stereotip

22 3 1
                                    

Aku adalah anak satu-satunya dari keluarga kecil ...
  yang seharusnya membanggakan ayah...
  yang seharusnya membanggakan ibu...

Nilai ku bagus Aku mendapat juara 10 kalau begini Aku bisa masuk sekolah negeri...
Wahhh itu namaku ternyata urutan 40...

    Itulah yang membuat ayah tambah  marah denganku aku tidak bisa
     menjadi kebanggaan...
Ibu juga memarahiku sehingga ibu bilang"nem sekecil itu tidak akan bisa masuk sekolah negeri yang ada akan bisa masuk sekolah swasta"
   
    Dan aku pun masuk ke sekolah swasta semua orang menjauhi ku karena aku di anggap tidak bisa apa-apa."Evan aku tau kok kamu belum mengerti dengan materi tersebut  maukah kamu datang dan membawa makanan nanti biarkan aku dan lainnya yang mengerjakan bersama-sama dan kamu cukup dengan melihat saja".Memang seorang yang bodoh hanya akan menjadi pesuruh saja.Meski mereka beranggapan bahwa gambaran aku jelek tapi aku sangat bangga dengan karya ku dan menjadikan hobi. Setiap harinya aku menghabiskan waktu ku untuk ke warnet menonton cara menggambar pergi ke toko untuk membeli buku atau ke perpustakaan. Dari semua gambar yang aku suka adalah gambar handlettering dari situlah aku bisa belajar dengan metode ku sendiri.
 
    Aku masuk SMA memilih jurusan ips kata orang-orang sih ips banyak yang nakal dan malas, dan pada akhirnya itu menjadi kenyataan aku merokok, aku minum. Tapi aku menyadari bahwa hal itu tidak baik jika di teruskan dan juga tugas-tugas ku menjadi menumpuk jika tidak di kerjakan sehingga terdengar lucu.Maka dari itu Aku berusaha untuk menjadi kebanggaan ayah, tetapi lagi-lagi usaha itu di patahkan. Aku berteriak seperti Ayah ketika Aku masih kecil, Aku mencaci,
Aku benci ayah
                               
dan
plakkkkkkk

tamparan paling keras dari Ayah yang pernah aku rasakan...

Bersambung...

Terlambat jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang