Epilog

107 14 0
                                    


"Kamu akan dijodohkan dengan anak teman, Papa." Sohyun yang berdiri di ambang pintu terdiam begitu saja.

"Papa, kenapa main jodoh-jodohin, sih." Tentu saja dirinya tak terima. Ia tak mau kehidupannya diatur seperti ini.

Wanita yang duduk di seberang papanya mencoba mendekati Sohyun. "Anda, diam di sana!" Sohyun membenci wanita itu, Nita, mama tirinya.

"Jaga sikap kamu!"

Sohyun terdiam, sudah cukup untuk kali ini. Ia selalu menuruti kemauan papanya, tapi apa yang dirinya dapat? Hanya penyesalan dan penghianatan.

Papanya tega menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuannya sepeninggal mamanya. Ia sebagai anak tentu saja marah, belum genap satu tahun mamanya meninggal lelaki yang ia anggap papa itu dengan mudahnya menggandeng istri baru.

"Aku pergi." Sohyun berlari meninggalkan rumah, tidak ia hiraukan teriakan papanya yang penuh amarah. Sohyun mempercepat larinya hingga sudah jauh dari kompleks perumahan. Saat ia ingin menyeberang, tiba-tiba cahaya silau mendekatinya.

"Ha!"

"Sohyun, kamu tidak apa-apa, Nak?" Tuan Park mendekap erat Sohyun, tetapi tak ada reaksi dari anaknya itu. Sudah seminggu Sohyun terus seperti ini. Bangun dari tidur dengan teriakan takut.

Aku gak baik-baik aja. Andai Sohyun bisa berkata seperti itu, tapi nyatanya ia hanya terdiam kaku. Apa sekarang waktunya?
"Pa...."

"Iya, sayang?" Tuan Park melepas pelukannya, terdapat kantung mata di bawah mata pria itu. Sohyun mengetahuinya, ini pasti disebabkan olehnya. Sohyun terus saja meminta papanya agar tidak pergi, ia paranoid.

"Ingatan... Aku udah kembali."

Suasana hening seketika, gadis itu menunduk takut menatap papanya.

"Bagaimana itu terjadi?" lirih Tuan Park.

Sohyun memberanikan diri menceritakan semuanya. Selepas kecelakaan yang menimpa dirinya dan Nayeon, saat ia sadar semua ingatannya kembali begitu saja. Sohyun tak memberi tahu yang sebenarnya, karena ia tak ingin jauh-jauh dari keluarga barunya ini.

"Kamu tetap, anak Papa, Nak." Tuan Park memeluk Sohyun erat. Sudah lama di dalam rumahnya tak ada suara ceria, apa dirinya rela Sohyun meninggalkan rumahnya? Ia sangat menyayangi Sohyun.

***

"Papa mau kemana?" Aktivitas sarapan berhenti begitu saja. Songjae menatap bergantian pada papanya dan Sohyun.

"Papa mau mengantarkan Sohyun ke rumahnya."

"Rumah?" Songjae masih tak paham, apa yang terjadi. Saat teriakan Minhyuk membuatnya terkejut, akhirnya semuanya mengetahui.

"Ingatan Sohyun kembali?"

"Iya." Bukan papanya yang menjawab melainkan Sohyun. Gadis itu memberikan senyuman padanya dan Minhyuk.

"Aku pergi dulu, Kak." Tanpa memberi kesempatan lagi bagi kedua anaknya, Tuan Park menyusul Sohyun.

"Aku ikut!" Songjae tidak bisa tinggal diam, ia harus tahu dimana Sohyun tinggal. Cowok itu tidak rela jika gadis itu pergi dari rumahnya.

Mereka bertiga memasuki mobil. Songjae sedari tadi menatap wajah Sohyun dari belakang. Kenapa ia baru sadar jika gadis ini cantik? Jantungnya berpacu dengan cepat. Apa dia menyukainya?

Sekitar satu jam perjalanan di mobil berlalu dengan keheningan. Mereka sama-sama sibuk dengan pikirannya. Seperti apa nanti rumah Sohyun?

Apa gadis itu nanti akan melupakan keluarganya? Songjae menggelengkan kepala, itu tidak mungkin. Sohyun bukan gadis seperti itu, ia harus cepat-cepat mengutarakan apa yang dirasakannya.

MAID! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang