Sherlyn melangkah pelan menuruni satu persatu anak tangga yang cukup panjang di sekolahnya. Matahari sudah hampir tenggelam, menandakan bahwa hari sudah hampir gelap.
Hari ini benar-benar melelahkan. Rapat dengan para pengurus OSIS Garuda benar-benar menyita habis waktu dan tenaga nya. Seperti yang diduga sebelumnya, mereka bukan anak anak sembarangan.
Bahkan jalannya rapat sudah menghabiskan waktu 3 jam hanya untuk berdebat. Mereka jelas telah menyusun rencana Study Banding dengan terperinci dan harus Perfect.
Sherlyn bahkan dibuat kagum dengan penyampaian Sekretaris Garuda yang terlihat tenang,rapi dan tegas bersamaan.
Berkas,proposal dan segala surat menyurat dibuat olehnya dengan sangat rapi dan detail. Serta anggaran dana yang didapat tidak main main, meskipun ini hanyalah Study Banding.
Baiklah selama rapat Sherlyn merasa dirinya terus di banding-bandingkan.
Ditambah lagi, tidak hadirnya Ardhan sebagai Ketua OSIS pada rapat kali ini membuat pihak Garuda sedikit meragukan title Ardhan sebagai Ketua OSIS yang
"Bertanggung Jawab"
Untung saja Farel dapat mengambil alih kepemimpinan dengan baik menggantikan Ardhan. Kumbang dapat bernafas lega ketika Waketos berada di tangan Farel.
"Ardhan.. Coba aja kamu hadir di rapat tadi, mereka pasti gak akan meragukan kemampuan kamu"
Sherlyn bergumam pada dirinya sendiri.
Sherlyn terus berjalan sampai ke arah parkiran menuju mobilnya. Dia ingin segera pulang dan beristirahat.
Lelah sekali memikirkan banyaknya tugas menumpuk yang menunggu untuk segera di kerjakan..
Ketika hampir sampai, alis Sherlyn bertaut melihat sesuatu di depannya. Ada apa ini?
"Baru pulang Lyn?"
Suara datar itu terdengar. Laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut yang nampak berkilau itu tersenyum ramah dengan sang pemilik mobil yang ia duduki ini.
"Revan?"
Laki-laki yang dipanggil Revan itu berjalan mendekati Sherlyn.
"Kau ada waktu? Aku ingin bicara"
***
Ardhan menghempaskan tubuhnya di sofa. Laki-laki itu memejamkan matanya sebentar, lalu dibukanya lagi memandang nuansa kamarnya yang serba hitam putih dengan banyak action figur yang berjajar rapi di lemari kaca. Serta banyak perlengkapan lain khas kamar remaja laki laki.
Ardhan baru sampai kerumah beberapa menit lalu, sepulangnya dari rumah Saira.
Dirinya sendiri tak sadar sudah tertidur 4 jam dan ketika bangun ia mendapati hari yang sudah malam.
Mengapa Saira tak membangunkannya saja?
Tumben sekali ia bisa tidur dengan lelap..
Akhir-akhir ini waktu tidurnya 'sedikit' terkikis karena banyaknya pekerjaan yang cukup menyita perhatiannya. Sehingga setiap hari waktu tidurnya semakin berkurang.
Berbeda ketika dirumah gadis itu, ia bisa tidur dengan lelap.
Tunggu dulu..
"Kok kayak ada yang kelupaan ya?.."
Ardhan berfikir sejenak,nampak ada sesuatu yang kurang.
Apa ia melupakan sesuatu?
Beberapa saat kemudian ia mulai tertegun karena teringat..
Ardhan menepuk keningnya.
"Jas OSIS"
Ardhan baru sadar jika Jas OSIS nya tertinggal di rumah Saira. Ia lupa mengambilnya lagi ketika berpamitan tadi, jas nya pasti masih tergantung di kursi dekat dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE
Novela Juvenil"Hidupku begitu gelap.. layaknya langit malam yang tak dapat menunjukkan warna lain selain hitam. Luka ini terlalu dalam.. layaknya jurang yang tak berdasar dan mimpi buruk yang tak pernah usai. Namun semua tak lagi sama, ketika kau hadir dalam lemb...
