0.0.Queenza Ralexa

439 103 86
                                    

Keadaan yang mengajarkan ku untuk kuat
Namun terkadang keadaan jugalah
Yang memberi ruang 'tuk rapuh

_Queenza Ralexsa_

-----------------------------------------------------------------

Alexa memasuki gerbang dengan langkah pelan seraya mendongakkan kepala penuh keangkuhan.  Dibahunya tersampir sebuah tas punggung sedang berwarna merah maron kesayangannya. 

Jika saja seruan lantang seseorang dari arah belakangnya tidak mengusik telinganya, mungkin sekarang dirinya sudah berada di tempat yang diinginkanya, bukan malah berdiri diatas tatanan paving block sambil menunggu seseorang itu menghampirinya.

"Kamu ga denger saya teriak manggil nama kamu!?" Semprot Ibu Retno. Guru BK yang kebetulan sedang piket di gerbang hari ini.

Alexa melepas earphone-nya lalu memutar tubuhnya kesamping, dimana Guru BK bertubuh gempal itu berada.

"Denger buk!" Jawabnya malas

Mendengar itu, Ibu Retno langsung naik pitam. Dengan mata melotot,Guru itu berseru "kalo kamu denger kenapa tetap berjalan seolah tidak mendengar seruan saya!?"

"Lah terus ini saya ngapain buk, kalo bukan berenti!" Alexa ikut menaikkan volume suaranya, ikut tersulut dengan Guru yang sepertinya punya dendam pribadi dengannya.

"Kamu yah kalo di bilangin, selalu saja membantah dan juga Kamu tau sekarang ini jam berapa? Kamu pikir ini sekolah milik nenek moyang kamu, seenaknya mau datang jam berapa!!" Omel Bu Retno, sekarang dengan posisi berkacak pinggang.

"Itu juga mobil kamu, kenapa diparkirin di depan gerbang, hah?!!" Lanjut Guru yang sudah berumur kepala empat itu.

"Ibu liat gerbang yang kebuka itu?" Bu Retno mengikuti jari lentik Alexa yang mengarah pada gerbang yang terbuka setengah "Cuma sebesar badan ibu doang, mobil saya ga muat jadi saya parkir di situ, dan lagi saya udah tau kalo saya telat,jadi bye ibuk" Alexa berlari menjauh sambil tersenyum miring ke arah Bu Retno yang melotot ke arahnya

"Mau kemana kamu QUENZA RALEXA!! Kembali, itu mobil kamu gimana!!" Teriak bu Retno tapi tidak ada tanda-tanda Alexa akan kembali "dasar anak bandel." Lirihnya

***

Berjalan melewati lorong-lorong kelas 10, Alexa hanya perlu naik tangga hingga 2 kali untuk sampai di kelasnya. Ketukan sepatunya terdengar jelas, wajar saja jam pembelajaran sudah di mulai, terlihat dari pintu-pintu kelas yang tertutup rapat dan lorong yang sepi pertanda bahwa proses belajar mengajar telah di mulai.

Berhasil sampai di lorong kelasnya, bukannya masuk ke kelas dan meminta maaf karena terlambat, lalu mengikuti pembelajaran seperti siswa yang lain. Alexa malah berbelok ke kiri, menaiki tangga yang terletak di dalam gudang, tepat di sudut utara sekolahnya.

Sampai di atas, rooftop. Hembusan angin menyapa dirinya, menerbangkan rambut dan rok pendeknya. Alexa suka ini.

Berjalan ke arah sudut yang teduh, membaringkan tubuhnya di kursi kayu dengan berbantalkan tas yang dibawanya tadi yang isinya hanya beberapa buah buku kosong.

Tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya, menghalau dari cahaya yang dapat mengusik ketenangannya. Sedangkan tangan kirinya yang terdapat banyak pernak pernik ia letakkan di atas perutnya, entah apa fungsinya tapi setidaknya itu membuatnya merasa nyaman.

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang