Aku dan Dimas adalah saudara kandung yang lahir hanya beda beberapa bulan saja
kami masuk sekolah di tahun yang sama, mungkin itu sebabnya mamah dan papah bekerja lebih ekstra lagi untuk biaya kami.
"Dimas, Dimas"panggil Evira dengan nada yang sedih
"apakah mamah dan papah ingin menjual rumah untuk biaya sekolah kita? atau jangan-jangan karena biaya rumah sakit untuk aku ya?"
"kakak nih kebiasaan, kita tidak boleh menguping obrolan orang tua. Lagian papah kan sudah bilang tugas kita itu untuk tetap belajar, soal biaya itu urusan mereka ."
"Atas nama Evira? owhh iya aku eh, saya"
"jadi kita lakukan dengan cepat saja ya, di terima atau tidaknya langsung kami putuskan kami cuma ingin tanya, apa yang sudah kamu lakukan untuk membantu orang lain."
Evira mengingat masa lalunya...
mengapa diriku harus terlahirkan, dunia sangat kelam bagiku dan harus meninggalkan banyaknya kesedihan dan membuat orang lain seakan akan menderita karena diriku, ku duduk di samping jendela. Ku lihat kota-kota yang hampa seakan-seakan hari terus berjalan hingga kota menjadi ramai, banyaknya anak kecil yang bahagia dengan orang tua dan teman-temannya sedangkan diriku hanyalah seorang diri. Temanku hanyalah orang-orang yang berada di rumah sakit, aku ingin sekali merasakan bagaimana rasanya kebahagiaan itu, namun aku mengerti aku tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan itu.
"Dimas! serius kamu mau masuk ke smk tata boga? iya"
"ehhh kan katanya mau jadi jurnalis? tapi kenapa tiba-tiba masuk tata boga sih? mungkin karena ada cewek yang kamu taksir di sana ya?"
"Tidak kak, setelah lulus SMK aku bisa langsung bekerja dan bantuin mamah dan papah buat ngurusin biaya rumah sakit kakak."
kami selalu bersama, sampai akhirnya memutuskan untuk masuk sekolah yang beda
Aku menjadi beban bagi mamah dan papah dan Aku juga telah menghancurkan mimpi Dimas
"Anu, saya tidak pernah membantu siapapun"
"eh? jujur sekali"
"yah dari awal juga sudah keliatan kok"
"orang dengan kepribadian seperti anda kurang cocok disini, jadi silahkan cari perusahaan lain saja"
tap tap tap suara langkahan kaki Evira
dunia serasa tidak adil bagiku, seakan akan tidak ada lagi yang memperdulikan, alam semesta yang selalu bersamaku kini entah kemana, kemana kah aku harus mencari, dunia yang hampa penuh dengan segala angan-angan yang tidak pasti dan yang tersisa hanyalah harapan belaka
Evira pulang membawa surat merah yang dia dapatkan dan pulang dengan rasa kecewa dan sedih...
"Mengapa aku selalu saja hanya bisa menjadi sebutir beras, aku kesal...aku kesal...aku kesal dengan diriku sendiri, setiap kali di pikir tetap saja gagal"😭
Sebuah lorong jalan yang sepi dan Malam yang masih sunyi seperti biasanya serta kesedihan yang meliputi diriku ini
Grakkk!!!
"Adek mau kemana, malam-malam"
Tiba-tiba saja seseorang tak di kenali itu menyekap diriku dari belakang, memakai bius..."Tolong... tolong....tolong...Siapapun itu...."
Kepalaku menjadi pusing dan aku pun tak bisa melakukan apapun dan badanku menjadi lemas...
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat jatuh cinta
Romancepopuler dan banyak di gemari di kampus, itulah Evan.Ia selalu mendengar perasaan dari para perempuan termasuk Evira.Tapi Evira tidak punya waktu yang lama apa yang harus Evan lakukan sebelum terlambat?