vii ; us

5.1K 1K 198
                                    

|•|•|•|

"Setaun kita ketemu, terus hilang."

Cerita lama kembali terkuak.

|•|•|•|

Daegu, 2013

Sembilan tahun berlalu. Yohan sekarang sudah menginjak tahun kedua di sekolah menengah pertama. Hari ini cuaca sedang bersahabat. Yohan menatap pemandangan indah di hadapannya. Angin sore lembut menyapa wajahnya. Langit sore dengan hiasan warna jingga tampak sangat memukau.

Seperti dia.

Yohan menghela nafasnya. Yohan masih ingat teman masa kecilnya itu. Si laki-laki yang menenangkannya saat dia menangis karena orang tuanya. Hari itu, Yuvin—anak itu—tidak hadir ke pesta ulang tahun Yohan. Padahal Yohan sudah menunggu Yuvin untuk datang.

Yohan penasaran. Bagaimana rupanya sekarang? Apa yang sedang dia lakukan sekarang?

Yohan mengecek ponselnya dan menemukan puluhan panggilan tidak terjawab dari orang tuanya. Yohan mendecak dan kembali memasukkan ponselnya ke saku celana. Cairan bening di matanya kembali turun ke pipinya. Lagi-lagi, orang tuanya menyuruhnya untuk pindah sekolah, tentu saja dengan alasan urusan bisnis. Kini lebih parah, Yohan disuruh pindah ke Amerika. Yohan jelas tidak mau, Yohan masih ingin mencari keberadaan Yuvin.

Air matanya kembali menetes. Yohan melirik kertas yang ada di genggamannya. Kertas itu didominasi dengan angka 50. Yohan tertawa miris melihat rapornya yang sangat menyedihkan.

Lebih tepatnya, hidupnya sangat menyedihkan.

Yohan merasa ia sedang berada di bagian bawah roda kehidupannya. Orang tua tidak harmonis, nilai rapor dibawah rata-rata, serta objek pencariannya tidak kunjung datang.

Matanya melirik ke bawah, air sungai terlihat tenang hari ini. Kakinya menapak ke pagar pembatas. Bibirnya melengkung membentuk senyuman. Hari yang indah untuk mengakhiri hidupnya.

Tinggal satu langkah lagi untuk Yohan membawa dirinya bertemu dengan air sungai di bawahnya. Yohan mulai mencondongkan badannya ke depan, dengan senyum pahit di bibirnya ia siap bertemu dengan ruang kematian.

Tapi sepasang tangan memeluknya dari belakang.

"Jangan pergi." lirih orang di belakang Yohan. Yohan terpaku sejenak sebelum meronta ingin dilepaskan.

"Lo siapa sih bangsat, lepasin gue mau mati!" teriak Yohan.

Sosok di belakangnya menggelengkan kepalanya, "Lo gak boleh mati."

Yohan akhirnya mengalah dan berhenti meronta. Ia melirik ke belakang dan menemukan pemuda dengan seragam sekolah tengah memeluknya erat. "Lo siapa?" tanya Yohan dingin.

Pemuda di belakangnya tidak menjawab apapun. Yohan baru saja akan melompat lagi ke sungai sebelum mendengar jawaban dari pria yang menyelamatkannya.

"Gue orang yang lo cari selama ini. Lo juga orang yang gue cari selama ini.




Kim Yohan,

It's been a long time right?"

•••

Yohan keluar dari rumahnya dengan setelan kasual. Hari ini dia tidak ada jadwal kuliah. Yohan tersentak saat melihat mobil hitam sudah terparkir di depan rumahnya. Ia langsung buru-buru mendekati mobil itu.

[1] Road of Life | Yuvin x YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang