Christ hanya mengangguk mengerti, namun saat putaran ke dua hyunjin kehilangan keseimbangan dan ia terjatuh menubruk christ hingga badan pemuda pirang itu menyentuh tanah yang keras
Hyunjin membelalakan matanya ketika ia sadar bibirnya menyentuh bibir christ. Mata keduanya bertemu, nafas keduanya saling menyapa kulit wajah mereka.
Hyunjin bisa merasakan dada dibawahnya bergemuruh, ia juga merasakan hal yang sama. Ia segera bangun tanpa menolong christ. Ia terlalu malu atas kejadian ini.
Keduanya terdiam, dan saling membelakangi. Hyunjin yang sibuk mengambil nafas dan tak percaya apa yang terjadi tadi sambil menyentuh bibirnya. Sedangkan christ menyentuh dadanya, yang tak bisa diam dari tadi.
Walau punggungnya sakit tapi itu tak terasa dahsyat ketimbang sentuhan bibir milik hyunjin kepada bibirnya.
"Maaf.." ucap christ dahulu membuat hyunjin yang dibelakangnya tersentak kaget
"Aku yang salah, aku minta maaf" ucap hyunjin tidak membalik badannya ia malu bertatap muka dengan christ
Christ membalikan badannya, ia menghampiri hyunjin namun ketika pemuda berambut pirang itu didepannya hyunjin membelakanginya.
"Hyunjin.."
Hyunjin balik terus membelakangi christ, ia masih malu. Bahkan tak berani menatap pemuda berambut pirang itu.
"Hyunjin kau marah padaku?" Tanya christ saat ia dibelakangi ia menengok kesamping dan hyunjin secepatnya menyerong
"T-tidak. Kau pergi saja" ucap hyunjin grogi
Selepas mengatakan itu hyunjin melirik sekitarnya, astaga ia malah mengusir christ. Kemana orang itu? Hyunjin melangkah melihat sekitar tempat latihan namun tidak ada.
"Hah..bagaimana ini, maafkan aku christ" ucapnya sendiri lalu duduk menyandarkan dirinya di dinding cekung tempat latihan itu.
"Ini untukmu"
"Astaga christ! Kau mengangetkanku" pekik hyunjin kesal
Christ hanya tertawa mendengarnya lalu menyodorkan sebuah air mineral untuk hyunjin dan hyunjin mau menerimanya
"Aku pikir kau-"
"Tidak ingin aku pergi ya?" Christ memotong ucapan hyunjin
"Bukan begitu, aku pikir kau dibekap oleh orang lain" kata hyunjin datar
"Orang sepertiku diculik?"
"Mungkin saja kan?" Ucap hyunjin acuh
"Sudahlah, minum airmu.." kata christ sambil terkekeh pelan
"Terimakasih" ucap hyunjin tersenyum
"Jadi sudah berapa lama kau bermain skateboard?" Tanya christ menatap hyunjin
"Sejak aku duduk dibangku sekolah menengah atas" jawab hyunjin
"Cukup lama,apa bandingnya dengan aku yang seorang pemula" kata christ terkekeh pelan
Hyunjin tersenyum, christ itu orang yang unik rupanya.
"Jangan menyerah christ, aku juga pernah sepertimu" ucap hyunjin menatap christ
Christ hanya tersenyum lalu mengajak hyunjin pulang kerumah hyunjin. Sepedanya masih tertinggal disana. Ia juga tidak tega meninggalkan hyunjin sendirian walau hyunjin sudah biasa sepertinya.
"Kau tau hyunjin tiap aku berada didekatmu hatiku selalu berkata jika kau pantas ada didalamnya" batin christ sambil melirik hyunjin yang berjalan disampingnya dengan menunduk layaknya mengulas senyum
"Hari ini kau benar membuat hatiku tersenyum christ" bati hyunjin sambil menatap langkah kakinya dengan senyum samar
•
"Besok ajari aku lagi ya. Kau guru yang baik" ucap christ mengembalikan papan skateboard milik hyunjin
"Tentu" hyunjin tersenyum manis
"Aku harus pulang, jaga dirimu baik-baik" kata christ menepuk pundak hyunjin pelan
"Hati-hati christ!" teriak hyunjin sambil melambaikan tangannya
Christ pun mengangguk sambil tersenyum. Hyunjin menatap kepergian christ dengan mengayuh sepedanya itu. Ia masuk kedalam rumahnya sambil berseri-seri.
Merebahkan dirinya di tempat tidurnya yang nyaman. Mengingat kembali moment tadi sore yang ia lakukan bersama christ. Rasanya seperti mimpi. Bodohnya hyunjin menampar pipinya berkali-kali.
"Ini bukan mimpi.." ucapnya tak percaya
"Oh ibu apa yang terjadi padaku" lanjutnya menggumam
Ia pun menulis di sebuah note berwarna kuning.
|jangan lupakan untuk latihan sepulang kampus nanti|- Hwang Hyunjin
Hyunjin menaruh note itu didalam tasnya dan ia tersenyum sambil masuk kedalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY |chanjin|
FanfictionTHE WAY|chanjin| COMPLETED Ketika Christ dan Hyunjin merasa kenyamanan, namun salah satu dari mereka harus menerima sebuah keputusan yang membuat mereka terpisah. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Bagaimana perjalanan hidup Christ dan Hyunjin? In...