Kebahagiaan rekayasa ada di saat semua tampak sempurna.
- Sohyun.~~~
Pagi ini Sohyun sudah bisa pergi ke sekolah. Ia diantar oleh Tuan Park.
"Pa, Oppa Jae dan Oppa Min, kenapa berangkat sendiri?"
Tuan Park mengalihkan pandangan dari jalan. Menatap lembut pada anak gadisnya. "Katanya mau olahraga pagi."
Sohyun menganggukkan kepala, meski ragu masih membayang. Mobil terus melaju dalam keheningan.
Gadis itu masih belum bisa mengakrabkan diri dengan keluarga Park. Canggung masih ada, terlebih lagi sikap kedua kakaknya yang belum bersahabat. Ia bingung ingin melakukan apa lagi.
"Loh, ini kenapa?" Mobil tiba-tiba berhenti, Tuan Park mencoba menghidupkan, tapi tak ada hasil.
"Kamu di sini dulu ya, Papa mau lihat bagasi."
Setelah mengatakan itu Tuan Park keluar mobil. Lama tak ada hasil, Sohyun duduk dengan gusar. Tinggal sepuluh menit lagi bel akan berbunyi.
Sebuah mobil berhenti di depan mobilnya, Sohyun menyipitkan mata untuk melihat siapa yang mengendarai. Seragam yang ia kenakan sama dengan orang itu.
Tuan Park melembaikan tangan menyuruh Sohyun keluar. "Sayang, kamu diantar Lee Chan ya, dia anak teman Papa."
Pantas saja tampak tak asing, sekarang ia mengingat pemuda yang dulu mengantarnya ke ruang kepala sekolah, pemuda yang abstrak.
"Sohyun?"
"Eh, baiklah Papa."
"Jaga anak Om, ya." Tuan Park menepuk pundak Lee Chan sebelum pergi.
"Ayo." Lee Chan terlebih dahulu memasuki mobil tanpa membukakan pintu untuk Sohyun.
Gadis itu hanya menghela napas diperlakukan seperti itu, semua lelaki sama saja.
"Apa lo mau kita telat?"
Sohyun kembali sadar dari lamunannya, ia segera masuk mobil. Sohyun merapal doa agar selamat sampai tujuan, pasalnya Lee Chan mengendarai mobil dengan kesetanan.
"Akhirnya bisa gak telat." Lee Chan bersandar dengan menutup mata.
Sementara Sohyun mengatupkan mata berkali-kali agar rasa kagetnya segera mereda.
"Thanks, ya." Sohyun sudah mau turun dari mobil, tapi cekalan di tangan menghentikannya. "Nanti istirahat gue jemput di kelas lo."
Belum juga ia membalas, Lee Chan sudah berlalu begitu saja.
"Kebiasaan suka ngibrit."
***
"Pagi, Nana."
Gadis yang dipanggil menoleh pada Sohyun."Akhirnya, lo masuk juga. Jadi, gak duduk sendirian mulu."
Sohyun terkekeh, ia merindukan sekolah karena tak bisa bertemu Nayeon. Meski perkenalan mereka belum lama, entah mengapa ia merasa nyaman.
"Ada PR, gak?"
"Ada. Semua PR lo udah beres."
"Ha? Maksud lo?" Sohyun hendak mengeluarkan buku terhenti di udara. Ia menatap Nayeon curiga.
"Ah, enggak. Lupain aja." Nayeon menyibukkan diri dengan membaca. Sohyun yang merasa belum mendapatkan jawaban yang pasti tak akan menyerah sampai temannya itu mengaku.
"Kita teman, kan? Maksud lo tadi apa?"
"Itu, PR lo udah beres."
"Siapa yang ngerjain. Lo?"
Nayeon menggeleng. "Gue minta supaya
Minhyuk yang ngerjain. Lagipula kalian saudara, kan? Jadi gak masalah.""Lo minta kakak gue yang ngerjain?" Nayeon mengangguk polos, ingin sekali ia jitak kepala itu.
Entah setelah ini nasibnya bagaimana, jika kakaknya sampai tahu dan melaporkan pada papanya sudah tamat riwayat hidupnya. Ia hanya tak ingin mengecewakan Tuan Park. Meski mendapat nilai sempurna tak akan membuat Sohyun bangga. Itu hanyalah sebuah kebahagiaan rekayasa.
Revisi : 18 Maret 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
MAID! ✔
Fiksi PenggemarGadis dari antah berantah datang pada kehidupan keluarga Park. Park Minhyuk dan Park Songjae dua lelaki tampan yang berkomplotan menyiksa Sohyun. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Baca dan Nikmati kisah serunya! HARAM PLAGIATISME❌ End : 5 Oktober 2019...