Julius dan Hannibal masih duduk di tribun lapangan, mereka memperhatikan tindak tanduk anggota legion yang entah sedang melakukan apa.
"Han, kenapa kau sangat ingin menantangnya? Apa kau memiliki dendam padanya?" tanya Julius tanpa memandang Hannibal
"Bukan, aku tak melakukan hal sekonyol itu, menyimpan dendam bukan sesuatu yang kuanggap penting," tukas Hannibal.
"Lalu apa?"
"Aku hanya ingin tahu seberapa jauh batas kekuatanku, seberapa tinggi dinding yang harus ku lompati, dan seberapa terjal bukit yang harus kudaki untuk tahu batasku. Laki-laki itu terkuat dari generasinya, seorang memiliki potensi luar biasa, tempat ujung pedangku tertuju," kata Hannibal menjulurkan tinjunya ke depan seolah itu pedang, tertuju kepada Noah.
"Bocah yang menarik," komentar Vaalstrun.
"Kenapa kau tak berpasangan dengannya saja?" tanya Julius.
"Kau cemburu?"
"Tidak, aku hanya sekadar bertanya. Kalau pun kau memilihnya aku juga tidak peduli,"
Vaalstrun tergelak mendengarnya. "Jika saja kau tahu potensi kekuatanmu sebenarnya. Kau mungkin akan membuat patung diriku,"
"Bagaimana sih cara melihatnya?"
"Nanti kau akan diajari caranya, omong-omong alasan kenapa bola pendeteksi kekuatan pecah di pintu depan kota bukanlah karena kekuatanku, tapi itu murni kekuatanmu, Julius."
"Aku masih belum percaya sepenuhnya padamu, Vaal," gerutu Julius.
"Kau bilang apa?" tanya Hannibal memandang Julius.
"Oh bukan, aku hanya berbicara sendiri," kata Julius cepat-cepat.
Hannibal berpaling kembali ke lapangan. "Ah rupanya sedang berlatih tanding, apa akan ada perang ya?"
"Perang?" sebelah alis Julius terangkat.
"Ya, kau pikir kita ini di sini hanya sekolah untuk bekal dunia kerja?"
"Memang iya?"
"Jelas bukan sialan, mana ada perusahaan yang mau menerimamu hanya berbekal lulusan ilmu sihir dan perang. Kita ini dilatih untuk mengamankan situasi yang luas, tidak hanya..."
"Diam Han! Lihat apa yang mereka lakukan?!" Julius berdiri dari duduknya, matanya pelotot, tertuju kepada kerumunan anggota legion.
Seorang di antara anggota legion bertubuh paling besar menggeliat di atas tanah, anggota lain membentuk lingkaran mengelilinginya.
"Beast form," desis Hannibal, matanya menatap penuh ketertarikan, tangan mengepal bergairah.
"Apa?"
Hannibal berpaling ke Julius. "Beast form, kau tahu kan setiap murid yang terpilih pasti memiliki seekor rekan hewan mistis dalam dirinya, jika kau dan rekanmu itu mencapai tahap tertentu. Kau akan memiliki kekuatan yang terbayangkan sebelumnya," ujarnya. "Biasanya sih dia mengubah bentuk tubuhmu,"
Anggota legion itu kini berteriak keras. Tubuhnya perlahan berubah, sesuatu mencuat dari kepalanya, sepasang tanduk besar. Di kulitnya muncul bulu-bulu kasar, kakinya menciut, menumbuhkan tapak hewan, dan murid tersebut berubah sepenuhnya menjadi manusia banteng atau Minotaur.
Julius menatap jijik, sejenak dia berimajinasi berubah menjadi manusia setengah naga. Ini membuatnya ingin muntah.
"Tak usah berpikir macam-macam, aku takkan membuatmu berubah menjadi wujud jelek seperti itu," geram Vaalstrun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julius Aleksander
FantasyKetika usiamu menginjak 17 tahun, saat itulah tanggungjawab besar akan menimpamu, dimana kau akan mendapat sebuah kekuatan yang akan mengubah takdir hidupmu selamanya. Julius Aleksander selama 17 tahun hidupnya tak menyangka dia akan bersekolah di a...