"Hiks..hiks.. Jangan maa..."
Gadis kecil itu terisak sembari memeluk lututnya sendiri di sudut kamar.
Ditambah lagi dengan minimnya penerangan sehingga hanya menyisakan sinar rembulan dari sela sela kecil gorden yang terbuka dari jendela.
Hari itu hujan turun begitu deras disertai petir yang sering kali menunjukkan kemarahannya ditengah langit malam yang semakin gelap.
Hujan deras itu turun bersamaan dengan semakin derasnya air mata gadis kecil yang semakin membasahi wajah mungilnya, bibir kecil itu terus terusan memohon kepada perempuan paruh baya yang kini berdiri membelakangi tubuh kecil nya.
"Sstt tidak perlu menangis sayang.. Anak baik itu harus nurut sama mama~"
Terlihat punggung wanita dengan rambut sebahu itu berkata lembut seolah bersenandung.
Kata kata yang terlontar itu justru membuat si gadis kecil semakin gemetar, sambil terisak kaki kecil itu mencoba beranjak dari tempatnya dan berusaha secepat mungkin untuk berlari dari tempat menakutkan ini.
Lari..
Semakin cepat agar segera menggapai gagang pintu kamarnya untuk keluar.
Sial
Pintunya terkunci."Mau pergi kemana sayang?"
Nada suara wanita itu terdengar lirih. Gadis kecil itu melihat sendiri wanita yang berkata lembut itu justru tengah membawa sesuatu di tangan kirinya.
Gunting.
"Hiks.. Pergii!!"
Ketakutan. Itu yang dirasakan gadis kecil ini sekarang. Ia berbalik dan terus terusan memukul pintu di hadapannya berharap seseorang akan mendengar teriakannya.
"Papaa..!! Papa tolong akuu..!"
Teriakan itu terus terdengar. Membuat wanita yang berdiri di belakangnya nampak menyeringai. Sembari menahan tawa wanita itu berkata..
"Papa? Laki laki brengsek itu takkan datang untuk menolongmu.."
"Tapi, karena kau menyebutnya kembali dengan sebutan 'papa' maka mama akan menghukum mu"
Gunting itu terangkat tepat di depan wajah mungil yang berlinangan air mata.
"Mama!! Hentikaannnn!!"
*
*
*
Kedua mata hazel itu terbuka dengan gerakan refleks perempuan itu terbangun dengan mendudukkan dirinya diatas kasur queen size miliknya.Perempuan itu menyeka keringat yang sedari tadi mengalir di dahi nya. Nafasnya pun terdengar tak beraturan seiring dengan detak jantungnya yang masih belum stabil.
Mimpi itu lagi.
Kepala gadis itu menoleh kearah jam kecil diatas nakas yang menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Sungguh kepalanya terasa pusing dan mata nya kembali berkaca kaca menahan bendungan air mata yang segera tumpah.
Selalu begini..
Ia sudah lelah..
Perempuan itu lalu memeluk lututnya sendiri dan menangis menumpahkan segala ketakutannya. Persis seperti yang ia lakukan 10 tahun yang lalu...
Dan ketakutan itu tak pernah hilang.
Kenapa mimpi itu selalu datang tiap kali ia berusaha melupakannya?..
Kenapa ingatan buruk itu selalu hadir ditengah kehidupannya yang berusaha bahagia?
![](https://img.wattpad.com/cover/189703914-288-k978565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Ficção Adolescente"Hidupku begitu gelap.. layaknya langit malam yang tak dapat menunjukkan warna lain selain hitam. Luka ini terlalu dalam.. layaknya jurang yang tak berdasar dan mimpi buruk yang tak pernah usai. Namun semua tak lagi sama, ketika kau hadir dalam lemb...