohyun diam, apa dia bisa disebut putri Park? Ingatannya saja belum pulih, dia merasa asing di keluarga itu.

Karena gadis itu diam, pria itu mempersilahkan duduk.

"Tidak terima kasih, saya kemari ingin mengetahui letak kelas."

"Duduk dulu, nanti akan ada guru yang mengantarmu."
Sohyun menduduk patuh.

Tok...tok...tok...

"Permisi."
Seorang guru muda yang cantik memasuki ruang kepsek.

"Kenalkan Bu Cha, dia murid baru di sini."
Sohyun tersenyum pada guru itu, dan dibalas senyuman lebih manis darinya.

"Park Sohyun, benar namamu?"
Gadis itu mengangguk, nama marga itu adalah pemberian dari keluarga barunya.

"Silahkan ikuti Ibu Cha, dia akan mengantarmu."

"Gomawo, Pak."

"Nee. Selamat bergabung di Guardian High School."

***

"Pekernalkan nama saya Park Sohyun, senang bertemu kalian."

"Cantiknya."

"Apa lo udah punya pacar?"

"Minta no ponsel boleh?"

"Duduk bareng gue aja."

"Sudah berhenti Anak-anak, lanjutkan sesi perkenalan nanti," intrupsi bu Cha tak ditanggapi murid-muridnya. Mereka asik berebut tempat kosong untuk Sohyun. Sementara gadis itu hanya meringis malu.

Brak...brak!

Guru muda itu menggebrak meja, melotot pada murid-murid.

"Sohyun, silahkan kamu duduk di sebelah Nayeon. Nayeon angkat tanganmu."
Sohyun menatap siswi yang akan menjadi teman sebangkunya. Sepertinya dia murid pendiam.

Cantik, batin Sohyun.

"Gomawo, Bu."
"Nee. Baik kita lanjutkan materi minggu lalu."

Terdengar sorak- sorak kecewa, mungkin untuk materi pagi ini atau gagal sebangku dengan murid cantik itu.

"Annyeong, aku Sohyun," bisik gadis itu.

"Nee. Panggil gue Nana, Yeye, Yeon terserah. Tapi jangan Oon."

"Oke." Sohyun terkekeh menatap Nayeon.

"Panggil lo-gue aja, biar mudah akrab." Nayeon mengedipkan mata, membuat Sohyun mendekap mulut karena tawanya semakin keras.

"Sohyun, ada yang bisa saya bantu?" Bu Cha menatap gadis itu membuat teman-temannya ikut menatap.

Sohyun mengembuskan napas, meredakan tawanya agar terhenti.

"Tidak Bu."
Bu Cha mengangguk dan melanjutkan materi di papan.

"Makanya lo jangan berisik."

"Lo lucu."

"Memang," jawab Nayeon percaya diri. Sohyun menggelengkan kepala, sepertinya predikat murid diam harus dimusnahkan.

Swipe👉

Revisi : 18 Maret 2020

MAID! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang