Jeon Jungkook tidak se-sialan permainannya ternyata. Dia setuju untuk bersenggama di tempatku meski tempatnya lebih dekat dari tempat perayaan tim kami semalam, dia meminta maaf karena membuatku marah, dia tidak langsung tidur melainkan menyodorkanku snack karena dia pikir seks menguras banyak tenaga, dan dia bersedia menjadi supir jadi-jadianku pukul jam lima pagi ini ke rumah sakit.
Spekulasi kepalaku tiba-tiba muncul; oke, ini pasti karena aku curiga karena aku sebentar lagi akan punya keponakan (tapi aku benar-benar lupa, nyaris tidak ingat apa-apa).
"Julie, tenanglah, kau akan melukai dirimu sendiri kalau jalan cepat-cepat seperti itu." Jungkook mengomel, tangannya menahan pergelangan tanganku namun aku tidak menolak, hanya mengeluarkan nafas dalam-dalam dan menggeram sebelum berujar kepadanya,
"Sialan kau, Jeon Jungkook," aku meringis sedangkan ia sudah menaruh tangannya di pinggangku agar aku tidak menjatuhkan diri ke lantai karena sakit yang menyiksa di bawah sana. "Setelah ini jangan menghubungi aku lagi, aku membencimu."
Dia terkekeh, tetap melanjutkan membantuku untuk berjalan dan saat kami sudah berada di ruang tunggu persalinan, aku lihat satu figur familiar itu. Perasaan di dadaku membuncah entah karena apa, meski ia terlihat sangat berantakan dengan piyamanya, aku cuma merasa senang. Senang saat dia melihatku dengan mata sayunya kemudian memintaku untuk merengkuhnya ke sebuah dekapan. Senang dibutuhkan kembali oleh Hoseok, mungkin.
Aku berbisik, setengah tertawa, "In which level are you now?"
"The highest-est level."
"Be a dad is something fucked up?"
"No," Hoseok membalas pelan, "Starting looking at other than you is something fucked up."
KAMU SEDANG MEMBACA
hey jules
Fanfiction○○ COMPLETED ○○ "hey jules, i fucked up." "in which level are you now?" julie tidak pernah terlalu penasaran sampai kapan hoseok akan terus menggeretnya ke dalam masalah yang punya level berkontinyu, buat apa, ia mengantongi isu yang lebih besar. ■ ...