-7-

79 18 2
                                    

Songjae keluar kamar dengan wajah yang tertekuk kesal. Anehnya, ia marah kepada Sohyun bukan ke kakaknya.
Seperti kejadian makan malam ini, papanya kerja lembur di kantor, otomatis mereka bertiga makan duluan.

Gadis itu menyiapkan makan malam dibantu Bi  Roma, ART di rumah itu.

"Wlee, makan sampah ini kenapa disajiin, sih!"

Minhyuk dan Sohyun menghentikan makan mereka, sementara Bi Roma lari terbirit-birit.

"Ada apa Tuan?" Pembantu itu melihat takut-takut. Memang benar jika majikannya ini tampan, tapi jika marah akan menjadi seram.

"Makanan ini rasanya nggak enak banget. Bibi yang masak?"

"Itu... anu..."

"Kalau bicara yang jelas, mau saya pecat?!"
Bi Roma nampak pucat, selalu saja pekerjaannya akan terancam.

"Dek--"

"Siapa yang masak Bi?!"
Dengan wajah kebingungan Bi Roma menunjuk Sohyun.

Gadis itu menatap Songjae dengan polos.

"Lo niat ngeracunin gue?"

"Nggak, emang ada racunnya? Kok bisa?"
Songjae melotot, kenapa gadis itu polos sekali?

Minhyuk yang sudah paham situasi segera membantu adik laki-lakinya, hitung-hitung sebagai balas dendamnya.

"Kalau gak bisa masak mending gak usah. Rasa makanan ini gak enak banget."

Sohyun mengernyit heran, kalau gak enak, kok nasinya tinggal setengah?

Songjae menepuk jidat,  betapa bego kakaknya ini.

"Tapi ini enak kok."

"Mana ada pencuri yang ngaku,"  cibir Songjae

"Gue emang bukan pencuri, kan gak nyuri apa-apa."

Ini orang pinter jawab

"Mending lo cuci baju gue sama kakak deh,  daripada masak gak becus."

"Loh, kan ada Bi Roma?"

"Dia gue beri dispensasi, dia harus istirahat."
Bi Roma ingin bertanya, tapi tuan mudanya itu memberi isyarat untuk diam.

"Oh, iya mesin cucinya lagi rusak. Nyuci manual aja."

Gadis itu tercengang, ia kok merasa jadi pengganti Bi Roma, ya?

"Cepet, malah bengong!"

"Iya, iya lagi jalan."

Setelah gadis itu pergi mengerjakan tugasnya, Songjae berteriak senang. Tapi hanya pelan, kan berabe jika dicurigai Sohyun.

"Wah, lo hebat juga."

"Iya, dong siapa dulu." Songjae tersenyum bangga. Sedangkan Minhyuk mendengus kesal.

"Dek, gue mau nanya sesuatu deh." Raut wajah Minhyuk berubah serius.

"Apaan?"

"Lo sejak kapan manggil gue kakak? Jiwa lo bener Songjae, kan? Gak ketuker?"

Plak

"Aw, kok gue dipukul sih!" Minhyuk mengelus-elus kepalanya sayang.

"Menghilangkan kegobl*kan lo!" teriak Songjae kala ia beringsut pergi.

"Dasar adik bangk*!"

Revisi : 18 Maret 2020

MAID! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang