xii ; date

4.3K 871 253
                                    

|•|•|•|

"How was our first date?"

It's amazing.

|•|•|•|

Suasana di kelas hari itu tampak lengang. Hanya ada suara dosen yang sedang menjelaskan materi kalkulus mengisi ruangan itu. Tidak seperti biasanya, hampir semua mahasiswa fokus memperhatikan penjelasan dari dosen itu.

Tidak lama, kelas itu selesai dan artinya jadwal kuliah mahasiswa yang duduk di semester lima sudah berakhir hari ini. Yohan mengembangkan senyumnya sembari merapikan tas ranselnya. Ia melirik ke sisi kirinya dan menemukan Yuvin yang sedang tersenyum kecil.

Ugh, Yohan hampir saja menubruk tubuh Yuvin untuk memeluk kekasihnya itu.

Cie, kekasih.

Hubungan Yuvin dan Yohan belum diketahui siapapun selain mereka berdua. Untungnya bakat akting yang dimiliki Yuvin dan Yohan membuat mereka tidak dicurigai sama sekali. Hangyul dan Minkyu juga tidak berbicara macam-macam tentang mood Yohan yang hari ini sangat ceria, berbanding terbalik dengan mood nya yang selalu berubah-ubah beberapa bulan terakhir.

Yohan membawa tasnya keluar kelas sembari meletakkan secarik kertas di meja Yuvin. Yohan buru-buru keluar dari kelas sebelum Yuvin membaca pesannya.

'Ketemu di halte bus deket kampus ya?'

Yuvin yang membaca isi kertas itu menggigit bibirnya gemas, sudut-sudut bibirnya mengangkat terlalu tinggi. Yuvin buru-buru menyampirkan tasnya ke bahu lalu pergi ke halte bus yang dimaksud Yohan.

Hari ini, hari kencan pertama mereka sebagai sepasang kekasih.

•••

"Tadi nunggu di haltenya lama gak?" tanya Yuvin.

Yohan menggeleng, "Engga kok. Nunggu tiga puluh menit doang." jawabnya dengan nada sarkas.

Yuvin terkekeh, "Maaf. Tadi disuruh ke ruang beasiswa dulu."

Yohan menyesap es krim di tangannya, "Kamu mau apply beasiswa?"

Yuvin menahan pekikannya. Aduh Yohan kok jadi soft begini sih.

"Ya gitu. Aku ada rencana S2 di Aussie. Tapi gatau juga jadi atau engga." jawab Yuvin.

Yohan tersenyum kecil, "Enak ya kamu bisa lanjutin S2. Aku aja gak ada kemauan buat lanjutin."

Yuvin mengernyitkan dahinya, "Kenapa?"

Yohan menghela nafas, "Ngapain. Aku dapet gelar sarjana juga gak ada apa-apanya di mata orang tua aku. Aku tadinya mau berhenti kuliah, tapi ya gapapa deh. Itung-itung buangin uang dari orang tuaku."

Yuvin mengetuk pelan kepala Yohan, "Kamu tuh ya, dendam mulu sama orang tua sendiri."

Yohan mendecak, "Ya biarin. Toh emang mereka berdua juga yang bikin aku lupa sama kenangan masa kecil aku."

Yuvin tersedak mendengar jawaban Yohan. "Kamu tau darimana kalo penyebab kamu lupa ingatan karena orang tua kamu?"

Yohan mengedikan bahunya, "Intuisi. Ya lagian siapa juga yang bisa celakain aku separah itu kalo bukan orang tuaku."

Yuvin mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Yohan, "Kamu kuat banget, Han. Salut."

Yohan tertawa kecil dan mengambil tangan Yuvin di kepalanya untuk ia genggam. "Udah ah gausah ngomongin orang tua. Nanti aku lompat dari jembatan lagi."

[1] Road of Life | Yuvin x YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang