Chap 6 ••Sesuatu Yang Tertinggal••

87 43 25
                                        

"Sayangnya aku juga tahu.. Jika sejak awal posisi yang kau tempati adalah milik Saira"

Apa?

Sherlyn mengerjap kan mata nya beberapa kali,menatap serius pada laki laki yang mencekal lengannya.

Mencari kebohongan pada iris mata kelam yang ditunjukkan di wajahnya. Namun sherlyn tak menemukan tanda tanda Revan berbohong akan perkataannya.

Apa dia serius?

"Apa maksudmu?"

Jujur Sherlyn tak mengerti sama sekali.

Revan bergerak lebih dekat,mengikis jarak diantara mereka.

Revan penasaran

Apakah gadis ini memang tak tahu atau justru ia sedang berusaha mengelabuhi dirinya?

Jika memang Sherlyn tidak tahu.. Harusnya ia merasa senang atau sedih sekarang?

"Ap.. Apa yang kau lakukan?"

Sherlyn kembali bersuara karena gadis itu merasa terancam sekarang.

Revan berada sangat dekat dengan tubuhnya, Sherlyn bahkan dapat mencium aroma musk dari parfum yang biasa dipakai oleh sang pemilik setiap hari.

"Kau sungguh tidak tahu?"

Dingin

Aura disekitar mereka berbeda sekarang. Sherlyn dapat merasakan sendiri perbedaannya ketika dengan jelas Revan menekan kuat lengannya.

Sungguh dirinya dibuat tak paham dengan situasi yang seolah Revan tengah menyudutkannya.

Apa si bodoh ini tak malu dilihat begitu banyak orang?

"Lepas! Sudah kubilang kan, aku tak mengerti maksudmu!"

Sherlyn menghempaskan cengkraman Revan dilengan nya.

Sudah cukup

Sherlyn bukan perempuan lemah yang akan tunduk hanya dengan gertakan kecil seperti itu. Revan ingin tahu sesuatu darinya, maka dari itu ia terlihat sedikit memaksa.

"Oh gitu..? Yaudah"

Singkat padat jelas. Revan langsung memundurkan tubuhnya, menetralkan kembali tatapan matanya lalu tersenyum manis seperti biasa.

"Sudah malam. Kuantar kau pulang"

Revan mengacak lembut puncak kepala Sherlyn. Lalu kembali tersenyum seolah tak terjadi apapun pada mereka sebelumnya.

Sherlyn dibuat melongo dengan tingkah Revan yang berubah dengan cepat. Barusan laki-laki itu menatapnya dengan datar dan dingin.

Bahkan Sherlyn tau betul jika Revan tengah menahan amarah nya ketika dirinya mengatakan tak mengerti maksud ucapannya.

Jujur saja gadis itu dibuat takut dengan sekejap.

Lalu sekarang?

Revan berubah bak malaikat baik hati yang selalu ramah tamah. Apa apaan ini?

"Gak usah.. Aku bisa pulang sendiri"
Tolak Sherlyn

"Sorry gak nerima penolakan"

Revan berucap santai lalu berjalan melewati Sherlyn menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka duduk tadi.

"Astaga.. Mahluk kayak gitu bisa bisanya jadi Ketua Osis Garuda. Pasti anggota yang lain pada makan ati"
Gerutu Sherlyn jengkel dengan sifat Revan.

"Hah bilang apa kamu tadi..? Aku gak denger"
Revan menoleh kearah Sherlyn yang tertinggal jauh dibelakang.

"Enggak"
Balas gadis yang sekarang berusaha berjalan cepat kearah Revan yang sangat menyebalkan di matanya.

CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang