BAB 7

4.1K 269 6
                                    

"Dokter Randy itu beneran dokter kamu?" Sekarang mereka sedang berada dalam perjalanan pulang dengan suasana jalanan yang lumayan padat.

"Iya pak emang kelihatan bohong yah?" Dika terkekeh.

"Abisnya keliatanya dia suka sama kamu sih." 

"Calon suami orang loh pak!" Ucap Desti sambil tertawa. "Tapi yah pak, saya penasaran. Kok bisa sih Fika ninggalin bapak demi laki-laki kaya Dokter Randy?"

"Kayaknya kamu kenal banget yah sama Dokter Randy." Entah kenapa Desti mendengar ada nada cemburu dalam setiap kata yang diucapkan Dika. Tapi segera ditepis. Mana mungkin bos gantengnya cemburu.

"Biasa aja pak. Dibilang kenal, ya emang kenal sih. Tapi kalau banget enggak juga. Buktinya saya baru tahu kalau dia udah mau Nikah."

"Darimana kamu tahu Fika ninggalin aku?"

"Nebak aja sih pak." Dika tersenyum. Merasakan perasaan menyenangkan padahal hanya terlibat obrolan Ringan dengan karyawannya itu.

"Mungkin emang selama pacaran aku terlalu cuek, jadi gak sadar kalau sebenernya dia gak cinta sama aku." Desti manggut-manggut. Tidak mau membahas hal itu lebih jauh.
"Oh iya ngomong-ngomong kamu sakit apa? Kok bisa sampai punya dokter pribadi?" Desti diam beberapa saat mencoba memikirkan jawaban dari pertanyaan Dika. Kemudian tersenyum mencoba terlihat biasa saja.

"Gak ada yang serius kok pak, cuma sakit biasa aja. Kebetulan Dokter Randy itu anak kenalan bunda." Ucap Wanita itu tidak sepenuhnya bohong. Katena memang benar Randy adalah anak dari kenalan bundanya.

"Oh gitu, abisnya dia kaya serius banget gak ngebolehin kamu makan puding." Desti terkekeh.

"Dianya aja yang lebay."

"Kalau orang suka biasanya emang suka lebay." Lagi-lagi Desti menangkap nada cemburu. Tapi wanita itu tidak berani terlalu berharap. Laki-laki seperti Dika pasti banyak bertemu wanita cantik dan sehat di luar sana. Sementara dirinya..? Bisa dekat dan mengobrol dengan Dika saja Desti sudah sangat bersyukur. Setidaknya ada salah satu part dalam hidupnya yang dia lalui dengan menjadi bagian kecil hidup Dika.

"Bapak dari tadi bahas suka-sukaan mulu. Dia mau nikah loh pak! Mana mungkin suka sama orang kaya saya." Jawab Desti santai.

"Emang orang kaya kamu kenapa?" Rupanya Dika masih belum mau mengakhiri obrolan yang mulai memanas ini.

"Gak ada anggun-anggunya pak, saya kan pecicilan pak. Gak berkelas kaya Fika." kali ini Dika terkekeh.

"Iya sih." Ucapnya dengan nada geli, membuat Desti cemberut. Mungkin laki-laki itu bercanda, tapi tidak sadar bahwa ada hati yang sedikit kecewa mengetahui bahwa Dika juga menganggapnya pecicilan dan tidak anggun.

"Kok iya sih pak? " Candanya.

"Terus kamu mau aku bilang kamu cantik gitu?" Desti tersenyum sambil mengangguk.

"Iya kamu cantik kok, kalau dibandingin sama regarta." Desti lagi-lagi cemberut sementara Dika tertawa dengan geli.

"Regarta kan ganteng pak!" Rajuknya. Lagi-lagi Dika tertawa. Laki-laki yang sangat tidak peka itu tidak sadar. Bahwa untuk pertama kalinya ada yang membuatnya senyaman ini mengobrol. Bahwa untuk pertama kalinya ada seseorang yang membuatnya tertawa tanpa beban. Dan bahwa untuk pertama kalinya ada yang membuatnya lupa tentang patah hati.

"Yang bilang Rega cantik siapa?" Desti mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Dika gemas jadinya.

"Bibir merah itu pasti manis sekali rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibir merah itu pasti manis sekali rasanya." Tiba-tiba saja pikiran itu memenuhi seluruh partikel di otak Dika. Membuat laki-laki itu sedikit merasa gerah.

***
"Kamu ada hubungan apa sih sama pacarnya Dika itu?" Fika sudah menahan kesal dari tadi. Kali ini sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Kan udah dijelasin, dia itu pasien aku." Ucap Randy datar.

"Tapi kamu kaya suka sama dia. Inget kita mau nikah, udah sebar undangan juga." Ucap Fika masih dengan nada kesalnya.

"Kalau kamu gak hamil anak aku juga aku gak mau nikahin wanita matre kaya kamu " Fika semakin meradang.

"Enak aja kalau ngomong yah! Jangan maunya enaknya doang jadi laki-laki. Giliran bagian tanggungjawab lari."

"Ini aku tanggungjawab nikahin kamu loh! Kamu itu banyak maunya jadi perempuan. Masih untung aku mau nikahin gak aku tinggalin. Jangan terlalu berharap tentang perasaan. Dari awal hubungan kita emang gak pernah pakai perasaan." Kalimat panjang Randy memukul Fika dengan telak. Hingga mulutnya kesulitan untuk berkata-kata lagi.

Fika dan Randy bertemu di sebuah event yang diadakan kampus sekitar dua tahun yang lalu. Awalnya mereka hanya saling bertukar kontak karena memang memerlukan Dokter Randy untuk dijadikan pembicara di sebuah seminar yang diadakan kampus. Kebetulan Fika adalah panitianya.

Tapi lama-lama mereka saling membutuhkan. Dalam hal memuaskan hasrat. Fika yang memang tidak memiliki perasaan pada Dika, merasa jenuh harus berpacaran dengan orang yang cuek dan tidak peka seperti laki-laki itu. Jika bukan karena Nilainya yang semakin bagus karena bantuan Dika, Fika tidak akan mau dekat-dekat dengan laki-laki miskin dan kutu buku seperti Dika.

Fika memang selalu terlihat seperti wanita baik-baik di hadapan Dika, tapi hampir semua orang tahu bagaimana kehidupan perempuan itu di luar kampus. Dika saja yang terlalu percaya padanya sehingga mengabaikan peringatan dari teman-temanya.

Begitu lulus kuliah dengan Nilai yang bagus, secara tragis tanpa ada masalah berarti Fika langsung memutuskan hubungan dengan Dika. Kemudian melanjutkan hubungan tanpa statusnya dengan Randy yang lebih mapan menurutnya.

Lama-lama perempuan itu mulai memiliki perasaan pada Randy. Dan mulai menyusun rencana untuk menjerat laki-laki kaya itu kedalam pelukanya. Fika berhasil, dia hamil dan mereka akan menikah. Tapi entah kenapa ada perasaan menyesal yang begitu dasyat di dalam otaknya. Jika tahu Dika akan setampan dan sesukses itu, Fika akan terus bertahan di samping laki-laki yang dulu selalu memakai pakaian sederhana dan sangat hobby menaiki angkot itu.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah hamil anak Randy. Dan itu semua adalah buah dari apa yang direncanakanya. Dia akan mempertahankan Randy mati-matian.  Karena jika perasaan laki-laki itu tidak bisa di dapatkannya, minimal wanita itu mendapatkan hidup mewah dengan menjadi istri seorang dokter yang ayahnya adalah pemilik rumah sakit tempatnya bekerja.

Dan satu hal yang sedikit mengganggu Fika. Pertama karena tiba-tiba saja gadis itu diakui sebagai pacar Dika. Kedua karena Fika dapat menarik kesimpulan bahwa Randy juga menyukainya. Namanya Desti, Fika akan mengingatnya baik-baik. Dan jika perempuan itu bisa menjadi salah satu penghalang rencananya, maka Fika tidak akan segan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkanya.

Bagi wanita itu tidaklah mudah untuk sampai ketahap ini. Dia harus rela menjadi teman ranjang Randy tanpa sedikitpun dihargai. Hanya untuk lebih dekat dengannya.

Sebenarnya Fika bukan dari kalangan orang miskin. Ayahnya adalah pengusaha perhotelan yang sukses. Tapi kehidupanya yang terbiasa dengan kemewahan, membuatnya tidak bisa hidup miskin. Sehingga Fika bertekad dengan pasti bahwa laki-laki miskin tidak bisa menjadi kandidat calon suaminya.

***
Revisi tanggal 04-11-2019❤❤

Happy reading..

Mas Dika ganteng juga sayang kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Dika ganteng juga sayang kalian..

JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA!!❤❤✔️

BROKEN HEART ||TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang