|•|•|•|
Saling menatap lalu menyeringai.
Huh, aku terpesona padanya.
|•|•|•|
Baru saja Yohan melangkahkan kakinya di ujung gerbang kampus, telinga Yohan rasanya sudah pengang sekali.
'Oh itu yang dicium Mr. Mask?'
'Lah doi anak arsi kan?'
'Eh gila manis juga euy inceran Mr. Mask.'
Dan blablabla.
Mr. Mask lagi. Mr. Mask terus.
Lama-lama Yohan pakai masker saja sekalian biar disebut Mr. Mask juga.
Yohan sebetulnya penasaran setengah mati apa yang terjadi di acara ultah Hangyul waktu itu. Apa yang membuat DJ arogan itu tiba-tiba menciumnya. Sayangnya, Hangyul maupun Minkyu tidak ada yang memberikan jawaban yang dia harapkan. Minkyu sih jelas tidak tahu, wong dia tidak ada disana. Nah Hangyul ini yang membuat Yohan curiga setengah mati. Setiap dia tanya soal ini, Hangyul selalu tersenyum dan mengatakan ''Gak ada apa-apa".
"Yohan sayang~" Yohan memutar bola matanya.
"Apa lo."
Hangyul terkekeh, "Galak amat sih mas, masih pagi loh ini."
Yohan mengerang, "Lo tukeran sini sama gue. Baru dateng kuping gue langsung panas."
Minkyu kini giliran yang terkekeh, "Ya siapa suruh lo nyium most-wanted-people di seluruh kampus ini."
Yohan mendesis, "Ini anak kampus sebenernya tau darimana sih si DJ ngeselin itu?"
"Ya dari clubnya Byungchan lah. Lo inget kan a half of this society love club so much. Kecuali gue tentunya." jawab Minkyu.
Yohan dan Hangyul mendengus bersamaan, "Ya iya. Lo hobinya ngalusin anak jurnalistik. Mana mau diajak joget di dance floor."
Minkyu mendelik, "Anak jurnalistik siapa dah. Perasaan gue gak lagi deketin siapa-siapa."
Hangyul melirik Minkyu dengan tatapan sinis, "Dih, yaudah besok gue suruh Wonjin aja yang nemenin Hyungjun ke pameran seni."
Minkyu mendecak, dia kalah. "Yaudah oke gue ngaku. Awas aja lo ya nyuruh si cengeng bawa gebetan gue."
"Hm permisi." Suara laki-laki tinggi itu membuat fokus ketiga sahabat itu teralihkan.
"Yuvin? Ngapa?" tanya Hangyul.
Yuvin memberikan setumpuk kertas yang sudah dijilid ke hadapan Yohan. Yohan menaikkan alisnya, "Apaan nih?"
"Laporan pengamatan kemarin lusa. Saya kasihin ke kamu buat direvisi ulang." jelas Yuvin.
Yohan menggaruk belakang kepalanya, "Gausah lah, gue percaya kok sama hasil kerja lo."
"Kamu yang pegang. Saya besok izin gak ngampus." kata Yuvin.
"Oh...oke." balas Yohan lalu Yuvin berjalan meninggalkan tiga sekawan itu.
Hangyul dan Minkyu melirik jahil ke arah Yohan, "Cie selamat presentasi tanpa pendamping kelompok, Kim Yohan~"
"Diem."
•••
Besoknya, Yohan benar-benar frustasi setengah mati. Ini masalahnya laporan pengamatannya dibuat seratus persen hasil kerjanya Song Yuvin, Yohan nya benar-benar tidak membaca apapun isi materi itu. Rumusan masalahnya saja Yohan tidak tahu. Aduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Road of Life | Yuvin x Yohan
FanfictionIni kisah tentang dua pemuda yang mempunyai roda kehidupan yang tidak pernah selaras. Yohan si pem-'bully', versus Yuvin si di-"bully". Dibalik image umum itu, tersimpan segudang rahasia yang berbanding terbalik. | contain of boys love, harsh words...