Julius mengunyah roti isi daging sambil menyusuri koridor pagi ini, matanya melirik ke sana kemari, sembari mengingat-ingat letak kelas pagi yang harus dia ikuti hari ini.
"Sial, coba saja kalau aku mendengarkan arahan dari pria tua itu," keluhnya jengkel, setelah tidak mengindahkan peringatan dari kepala keamanan akademi semalam.
"Hei kau! Apa kau berniat bolos?!" teriak suara seseorang.
Julius berhenti, memandang sumber suara. Dia melihat seorang pria muda berkacamata tubuhnya penuh lumpur, dia menyandang pedang di pinggangnya.
"Kau siapa?" tanya Julius dengan pandangan menyelidik.
"Bukan siapa-siapa, apa kau murid baru?" tanya pria muda itu.
Julius hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Apa aku bisa membantumu?"
"Ah iya, apa kau tahu kelas sejarah? Sepertinya aku tersesat,"
"Begitu rupanya pantas kau terlihat bingung..."
Pemuda itu lantas memberitahu letak kelas sejarah yang akan diikuti Julius, setelah mengucap terima kasih Julius bergegas pergi dan masuk ke dalam kelas.
"Aku merasakan ada energi besar pada anak itu," gumam pemuda itu menatap tertarik melihat punggung Julius.
Julius mengetok pintu kelas beberapa kali, seseorang membuka, guru wanita paruh baya memakai setelan terusan berjumbai, dengan syal rajut di lehernya. Rambutnya yang mulai beruban disanggul.
Julius mengenalnya dari buku sekolah, dia adalah guru sejarah. Master Nira Stoutfish.
Dia menatap tajam di balik kacamatanya.
"Masuklah, aku tak ingin alasan apapun darimu, kelas sejarah memang tak terlalu diminati sejak dulu," selorohnya tajam.
Julius mengangguk penuh terima kasih, dia tak menghiraukan tatapan dari teman-teman sekelasnya. Dia mengambil duduk paling belakang, pojok kanan. Di dekat seorang anak laki-laki berambut hitam yang sedang tertidur pulas, air liur menetes dari pinggir mulutnya.
"Oke kita lanjutnya penjelasan mengenai sejarah Ksatria Sihir, sebelumnya ada pertanyaan?" tanya guru wanita tadi.
Seorang anak laki-laki berambut pirang klimis bertubuh tegap mengacungkan jarinya.
"Namaku Dylan Wolfgang, aku bukan siapa-siapa tak memiliki darah ksatria ataupun penyihir dalam nadi darahku, jadi aku tak terlalu mengerti tentang dunia ini. Aku hanya ingin bertanya kenapa di dunia yang hampir ideal ini menurutku, masih ada perbedaan kasta? Kenapa kaum bangsawan diberikan tempat tinggi, Master Nira?"
Guru wanita itu menghela napas panjang, melambaikan tangan ke sekeliling ruangan, seekor angsa putih terbang menari-nari di udara, murid-murid mengisyaratkan kekaguman mereka melihat angsa putih itu. Guru itu baru saja menghamparkan sihir ruangan, untuk mencegah adanya orang yang mencuri dengar di luar kelas.
"Kalian harus bersumpah untuk tidak membicarakan hal ini di luar kelas, apa yang kalian dengar hari ini akan menjadi rahasia kita mulai sekarang, sebab membahas hal ini hukuman bagian kalian adalah dikeluarkan dari sekolah dan menyegel kekuatan kalian selamanya, untukku hukuman mati akan menyambutku, apa kalian masih ingin melanjutkan mendengar hal ini?" tanya Master Nira serius.
Bisikan memenuhi kelas, murid-murid berubah khawatir. Mereka baru saja masuk dan sudah dihadapkan dalam situasi seperti ini. Di sisi lain, pembahasan seperti ini mengusik benak mereka, apalagi kelas Warriors benar-benar berada di kasta terendah.
Karena rasa penasaran mereka lebih kuat dibanding rasa takut, mereka setuju dengan merahasiakan pembahasan di kelas kali ini.
"Mungkin kalian sudah sadar sejak pertama datang, keturunan bangsawan mengendarai kereta kuda tak satu pun dari mereka berjalan kaki, bahkan mereka sudah dijamin untuk mendapatkan kelas Knight atau Wizard tanpa proses seleksi. Sejarah kelam ini dimulai sejak Raja Penyihir Arnold berkuasa, dia mendapat tahta setelah menggulingkan kekuasaan ayahnya yang lalim, tentu dibantu oleh para bangsawan yang kecewa dengan pemerintahan ayahnya. Tapi, kekuasaan Raja Arnold tak berlangsung lama, walau dia bersikap adil dan bijak, namun para bangsawan tidak setuju dengan kebijakannya mengenai berbagi kekayaan dengan rakyat miskin, dia pun digulingkan dengan cara difitnah dan keturunannya diasingkan selamanya. Untuk menggantikan kekuasaan sang raja, para bangsawan secara bergantian memimpin negeri hingga detik ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Julius Aleksander
FantasyKetika usiamu menginjak 17 tahun, saat itulah tanggungjawab besar akan menimpamu, dimana kau akan mendapat sebuah kekuatan yang akan mengubah takdir hidupmu selamanya. Julius Aleksander selama 17 tahun hidupnya tak menyangka dia akan bersekolah di a...