Hyunjin tersenyum melihat christ, ternyata christ itu orang baik dan pemurah. Ia melihat pergerakan christ yang kini menghampiri kursi panjang didepan supermarket itu
"Ahh melelahkan sekali" hela christ sambil duduk di sebuah bangku putih dan menyandarkan punggungnya nyaman
Hyunjin ikut duduk disana dan menatap christ
"Kau setiap hari melakukan ini?" Tanya hyunjin sambil membenarkan topi putihnya
"Tidak juga, kejadian ini datang kebetulan, misalnya seperti hari ini. Aku hanya sedang duduk dan seseorang datang meminta bantuan padaku. Ya aku terima saja" ujar christ
"Itu bagus, kau tanpa menolak membantunya" ucap hyunjin tersenyum
Christ hanya terkekeh mendengarnya. Kenapa ia jadi salah tingkah dipuji seperti itu. Hyunjin mengeluarkan saputangan yang biasa ia bawa di saku celananya dan menghelap keringat di pelipis christ dengan perlahan.
Christ spontan menoleh menatap hyunjin begitupula hyunjin ia seketika membeku ditempat ketika mata christ menatapnya seperti itu. Ia pun menghentikan kegiatannya lalu mengalih pandang.
"Maaf..aku hanya-"
"Tidak apa-apa" potong christ cepat ia kembali menarik tangan hyunjin dan menuntun tangan itu untuk menghapus keringatnya
"Hapus keringatmu sendiri!" Ucap hyunjin sedikit mendorong kepala christ. Sebenarnya ia hanya menyembunyikan rona merah yang ia rasakan muncul di kedua pipinya.
Pemuda rambut pirang itu hanya terkekeh pelan melihat perilaku hyunjin yang begitu menggemaskan. Christ ke supermarket hanya naik sepeda iapun berniat mampir kerumah hyunjin. Melihat hyunjin yang lihai dalam melajukan papan skateboardnya. Ia jadi ingin belajar naik papan beroda empat itu.
Hyunjin dan Christ sampai di rumah hyunjin. Pemuda Hwang itu izin masuk kedalam rumah untuk meletakkan barang belanjanya. Ia ingin membuatkan christ minum, tapi pemuda berambut pirang itu menolak lembut
"Hm hyunjin.." panggil christ saat mereka duduk diteras rumah hyunjin
"Iya ada apa?"
"Ajari aku bermain skateboard"
"Kau tidak bisa?" Tanya hyunjin dengan dahi berkerut
Christ menggeleng sambil terkekeh pelan, entahlah ia jadi ingin belajar menaiki papan sktaeboard itu. Sepertinya terlihat mudah saja untuk mendorong-dorongnya dengan kaki agar mau melaju.
Hyunjin tampak berfikir lalu ia berkata
"Bermain skateboard tidak semudah yang kau pikirkan"
"Kalau kau yang ajari. aku pasti cepat mengerti" ucap christ meyakinkan hyunjin
Hyunjin kembali berfikir dan menatap christ dengan ragu. Ia ingin tertawa saja melihat wajah christ yang begitu menunggu jawabannya. Ia mengalihkan padangannya ke depan dan berfikir lagi.
"Jadi? Kau mau mengajariku?" tanya christ ragu
Hyunjin kembali menatap christ lalu ia tersenyum mengangguk. Christ ikut tersenyum senang.
"Ini papan skateboard untukmu latihan" kata hyunjin menyodorkan papan skateboarnya
Christ membolak-balikkan papan skateboard milik hyunjin dan berfikir entah apa yang dipikirkannya. Hyunjin yang hampir melajukan papan skateboardnya lebih dulu melihat christ yang melamun. Iapun terkekeh pelan.
"Ayo christ jangan tatapi papan skateboard itu terus"
"Oh baiklah"
Sejujurnya ia tidak bisa untuk sampai ke tempat biasa hyunjin bermain skate. Padahal jaraknya tak begitu jauh, tapi ia memang tidak mengerti. Andaikan ini pedal gas dan rem ia pasti bisa.
Merasa tak mendengar roda berputar di belakangnya hyunjin menoleh. Christ masih disana berdiri menatapnya sambil tersenyum bodoh.
Hyunjin menampar pelan dahinya sambil tertawa kecil lalu berbalik menghampiri christ."Maafkan aku, baiklah kalau begitu kita jalan kaki saja kesana"
Christ hanya menggaruk tengkuknya canggung kemudian mengangguk. Berjalan disamping hyunjin menuju tempat biasa hyunjin latihan bermain skateboard
•
"Ini tempatnya?" Tanya christ tak percaya
"Ya,ada apa?"
Christ dengan cepat menggeleng, ia melihat tempat latihan skateboard itu layaknya mangkuk besar melingkar menjulang tinggi dan beberapanya merendah.
"Kita mulai dengan mudah saja, kau kan pemula" ucap hyunjin memulainya
Christ hanya menganggukkan kepalanya, perlahan tangannya diraih hyunjin dan ia naik ke papan skateboard dan mulai mendorongnya dengan satu kaki menampakkan di tanah
"Ya seperti itu christ! Kau hebat" puji hyunjin
"Aku memang hebat" ucap christ menoleh sambil tersenyum menang kepada hyunjin
"Christ awas!"
Bruk
Badan christ menabrak pilar di tempat latihan skateboard. Hingga membuatnya jatuh terduduk.
"Ah sialan. Siapa yang menaruh pilar disini. Ck!" Ucapnya berdiri sambil marah-marah pada pilar yang tidak bisa bicara itu
Hyunjin tertawa keras di tempat latihan yang sepi itu. Sungguh christ yang salah malah menyalahkan pilar yang memang ada sejak dua tahun lalu disana.
Christ tersenyum saat melihat hyunjin tertawa dengan bahagia, hatinya teduh saat melihat hyunjin dengan wajah yang lucu saat tertawa.
Hyunjin perlahan melihat christ saat ia tertawa, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang lagi ketika pemuda pirang itu tersenyum kearahnya. Tawanya seketika renyah dan samar terdengar. Ia salah tingkah dan memalingkan wajahnya.
Christ hanya terkekeh melihatnya. Entahlah ia selalu merasa nyaman didekat hyunjin.
"Ayo ajari aku lagi" kata christ menarik tangan hyunjin
"B-baiklah" hyunjin menurut walupun dirinya gugup
Hyunjin menunjukan beberapa gerakan pemula dan christ mulai mempraktekannya. Christ sepertinya tipe orang yang mudah mengerti.
Kini hyunjin mencoba mengajarkan christ bagaimana cara menelusuri tempat latihan yang seperti mangkuk ini mengitarinya dengan rendah saja.
Christ hanya memperhatikan sambil berdiri dimana hyunjin akan berhenti.
"Nah sikap awalmu sama saja seperti yang ku ajari pertama" ucap hyunjin sambil mendorong papan skateboard nya lalu ia naik ke julangan dan menelusuri mangkuk raksasa tempat latihan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY |chanjin|
FanfictionTHE WAY|chanjin| COMPLETED Ketika Christ dan Hyunjin merasa kenyamanan, namun salah satu dari mereka harus menerima sebuah keputusan yang membuat mereka terpisah. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Bagaimana perjalanan hidup Christ dan Hyunjin? In...