Hari ini adalah hari dimana hyunjin ingin mengajak christ dan woojin berunding untuk membuat apa saat lomba pada pameran ulang tahun kampusnya.
Dan mereka sepakat membuat mesin pembuat kopi. Bukan mereka hanya woojin dan hyunjin sedangkan christ hanya mengikuti saja. Mereka memulai proyek itu dengan hati-hati.
Terkadang woojin dibuat tertawa karena christ yang tak mengerti bagaimana cara merakit berbagai alat yang rumit kedalam mesin itu.
"Eh christ bukan disana,putar bautnya baru akan kuat" ucap woojin
"Oh begitu kah?" Kata christ kikuk lalu mencobanya. ia tersenyum ketika yang diucapkan woojin ada benarnya
"Wah kau jenius woojin" christ memuji woojin sambil menampar pelan lengan woojin
"Itu hanya kau saja yang norak" ucap woojin datar
Christ hanya terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya canggung. Hyunjin yang melihat itu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
Hyunjin mengangkat benda besi yang berat itu untuk ia bongkar dan christ membantunya. Tak sengaja tangan christ malah menyentuh tangan hyunjin keduanya bertatap lalu sama-sama tersenyum. Hyunjin hanya berharap jika Christ secepat mungkin menyatakan perasaanya, ia bukannya egois untuk memiliki christ. Tapi menyiakan pemuda sepertinya adalah hal bodoh
•
Selama berminggu menyelesaikannya. Itu membuat mereka bernafas lega. Mesin kopi itu tampak berhasil. Hyunjin, Christ dan Woojin saling bertos dan tersenyum senang.
Hingga tiba hari dimana pergelaran itu dibuka. Hyunjin tersenyum saat mesin kopinya itu bekerja dengan mulus. Christ ikut tersenyum disebelah hyunjin.
Ketika pergelaran itu segera ditutup, pengumuman pemenang itu mencapai tingkat tegangnya.
"Tenanglah semua akan baik-baik saja" ucap felix menyakinkan
Hyunjin hanya mengangguk. Mesin kopinya itu mendapat juara ke dua, ia tak patah semangat karna mesin kopi itu jadi yang terbaik dari yang lain walau hanya sebuah mesin kopi yg dirakit dengan manual
Ia bahagia, ia berterimakasih pada woojin yang ada di ruang teknologi dan christ juga disana.
"Christ, woojin jangan menyerah karna mesin kopi kita tak jadi juara yang pertama.. tapi usaha kalian membuatku semangat" ujar hyunjin sumringah
"Kami tak apa hyunjin. Asal kita bertiga bisa membuat mesin kopi itu jadi yang terbanggakan" ujar woojin ikut tersenyum dan mendapat anggukan oleh christ
Hyunjin pun mengangguk sambil tersenyum, ia memeluk woojin dan christ bergantian.
"Kalau begitu aku pergi ke kelas dulu ya" ucap woojin meninggalkan hyunjin dengan christ
Christ juga ingin kekelas sepertinya , teman-temannya mencarinya karna sejak tadi ia dan woojin asik mengobrol disini.
"Oh christ tunggu" panggil hyunjin
"Iya?" Christ memberhentikan langkahnya melihat hyunjin menghampirinya dan...
Cup
Christ mematung ditempat saat bibirnya dicium oleh hyunjin dengan polosnya. Ia tak menyadari itu. Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya tercekat bahkan matanya hanya mengerjap beberapa kali.
Hyunjin tersenyum dengan pipi bersemu lalu keluar dari ruang tekno dengan berlari. Ia tidak ingin wajah merahnya dilihat oleh christ.
Christ tersenyum sambil menyentuh bibirnya. Bibir hyunjin begitu lembut, walaupun ini bukan pertama kali bibir mereka menempel. Tapi itu cukup membuat christ semakin jatuh cinta pada hyunjin. Apa itu ucapan terimakasih dari hyunjin untuknya? Sepertinya bibir hyunjin yang memenangkan hatinya..
•••
Setelah lama berlalu kejadian itu hyunjin dan christ perlahan semakin dekat, mereka mulai membagi setiap cerita apapun itu. Dan mereka menikmatinya setiap lantunan cerita yang mereka ucapkan.
Mereka masih menyukai kedekatan ini masih merasa nyaman dengan hubungan ini. Dan satupun dari mereka belum mengatakan memiliki perasaan yang istimewa.
"Ada apa dengannya? Dia seperti orang gila yang terus tersenyum" kata jeongin bingung
"Aku tau ada apa dengannya" jemari felix terjentik ia pun menghampiri hyunjin
"hey sipit!, kau sedang jatuh cinta dengan christ bukan?"
"Felix! Kau mengangetkanku saja" ucap hyunjin mengelus dadanya. Selalu saja tak felix ,jeongin pun sama membuat jantungnya terlempar ke Amerika
"Eh..jawab dulu pertanyaanku" goda felix
Hyunjin hanya terdiam ia mengulas senyum seketika wajahnya merah
"Ah dengan christ ya? Dia itu teman baikku" ucap felix yang menyadari perubahan wajah hyunjin
"Yang benar?" Tanya hyunjin tak percaya
"Ya,dan sepertinya dia juga memiliki perasaan yang sama terhadapmu" ujar felix dan jeongin tersenyum menahan tawa
Hyunjin merona kembali dan mendapat tawaan dari temannya
"Oh hyunjin kau lucu sekali dengan wajah merah itu" goda jeongin gemas
"Jeonginn! Jangan katakan itu" hyunjin kesal sekaligus malu
Jeongin dan felix hanya tertawa mendengarnya. Ia bahkan tak bisa menyembunyikan wajah merahnya kali ini. Benarkah yang dikatakan felix tentang christ? Mungkin saja benar..
Ia bahagia mendengar itu, mungkin tak kan ada rasa kesendirian lagi setelah tau itu. Ia jadi mengingat segala perlakuan christ yang membuatnya jatuh cinta pada pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY |chanjin|
FanfictionTHE WAY|chanjin| COMPLETED Ketika Christ dan Hyunjin merasa kenyamanan, namun salah satu dari mereka harus menerima sebuah keputusan yang membuat mereka terpisah. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Bagaimana perjalanan hidup Christ dan Hyunjin? In...