Chap 4 ••Kegelisahan Sang Waketos••

145 73 74
                                    

"Apa apaan ini.. Apa apaaaannn inii??"

Suara Ardhan menggelegar dirumah besar milik Saira. Atau lebih tepatnya laki laki itu sekarang berada di dapur, diatas wastafel tengah mencuci piring.

Sementara di samping nya sudah ada seorang gadis yang tengah tersenyum.

"Tuan Ardhan.. Gak usah teriak teriak juga kan? Lagian salah siapa pakek acara ngerusak pintu kamar orang!"

Saira menahan tawa nya ketika melihat Ardhan yang kini sibuk mencuci piring yang dipenuhi busa sabun ditangannya.

Ditambah dengan celemek berwarna pink yang dipakai untuk melindungi seragam sekolah putihnya, sementara tadi ia sudah menggantungkan jas Osis nya di kursi.

"Ra.. Aku terpaksa dobrak pintu kamar kamu, aku takut entar ada apa apa sama kamu"

Ardhan membela dirinya meskipun ia masih ingat jika pintu kamar perempuan itu memiliki kerusakan yang sedikit parah, yaah setidaknya perempuan itu baik baik saja kan?

"Aku gakpapa Ar.. Lagian aku juga udah ngirim surat izin Sakit ke sekolah. Kamu yang telat berita.."

Saira menghela nafas lalu melipat tangan di dada. Sebegitu khawatirkah laki laki itu padanya?

Atau hanya sekedar kepedulian kecil karena mereka teman dekat?

"Yaudah berarti aku sedikit bener kan kalo kamu lagi ada apa apa? Buktinya kamu sakit"

Ardhan masih melanjutkan kegiatannya membilas piring piring yang cukup banyak menunggu giliran dicuci.
Laki laki itu masih ingat betul ketika beberapa menit yang lalu perasaannya dibuat jungkir balik karena perempuan.

Padahal ia sudah susah payah mendobrak pintu,karena ia berfikir ada sesuatu yang terjadi pada Saira.

Tapi nyatanya?..

Ternyata perempuan itu sedang berada di kamar mandi dan berteriak kencang dari dalam.

Sungguh telinganya saja hampir pecah mendengar teriakan yang begitu kencang layaknya penyanyi sopran namun dengan ritme yang berbeda.

Padahal laki laki itu tidak melakukan apa apa,namun dengan luar biasa justru diteriaki penjahat oleh Saira dari dalam kamar mandi.

Untung saja tetangga sekitar tidak datang dan menyeretnya keluar lalu dengan otomatis di cap Penjahat atau Siswa berandalan yang tidak tahu aturan.

Dirinya yang tadi dibuat tak karuan karena khawatir dengan satu perempuan, sekarang malah berakhir didepan wastafel dan harus mencuci piring yang begitu banyak seperti habis hajatan.

Plus mendapat ceramah panjang dari sang Nona Rumah Saira Austryn.

"Jangan lebay Ar.. Masih untung kamu disuruh nyuci piring bukan gantiin pintu kamar aku yang rusak berkat kamu"

Saira lalu berbalik hendak meninggalkan Ardhan yang sekarang sedang menyusun piring di lemari. Niatnya yang ingin mengambil cemilan di kulkas akhirnya tertunda karena..

"Aku minta maaf.. Salah ya aku khawatir sama kamu?"

Kaki perempuan itu berhenti, dirinya dibuat tertegun dengan ucapan Ardhan yang terdengar lirih ditelinganya. Tiba tiba rasa gugup menyerang begitu saja. Hey.. Dia yang minta maaf kenapa jadi kamu yang gugup?

"Ardhan kamu--"

Deg

Baru saja Saira berbalik hendak menceramahi Ardhan, Perempuan ber mata hazel itu dibuat terkejut ketika Ardhan sudah berada didepannya. Menyentuh dahi nya pelan..

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang