Menghidupkan Malam Hari Raya

13 0 0
                                    

MENGHIDUPKAN MALAM HARI RAYA

Dari sahabat Abu Umamah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

((مَنْ قَامَ لَيْلَتَيِ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا لِلَّهِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ ))

Barang siapa yang beribadah pada malam hari raya karena mencari ridha Allah, maka hatinya tidak akan mati ketika hati banyak orang mengalami kematian.

Hadits riwayat Ibnu Majah (1782) dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra juz 3 hlm 319 dari Abu al-Darda' رضي الله عنه. Hadits di atas diriwayatkan dari beberapa jalur yang dha'if, tetapi diamalkan oleh para ulama.

Maksud hadits di atas, orang yang mengisi malam-malam hari raya dengan ibadah kepada Allah, misalnya sholat, istighfar dan lain-lain, maka Allah memberikan kehidupan pada hatinya ketika hati banyak orang mengalami kematian. Kematian hati tersebut adakalanya disebabkan rakus pada dunia seperti harta kekayaan dan jabatan yang menyebabkan seseorang meninggalkan ajaran agama. Atau matinya hati sebab kekufuran yang merajalela dan berpengaruh terhadap banyak orang untuk meninggalkan ajaran kebenaran.  Atau matinya hati sebab  terkejut menghadapi huru-hara pada hari kiamat.

Berdasarkan hadits di atas, disunnahkan bagi setiap Muslim untuk menghidupkan malam hari raya dengan aneka ragam ibadah sunnah.

Menghidupkan malam hari raya bisa dengan beribadah dalam sebagian besar waktu malam itu. Bisa juga dengan menunaikan shalat berjamaah Isyak dan bermaksud menunaikan shalat berjamaah shubuh. Semakin banyak menggunakan waktu malam dengan beribadah, semakin bagus. Wallaahu a'lam.

Syaikhul-Islam Zakariya al-Anshari dalam Asna al-Mathalib juz 1 hlm 566 dan Syaikh Muhammad Mahfuzh al-Tarmasi dalam Hasyiyah Mauhibah juz 4 hlm 456 .

Sumber : KH.Muhammad Idrus Ramli

 MUTIARA HIJRAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang