Hyunjin dan beberapa anak kelas lain berdiri di lapangan.Menunggu pengumuman yang akan diumumkan anggota yang bergabung dalam lomba untuk menyemarakkan pergelaran ulang tahun kampusnya yang tempo hari sempat dibicarakan dengan felix maupun jeongin.
Hyunjin melirik ke arah kanan barisan, ia terkejut melihat christ disana. Ia sempat tertawa kecil bukankah christ tak terlalu suka bidang mesin? Bahkan memperbaiki bannya saja ia masih bingung. Hyunjin tidak meremehkan ia hanya terkejut.
Sadar akan diperhatikan christ menoleh ke samping kiri walau barisannya agak jauh dan terhalang 3 orang untuk melihat hyunjin tak apa.
Ia tersenyum dan hyunjin merasa ketahuan menatapi pemuda berambut pirang itu. Ia hanya tersenyum canggung dan kembali menatap ke depan.
"Hai hyunjin" sapa seseorang
Sontak hyunjin menoleh ke kanan lagi dan ia terkejut, christ ada disampingnya sekarang. Entah bagaimana cara orang ini dengan kilat bisa berdiri disampingnya.
Christ hanya terkekeh saat melihat ekspresi hyunjin yang begitu terkejut.
"Christopher Bang? Where are you?"
"Iam here Sir" ucap christ menunjuk tangannya
"Your member group with Kim Woojin and...Hwang Hyunjin" ucap pembina lomba itu
"Yes!" Teriak christ bangga sambil mengepal kedua tangannya
"Hyunjin kita satu kelompok! Kau dengar itu kan" ucapnya menggoyangkan bahu hyunjin pelan
Hyunjin ingin tertawa saja melihat wajah christ yang berteriak girang bisa satu kelompok dengannya. Hyunjin hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil tertawa kecil.
•
"Untukmu" Ucap christ sambil menyodorkan sebuah gelato
Hyunjin mengerinyitkan dahinya untuk apa dia diberikan gelato mahal seperti ini? Dia kan tidak begitu menginginkannya. Walau ia suka.
Christ tersenyum, ia menyendokkan gelato vanila itu kedalam mulut hyunjin, dan ajaibnya hyunjin mau saja matanya tak lepas dari wajah christ.
Christ kembali terkekeh gemas, ia pun tersenyum dan hyunjin hanya tersenyum malu. Ibu jari nya terulur mengusap pelan ujung bibir hyunjin yang terkena noda gelato rasa vanilla itu.
Hyunjin mematung,ia benar-benar tersentuh dari perlakuan christ yang begitu perhatian padanya.
"Terimakasih" ucap hyunjin tersenyum
Christ mengangguk sambil tersenyum. Tiada henti tanpa tersenyum pada orang disampingnya yang selalu membuat jantungnya berdegup.
•••
Hyunjin sampai dirumah dan ia tersenyum gembira di dalam kamarnya. Wajah christ terbayang dipikirannya.
Hatinya selalu berdegup ketika bertemu pemuda berambut pirang itu. Setiap perlakuan manisnya membuat hyunjin salah tingkah. Apa ia jatuh cinta pada christ?
"Aku memikirkan apasih?!" Ucap hyunjin kesal
"Ah tapi kalau dipikir-pikir christ itu tampan" sambungnya lagi sambil merebahkan diri di tempat tidurnya lalu ia tersadar apa yang ia ucapkan tadi, ia hanya bisa mengusak rambutnya kasar namun senyum itu selalu tampil di wajahnya
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya menyapanya
"Hyunjin.."
"Oh ibu? Ada apa?" Ucap hyunjin beranjak dari ranjangnya
"Kau mau beli sesuatu ke sumpermarket, belilah minyak goreng dan beberapa telur" ucap ibu hyunjin
"Tentu saja,lagipula aku tidak ada pekerjaan"
"Baiklah ini uangnya. Hati-hati ya" ucap ibu hyunjin mengelus puncak kepala hyunjin
"Okay" kata hyunjin dan segera bersiap
Hyunjin memakai topi putihnya,lalu menjatuhkan papan skateboardnya ke jalanan aspal dan mendorongnya untuk melaju. Ia menyapa beberapa tetangganya yang kebetulan juga menyapanya.
Sampai disupermarket ia melihat christ? Ia tersenyum ketika christ sedang membantu seorang perempuan tua yang kesusahan membawa barang berat.
"Ternyata dia rajin juga" ucap hyunjin tersenyum
Hyunjin pun masuk ke supermarket dan membeli apa yang dipesan ibunya. Setelah itu ia menghampiri christ yang masih mengangkat beberapa paket besar kedalam sebuah mobil dimana perempuan yang berambut putih itu berdiri.
"Christ, perlu bantuan?" Tanya hyunjin menawarkan
"Oh hyunjin, tidak perlu dan sedang kapan kau disini?" Tanya christ yang menatap hyunjin sekilas
Ia kembali mengangkat paket berat itu kedalam bagasi milik perempuan tua itu dengan bantuan supirnya juga. Tapi rasanya christ lebih banyak membantu.
"Apalagi selain berbelanja.." ucap hyunjin
Christ belum menanggapi ucapan hyunjin ia menutup bagasi mobil perempuan tua itu lalu tersenyum
"Sudah selesai nyonya" kata christ sambil menghapus keringat di pelipisnya. Wanita tua itu menghampiri christ dengan senyuman di wajah berkerutnya
"Terimakasih tampan"
Cup
Christ membeku, lalu tersenyum kecut. Ia baru saja mendapat ciuman dari seorang nenek-nenek.
Hyunjin cekikan saat melihat kejadian itu. Wanita tua itu hanya tersenyum"Ini untukmu" ucap wanita tua itu memberi dua lembar uang
"Ah tidak perlu nyonya. Aku iklas" kata christ menolak halus pemberian nyonya tua itu
"Kau banyak membantuku hari ini nak,terimalah juga sebagai ucapan terimakasih ku" ucapnya memohon
"B-baiklah...terimakasih nyonya" ucap christ canggung menerima dua lembar uang itu
Wanita tua itu mengangguk lalu naik kedalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WAY |chanjin|
Fiksi PenggemarTHE WAY|chanjin| COMPLETED Ketika Christ dan Hyunjin merasa kenyamanan, namun salah satu dari mereka harus menerima sebuah keputusan yang membuat mereka terpisah. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Bagaimana perjalanan hidup Christ dan Hyunjin? In...