BAB 5

4.4K 265 27
                                    

Hari ini adalah hari Minggu surganya para karyawan. Tapi tentu saja hal itu tidak berlaku untuk Desti. Sejak pagi wanita itu sudah cemberut sambil mondar-mandir di tangga kafenya.

Begitu merasa lelah dia duduk dibawah tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu merasa lelah dia duduk dibawah tangga. Membuat Marina menggelengkan kepala melihat kelakuan putri semata wayangnya.

"Dess kamu ada janji sama dokter Randy kan ?" Marina mengingatkan. Desti semakin cemberut. gadis itu sudah lelah dengan segala macam pengobatan.

"Desti gak mau ketemu dokter Randy lagi " Rajuknya.

"Yaudah jangan nangis kalau liat pangeran kamu nikah sama wanita cantik di luar sana sementara kamu terbaring sakit di rumah sakit." Ucap Marina tanpa menoleh.

"Kok bunda jahat sih?" Desti mengerucutkan bibirnya kemudian keluar dari bawah tangga menuju meja di samping karena ponselnya berbunyi sejak tadi.

"Bunda gak jahat Desti, Bunda cuma ngingetin."

"Iya bunda iya, ini dokter Randynya telpon." Belum sempat diangkat sambungan sudah terputus. Lalu diikuti oleh sebuah pesan masuk yang mengatakan pertemuan sore ini dibatalkan dikarenakan dokter Randy ada urusan. Desti langsung tersenyum lebar.

Belakangan ini kondisinya memang jauh lebih baik. Sudah jarang kambuh selama dia tetap teratur meminum obat. Wajahnya juga tidak sepucat dulu, sehingga tidak perlu memakai make up tebal lagi. Untuk sekarang ini Wanita itu hanya mengandalkan lipstik dan bedak saja.

"Dokter Randy-nya ada urusan bun, janjinya diganti Senin sore." Ucap gadis itu girang. Marina menyipitkan mata tidak percaya.

"Bunda gak percaya tuh." Ucapnya. Desti langsung mendekat dan menunjukan pesan itu kepada bundanya yang curigaan itu. Tapi yang terbaca oleh beliau justru sebuah pesan dari nomor tidak dikenal yang baru saja datang.

"Desti kamu ada waktu gak? Bisa temani saya mencari buku?" Ucap Marina keras-keras smbil tersenyum geli. Membuat Desti mengerutkan dahinya bingung. Setelah membalikan ponsel dan melihat di layar utama gadis itu baru mengerti.

"Cie ada yang ngajak kencan" Ledek Marina.

"Nomor siapa nih ,gak kenal" Ujar Desti cuek. Sejak dulu gadis itu memang sangat cuek dengan laki-laki. Padahal banyak sekali yang berusaha mendekatinya, tapi tidak satupun yang ditanggapi.

"Tanya dong siapa, kamu nih jangan cuek-cuek gitu terus. Kapan bunda mau punya menantu kalau kamunya kaya gini terus. "

"Bunda apaan sih ngomongin menantu aja, desti mau kerja dulu." Selalu saja alasanya seperti itu.

BROKEN HEART ||TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang