Chap 1 ••Ratu dan Permaisuri••

331 86 94
                                    

"Kemarin.. Perihal cinta yang kau utarakan padaku,itu memang nyata untukku.. Atau kau sedang latihan untuknya?"


Seorang gadis bersurai gelap itu nampak sibuk memainkan benda pipih persegi panjang ditangannya. Nampak sangat serius membaca kata demi kata yang terpajang di beranda sosial media nya.

Ada banyak sekali quotes yang diposting diberbagai akun yang terlihat sangat lihai memainkan kata kata. Quotes yang membuat orang orang terkesima terutama para remaja putri yang hobi mengoleksi screenshot kata bijak yang pasti akan di posting di media sosial nya.

"Ra..."

Terdengar suara laki laki yang berusaha menyadarkan seseorang dihadapannya. Namun yang dipanggil justru nampak tak bergeming dan semakin tenggelam dengan dunia nya.

"Ra.. Saira?.."

Lagi,suara itu kembali terdengar dengan volume yang ditingkatkan.

Laki laki itu mulai mengerutkan kening, apakah suaranya yang terlalu kecil atau telinga gadis ini yang mulai bermasalah?

Merasa kekesalannya mulai memuncak, laki laki tersebut mengambil handphone yang sedari tadi digenggam gadis yang duduk dihadapannya ini.

Sontak perempuan bermata hazel itu tersentak dari kegiatannya yang terhenti secara tiba tiba.

"Ardhan?! Balikin handphone nya"

Dengan wajah yang ikutan kesal karena aktivitasnya yang harus terhenti di tengah jalan.

Laki laki yang dipanggil Ardhan itu hanya tersenyum puas karena berhasil mengambil benda yang sedari tadi menyita perhatian gadis didepannya.

"Gak. Dari tadi main handphone aja kerjaannya.. Liatin apaan si? Aku udah nunda rapat Osis demi ketemu kamu eh malah dicuekin"

Yaa.. Ini pertama kalinya bagi seorang Ardhan Alvaro yang ber notabene sebagai Ketua Osis yang menjunjung tinggi organisasi, yang nyatanya malah terdampar di kantin demi bertemu Saira Austryn.

Plus kurang lebih 20 menit hanya dicuekin.

"Hah? Kalo tau kamu ada rapat.. Mending gak usah kesini ar. Entar aku dimarahin lagi sama Waketos kamu yang cerewet itu"

Saira meneguk ludah susah payah, hanya karena memikirkan Farrel sang Wakil Osis yang dengan senang hati akan memberi ceramah lebih panjang daripada kata sambutan Kepala Sekolah.

"Ra.. Aku kan udah bilang walaupun aku sibuk,aku bakal luangin waktu buat kamu kok. Lagian aku udah serahin sama Farrel biar mimpin rapat sementara aku disini"
Ucap Ardhan yang terlihat begitu santai.

Kata kata itu lagi...
Batin Saira

"Enak ya ngomongnya.. Entar anak anak Osis pada tau kalo Ketua nya malah sibuk makan di kantin,sementara mereka kerja keras nyiapin acara. Mampuss! Kayaknya entar malem aku muntah paku gara gara disantet anak Osis "

Kesal Saira dengan tangan yang dilipat di dada. Namun justru dibalas dengan tawa renyah dari Ardhan.

"Wahh bagus dong! Berarti aku bisa kerumah kamu biar alesannya jagain kamu yang lagi sakit abis muntah paku haha"

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang