0.1.Galaksi Albert

215 100 93
                                    

Galaksi tidak bisa berhenti mengetuk ngetukkan pulpen yang ada ditangannya ke meja, menyalurkan rasa khawatirnya saat seseorang yang sudah sedari tadi ditunggunya tidak memasuki kelas hingga jam terakhir pembelajaran hampir selesai.

Sebenarnya galaksi bisa mencari orang itu saat jam istirahat, jika saja saat itu ia tidak melakukan rapat yang menyita waktu penuh jam istirahatnya.

Galaksi sudah tidak bisa menghitung berapa kali ia menelepon orang itu tapi hasilnya tetap sama saja, suara operator.

Tidak bisa menahan lebih lama lagi rasa khawatirnya, galaksi segera membereskan alat tulisnya lalu meninggalkan kelas bersamaan dengan bel pulang yang baru saja berbunyi.

Mengabaikan tatapan heran dari teman kelasnya dan guru biologi yang sedang bertugas dikelasnya, galaksi tetap melangkah cepat kearah gudang. Tempat yang sering orang itu kunjungi.

Namun galaksi harus menghela nafas kecewa saat tidak menemukan seorang pun disana, hanya sebuah kursi kayu tua. Galaksi berbalik dan memilih mencari setiap sudut sekolah namun tidak kunjung menemukan orang yang sedang dicarinya.

"Helen!"

Galaksi menyerukan nama yang baru saja muncul tidak jauh dari hadapannya, terlihat baru saja keluar dari ruangan Dance

"Eh Galaksi, gue kira siapa yang manggil tadi." Sapa Helen saat Galaksi sudah berada di hadapannya

"Liat Alexa ga?" Tanya Galaksi to the point, nafasnya masih tidak beraturan, terlihat sangat lelah

"Engga, seharian ini Alexa engga ikut latihan." Jawab Helen "emang dia kemana?"

"Ga tau, gue juga lagi nyariin"

"Apa dia ga dateng sekolah yah?"

Galaksi menepuk keningnya, ia lupa tentang itu. jika benar Alexa tidak datang ke sekolah. Sampai kapanpun dia tidak akan menemukan gadis itu di sini.

"Iya juga ya" Kekeh Galaksi

Helen tertawa mendengar tanggapan cowok yang terkenal famous di sekolahnya, selain karena jabatannya sebagai ketua OSIS dan kepintarannya Galaksi juga terkenal karena sikap ramah dan sopan santunnya, serta cara dia menghargai seseorang.

Tidak jarang pula banyak siswi yang salah mengartikan sikap Galaksi dan malah menaruh hati pada cowok itu. Helen pernah berada di posisi itu, menyukai Galaksi karena sikap cowok itu.

"Ya udah gue balik dulu ya, sorry malah ganggu waktu lo tadi." Ucap Galaksi

"Santai kek sama siapa aja sih Gal."

Galaksi tersenyum ramah lalu berbelok ke arah parkiran, bersiap pulang. Tapi keberadaan mobil merah maroon yang masih terparkir di tempat parkir membuat Galaksi segera berlari kearah satpam.

"Permisi pak Dadang." Sapanya ramah pada lelaki berumur sesampai di pos satpam

"Eh, Nak Galaksi, ada apa nak?"

"Itu mobil Alexa kan, Pak?" Tunjuk nya pada mobil merah maroon

"Iya Nak, tapi bapak yang parkirin di sana, soalnya nak Alexa sudah datang terlambat malah parkirin mobilnya di  depan gerbang, untung kuncinya ada di dalem mobil" Pak Dadang menjawab dengan jelas, ia cukup kenal dengan Alexa karena seringnya gadis itu terlambat "tadi sempat kena marah ibu Retno juga, tapi nak Alexa malah kabur, saya kira dia mau masuk kelas."

"Engga, pak, yasudah  terimakasih saya mau cari Alexa dulu"

Galaksi kembali masuk kesekolah, kembali menyusuri tiap lorong-lorong, memeriksa setiap ruangan.

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang