-10-

75 11 4
                                    

"Lee Chan."

Songjae terkejut temannya di restoran. Padahal sekarang jamnya sekolah. Ia mendekat dan duduk di hadapan lelaki itu diikuti Minhyuk.

"Lo bolos ya?" Tuding Songjae tanpa basa-basi.

"Enak aja, gue dapat dispensasi."

"Dispen apaan? Lo diem aja gini." Songjae bertanya dengan nada sengak.

"Dia itu mau ikut lomba renang, gitu aja gak tahu." Minhyuk menonyor kepala adiknya.

"Gue kan, bukan maknya jadi wajar gak tahu."

"Bodo amat, bodo amat." Minhyuk melengos, daripada meladeni bacotan tak berfaedah lebih baik ia makan sekarang.

Lee Chan yang menjadi penonton terkekeh melihat interaksi keduanya.
"Kalian kenapa gak masuk kelas?"

"Masuk kelas apaan? Gara-gara nih, anak gue telat." Songjae menatap kakaknya galak.

"Sok lo, ikut seneng juga bolos. Belagak sewot." Minhyuk mengoceh sambil menyuapkan pasta yang sudah di pesan. Songjae menggelengkan kepala, dasar gentong kapan pun makanan selalu utama.

Lee Chan kembali terkekeh, kedua kakak beradik itu selalu bertingkah kocak. Sementara Minhyuk menghabiskan makanan mereka kembali berbincang hangat.

"Di sekolah ada murid baru, ya?" Pertanyaan Lee Chan membuat Songjae dan Minhyuk terdiam.

"Kalian gak tahu?" Keterdiaman dua lelaki itu dinilai berbeda oleh Lee Chan.

"Ohh, tuh cewek, a-w!"

Songjae mengurut kakinya yang diinjak Minhyuk. Ia ingin memprotes, tapi mendapat peringatan lewat pelototan ia diam. Seakan mereka bertelepati dan mengatakan 'Jangan beritahu sama Lee Chan kalau gadis itu adik kita'.

"Oi, kok diem?"

Songjae menggaruk tengkuknya. "Cewek baru? Gue gak kenal, deh. Lagian gak penting juga." Ia membuang muka, seperti itu jika salah tingkah.

"Dih, kalau kalian sampai tahu ceweknya. Gue jamin bakal klepek-klepek. Eh, tapi awas aja kalau kalian ngerebut dia."

"Gak deh, kayak masih banyak cewek yang bening." Songjae memutar bola mata, tak habis pikir bagaimana Lee Chan memuji Sohyun.

"Kalian saling kenal?" Minhyuk menatap Lee Chan datar padahal mati penasaran.

"Waktu itu gak sengaja ketemu. Gila pertama kali gue lihat ada cewek secantik itu." Lee Chan menatap ke atas dengan mata berbinar-binar.

Songjae dan Minhyuk saling bertatapan dan sepakat mengatakan bahwa Lee Chan sudah gila.

***

Songjae dan Minhyuk sampai di rumah sore hari, seperti pulang sekolah biasa. Mereka berjalan santai melewati ruang tamu dan menyapa papanya.

"Sore Pa." Songjae duduk di sebelah papanya yang sedang membaca koran.

Tuan Park menoleh dan menatap anaknya yang sembarangan menaikkan kaki ke meja.

Plak!

Koran itu menampar kaki Songjae, ia merasa panas menjalar melewati kulit.

"Gak sopan, udah besar masih aja kayak anak kecil."

Songjae nyengir begitu saja. "Aku kan, emang anak kecil. Masih imut lagi."

Tuan Park memutar bola mata, merasa aneh dengan sikap manja Songjae. "Kamu gak kesurupan, kan?"

"Sehat banget Pa. Aku aja tadi--"

"Papa." Kedatangan seorang gadis membuat perkataan Songjae terpotong. Kedua lelaki itu menatap ke sumber suara.

"Kamu sudah bangun, Nak? Duduk sini." Tuan Park menepuk kursi di sebelah kanannya. Sohyun menurut, wajah gadis itu sudah tidak sepucat kemarin.

"Kamu sudah makan?"

Sohyun menggeleng. "Aku tidak lapar, Papa saja yang makan."

"Kita makan sama-sama saja, ya." Tuan Park mengelus puncak rambut Sohyun dengan sayang. Songjae yang melihat itu kembali murka. Ia beranjak bangkit meninggalkan papanya.

"Kamu mau kemana Jae?"

"Aku lelah Pa, mau istirahat." Lelah melihat papa lebih sayang ke gadis sialan itu.

Revisi  : 18 Maret 2020

MAID! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang