BAB 1

9.4K 298 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo mandangin poster orang jinjit sampai mau keluar matanya gitu?" Desti mengerucutkan bibirnya sambil menatap Dewa kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo mandangin poster orang jinjit sampai mau keluar matanya gitu?" Desti mengerucutkan bibirnya sambil menatap Dewa kesal.

"Ini tuh namanya gerakan pointe work gak gampang buat sampai ke tahap ini. Usianya minimal sebelas tahun untuk meminimalisasi cedera. Walau sangat menyakitkan, tapi terlihat sangat anggun dan elegan. Filosofinya untuk menampilkan yang terbaik, harus disertai usaha yang keras." Dewa mencibir penjelasan Desti yang tidak dia mengerti sedikitpun.

"Alah... jinjit begitu doang mah gue juga bisa." Ujarnya pongah. Desti langsung mendaratkan pukulan tepat di kepala sahabatnya yang sok tahu itu. Menggunakan berkas kantor yang sedang dia pegang. Membuat Dewa mendengus kesal sambil mengusap-usap bagian yang terkena pukulan.

"Ini bukan sekedar jinjit. Untuk melakukan pointe work dibutuhkan dukungan seluruh badan. Termasuk otot kaki dan otot perut. Karena itu latihan dan pemanasan sangat penting. Orang yang kerjanya molor kaya lo mana bisa." Ujar Desti menggebu-gebu. Saat ini mereka sedang berada di salah satu Mall dekat kantor. Kebetulan jam istirahat dan mereka sedang bosan makan di kantin. Sekalian mencari suasana yang lebih mendukung untuk sedikit membahas pekerjaan yang lumayan rumit.

"Sok tau lo, kaya lo bisa aja. Gue yakin kalau libur juga kerjaan lo cuma molor sambil nonton Spongebob kan?" Desti tersenyum tipis menanggapi kalimat Dewa. Menghembuskan nafasnya perlahan mengurangi sesak yang tiba-tiba saja menyerang dadanya.

"Balik kantor yuk! lima belas menit lagi masuk." Ucap wanita itu sambil melirik arloji mungil di pergelangan tangannya. Dewa mengangguk mengikuti langkah sahabatnya itu menuju parkiran.

"Eh, meeting nanti siang batal yah?" Ucap laki-laki itu begitu mobilnya berhasil keluar dari parking area. Desti mengerutkan dahinya bingung.

"Kata siapa lo?" Ucap gadis itu tidak percaya.

"Makanya punya  ponsel  jangan cuma buat stalking mantan aja di Ig. Baca tuh grup kantor!" Desti meringis kemudian membuka ponsel yang sejak tadi didiamkan di dalam tas.

BROKEN HEART ||TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang