11- broken heart

963 127 4
                                    

Pagi ini hyunjin terisak dengan menangis hebat di dekapan bantalnya. Layaknya sungai, air matanya tak berhenti mengalir. Ia benci semua yang terjadi padanya. Ia benci.

Sangat membencinya tapi apa yang harus ia lakukan. Ini memang harus dilakukan. Ia sudah beribu kali menolak tapi tetap saja nyawa ibunya dan dirinya bisa saja terancam.

Hatinya sakit,ketika merasa jatuh cinta kepada orang yang ia cintai namun harus terhalang. Apa yang harus ia katakan untuk saat ini?

Sebenarnya ibu hyunjin menangis di luar pintu kamar hyunjin, ia tak ingin putranya tertekan tapi seorang miliarder itu memilih menikahkan putranya dengan hyunjin agar hutang keluarga hyunjin terlunasi.

Hyunjin benci semua ini. Jalan hidupnya yang berbeda dari pikirannya. Ia tak menyangka akan berjodoh dengan seorang putera miliarder itu. Ia mencintai christ apa adanya.

Apapun yang dimiliki pemuda berambut pirang itu dengan tak pernah menyombongkan dirinya. Ia nyaman didekat christ bahkan ia sejujurnya ingin berharap banyak jika jodohnya adalah christ.

"yang benar kau ini?!" Pekik felix tak percaya

"Untuk apa aku berbohong padamu" ucap hyuniin lirih masih dalam keadaan menangis

"Hyunjin..aku dan jeongin memang tak suka keadaanmu yang seperti ini. Tapi setidaknya kau bisa memiliki kebahagian saat bersamanya. Ingat takdir tidak bisa kau ubah tapi nasibmu ada di tanganmu sendiri" tutur felix panjang lebar

"Jangan bersedih hyunjin. Kau pasti bisa melewatinya"

"Jeongin benar hyunjin..aku tau ini berat tapi aku yakin kau pasti bisa melepaskan christ dan menerima pria itu menjadi suamimu"

Hyunjin tak berkata, ia masih memeluk kedua temannya menangis di dekapan mereka. Ia tidak bisa melakukan apapun.

Begitu juga felix dan jeongin mereka hanya bisa menguatkan hyunjin memberinya banyak dorongan positif.

•••

Selama seminggu hyunjin menjauhi christ. Hyunjin tau ini sakit, tapi ia harus melakukan ini agar christ berhenti mendekatinya.

Ia akan terus mencoba menjauhi pria yang ia cintai itu. Walau hatinya berkata tidak, pria itu bahkan semakin mendekati hyunjin ingin tau alasan dibalik hyunjin yang selalu menjauhinya.

Ia juga tak ingin christ tau tentang pernikahannya yang dilaksanakan besok. Hatinya selalu menangis setiap ia lihat christ menatapnya kecewa.

Christ berniat untuk memberi hyunjin buku yang sudah ia beli kemarin untuk hyunjin. Ia ingat saat hyunjin menceritakan tentang dirinya yang begitu suka membaca novel. Ia menghampiri hyunjin yang sedang asik duduk bersama seorang laki-laki yang ia kenal yaitu Felix.

"Hyunjin..ini untukmu, kemarin aku tidak sengaja lewat toko buku. Kau bilang kau suka dengan novel ini?" Kata christ sambil menyodorkan buku novel itu dengan senyumnya

Hyunjin menatap christ acuh, sejujurnya ia tidak tega dengan perlakuannya pada christ tapi tak ada cara lain. Semakin ia dekat dengan christ sebenarnya ia semakin tidak bisa meninggalkan pemuda itu. Melawan segala penolakan hatinya yang menggebu rindu untuk memeluk christ

"Ada apa? Kau tidak senang?"

"Buang saja. Lagipula aku bisa membelinya sendiri dan kau tidak perlu repot-repot membelinya untukku. Aku masih punya uang untuk membelinya" ujar hyunjin dingin

Christ memandang hyunjin kecewa, ucapan hyunjin begitu mengenai hati kecilnya. Ia tidak bermaksud begitu. Ia memang tulus membelinya untuk hyunjin.

Felix yang ada disana hanya diam menatap iba pada christ dengan lirih. Ia bisa merasakan apa yang christ rasakan saat ini.

"Ayo kita pergi dari sini. Aku muak jika terus diikuti" ucap hyunjin sinis pada christ didepannya

"Maafkan aku christ.."

Hanya itu yang bisa hyunjin katakan dalam hatinya saat ia berlalu merangkul felix untuk pergi meninggalkan christ sendirian disana.

"Hyunjin,jangan berlebihan seperti itu. Apa kau tidak merasakan sakit saat kau menolak pemberian christ dengan cara seperti itu" ujar felix menatap hyunjin

"Tapi felix, cuma cara ini yang aku punya agar dia menjauh dariku. Aku hanya tidak ingin dia semakin menderita karna ku" ucap hyunjin putus asa

Felix hanya menghela nafas gusar. Ia tidak tau apa yang harus ia katakan. Kalut, bagai langit biru yang cerah telat tertutup awan hitam tebal. Ia hanya menepuk pundak hyunjin perlahan lalu memeluknya.

THE WAY |chanjin|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang